Ekspedisi Papua Utara

Ekspedisi Papua Utara (1903) dilakukan di pantai utara Papua yang saat itu belum dikenal untuk mencari lapisan batubara yang dapat dimanfaatkan.

Arthur Wichmann dan anggota ekspedisi.

Ekspedisi Papua Utara diluncurkan oleh Maatschappij ter Bevordering van het Natuurkundig Onderzoek der Nederlandsche Koloniën yang berkantor pusat di Amsterdam dan dipimpin oleh geolog Carl Ernst Arthur Wichmann, sehingga Ekspedisi Papua Utara dikenal pula sebagai Ekspedisi Wichmann. Di samping C.E.A. Wichmann, ada pula tim Belanda yang beranggotakan Hendrikus Albertus Lorentz (yang kelak akan memimpin 2 ekspedisi lain di Papua), dr. Gijsbert van der Sande (dikenal juga dengan catatan antropologis dan etnografisnya), zoolog Lieven Ferdinand de Beaufort serta naturalis dan bekas pedagang bulu cendrawasih J.M. Dumas. Jan Willem van Nouhuys, kapten kapal AL yang memfasilitasi anggota ekspedisi ke Papua, tidaklah secara resmi masuk tim penyelidik, namun sebagai geolog amatir ia ikut serta secara sukarela dalam setiap aktivitas sehingga namanya selalu tercatat sebagai penyelidik.

Menaiki kapal Zeemeeuw, mereka mengeksplorasi pantai utara, khususnya Teluk Cendrawasih dan lebih ke arah timurnya lagi seperti Teluk Humboldt (sekarang Teluk Yos Sudarso) dan Danau Sentani. Rumah yang dibangun di sebuah pulau lepas Teluk Humboldt menjadi basis untuk perjalanan sepanjang pantai, yang selama beberapa hari tertunda karena perjalanan ke pedalaman. Danau Sentani dapat dijelajahi dengan sekoci milik Zeemeeuw yang dibawa ke danau tersebut dengan dipanggul di bahu. Lalu, setelah perjalanan masing-masing, dalam laporannya Arthur Wichmann menulis bahwa mereka mengubah dek kapal ekspedisi menjadi laboratorium darurat yang penuh dengan batu, botol, dan tabung berisi alkohol, dan berbagai benda etnografi yang dikemas dalam kotak.

Ekspedisi tersebut berlangsung selama setengah tahun dan didokumentasikan dengan baik. Hampir setiap anggota ekspedisi memberikan sumbangannya: Lorentz menulis catatannya dengan baik sehingga khayalak tertarik, Van der Sande dengan sekumpulan studi mengenai kebudayaan dan ciri jasmania penduduk Papua, dan L.F. de Beaufort mengenai burung-burung yang dikumpulkan dan disusun sepanjang perjalanan. Setelah kembali, koleksi tersebut disimpan di museum serta lembaga ilmiah di Belanda. Pada tahun 1907, diselenggarakan pameran spesial koleksi etnografi dari ekspedisi tersebut di 's Rijks Ethnographisch Museum (sekarang Museum Volkenkunde), Leiden.

Literatur

sunting
  • De Beaufort LF. 1909. Birds from Dutch New Guinea (Nova Guinea 5, jil. 3). Leiden, hal. 389–421.
  • Lorentz HA. 1905. Eenige maanden onder de Papoea's. Leiden: E.J. Brill.
  • Van der Sande GAJ. 1906. Ethnography and Anthropology (Nova Guinea 3). Leiden.
  • Schmeltz JDE. 1907. Gids voor de tentoonstelling van de ethnographische verzameling der Noord-Nieuw-Guinea-Expeditie 1903. Leiden: S.C. van Doesburgh.
  • Wichmann CEA. 1917. Bericht über eine im Jahre 1903 ausgeführte Reise nach Neu-Guinea. (Nova Guinea 4). Leiden.

Pranala luar

sunting