Elizabeth Cady Stanton

Elizabeth Cady Stanton adalah salah satu tokoh gerakan perempuan yang muncul di Amerika Serikat yang giat berjuang untuk kaum perempuan pada akhir abad ke-19.[1] Cita-cita Stanton adalah agar perempuan bisa mencapai kesetaraan posisi dengan kaum laki-laki baik itu di dalam gereja maupun di masyarakat.[1] Cita-citanya tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinannya dalam melihat bahwa masyarakat, gereja dan ilmu teologi selalu menjadi milik kaum laki-laki.[1] Stanton menerbitkan karya tulis yang berjudul The Women’s Bible.[1][2] Isinya adalah tafsiran-tafsiran Stanton terhadap ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan perempuan.[1] Bagi Elizabeth Stanton, Alkitab tidak bisa ditolak dan diterima sepenuhnya karena ajaran-ajarannya bisa dipahami berbeda oleh masing-masing orang.[2] Lebih lanjut menurut Stanton, perempuan harus memakai akalnya dan tidak menerima begitu saja ayat-ayat Alkitab yang merendahkan peranannya sebagai perempuan.[1] Misalnya dalam 1 Tim 2:14 disebutkan tentang Hawa yang tergoda dan jatuh dalam dosa.[1] Stanton mendorong kaum perempuan agar mengambil bagian dalam pendidikan teologi serta memegang peranan dalam kepemimpinan gereja dan masyarakat.[1] Namun, perjuangan Stanton masih terbatas pada pembebasan bagi perempuan-perempuan yang berkulit putih.[1] Sementara itu, pembebasan bagi perempuan kulit hitam masih belum mendapatkan perhatiannya.[1]

Elizabeth Cady Stanton (duduk) bersama Susan B. Anthony

Karya tulis sunting

The Women's Bible sunting

Elizabeth menerbitkan bukunya yang berjudul The Women's Bible pada tahun 1895. Buku ini merupakan hasil kajian yang dilakukannya terhadap Alkitab. Hasil kesimpulan yang diberikannya yaitu bahwa Alkitab mengandung ajaran yang menghinakan perempuan. Ia juga menjelaskan bahwa ajaran tersebut yang kemudian menjadi landasan bagi pemikiran Kristen terhadap perempuan. Elizabeth kemudian menjelaskan di dalam bukunya bahwa Alkitab hanya berisi sejarah dan mitologi yang ditulis oleh kaum laki-laki, sehingga isinya bukanlah firman Tuhan. Ia kemudian menyatakan bahwa mengikuti ajaran Alkitab bukanlah kewajiban moral bagi kaum perempuan. The Women's Bible menjadi salah satu karya yang dianggap sebagai karya setan oleh para pemuka agama Kristen.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j {id} B.F Drewes, Julianus Mojau. 2006. Apa itu Teologi. Jakarta:BPK Gunung Mulia. hlm. 56-57.
  2. ^ a b Philip J.Wogaman. 1993. Christian Ethics: a historical introduction . London: SPCK. Hal. 189.
  3. ^ Husaini, Adian (2005). Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler Liberal. Jakarta: Gema Insani. hlm. 16. ISBN 978-602-250-517-4.