Einojuhani Rautavaara

komponis Finlandia

Einojuhani Rautavaara (pengucapan bahasa Finlandia[ˈei̯nojuhɑni ˈrɑu̯tɑʋɑːrɑ] simak; 9 Oktober 1928–27 Juli 2016) adalah seorang komponis musik klasik berkebangsaan Finlandia. Di antara komponis Finlandia paling terkenal setelah Jean Sibelius (1865–1957),[1] Rautavaara menulis karya dalam jumlah banyak yang mencakup beragam gaya. Karya-karyanya di antaranya delapan simfoni, sembilan opera, dan dua belas konserto, serta sejumlah karya musik vokal dan kamar. Telah menulis karya awalnya menggunakan teknik serial 12-nada, karya musik akhirnya lebih dideskripsikan sebagai neo-romantis dan mistis. Karya utamanya antara lain konserto piano pertamanya (1969), Cantus Arcticus (1972), dan simfoni ketujuhnya, Angel of Light (1994).

Einojuhani Rautavaara
Rautavaara, c. 2000
Lahir(1928-10-09)9 Oktober 1928
Helsinki, Finlandia
Meninggal27 Juli 2016(2016-07-27) (umur 87)
Helsinki, Finlandia
Karya terkenalKonserto Piano No. 1
Cantus Arcticus
Simfoni No. 7 (Angel of Light)
Daftar komposisi
Suami/istri
Mariaheidi Suovanen
(m. 1959; c. 1984)

Sinikka Koivisto
(m. 1984)
Anak3 (salah satunya Markojuhani)

Kehidupan sunting

Rautavaara lahir di Helsinki pada 1928. Ayahnya, Eino Alfred Rautavaara (né Jernberg; 1876–1939; ia mengganti nama belakangnya pada 1901) merupakan seorang penyanyi opera dan pemimpin nyanyian, dan ibunya, Elsa Katariina Rautavaara (née Teräskeli; nama aslinya Träskelin) (1898–1944) merupakan seorang dokter. Masa kecil awalnya dibentuk dengan keahlian bermusik dari ayahnya, dan dengan dorongan ibunya, Einojuhani mulai mempelajari piano secara informal ketika ia masih muda. Ayahnya wafat ketika Einojuhani berumur 10 tahun, dengan ibunya wafat kurang dari enam tahun kemudian. Ia pergi dan hidup bersama bibinya, Hilja Helena Teräskeli (1893–1958) di kota Turku, tempat ia mulai mengambil pembelajaran piano formal di usia 17 tahun.[2][3][4][5]

 
Rautavaara pada 1950-an

Rautavaara menuntut ilmu di Universitas Helsinki untuk mempelajari piano dan ilmu musik, serta pada akhirnya mempelajari komposisi di Akademi Sibelius di bawah pengajaran Aarre Merikanto pada 1948 hingga 1952. Ia pertama kali menjadi perhatian internasional ketika ia memenangkan Kontes Thor Johnson atas komposisinya A Requiem in Our Time pada 1954, walaupun, menurut Rautavaara, "...benar-benar tidak memiliki pengalaman menulis untuk band alat musik tiup logam dan teknik komposisi yang tidak matang pada saat itu..."[6] Namun demikian, karya tersebut mendorong Jean Sibelius merekomendasikannya beasiswa untuk belajar di Sekolah Juilliard di Kota New York. Di sekolah tersebut, ia diajari oleh Vincent Persichetti, dan ia juga mengambil pelajaran dari Roger Sessions dan Aaron Copland di Tanglewood. Menggambarkan pada saat ia terdaftar di Juiliard, Rautavaara kemudian mengatakan bahwa tinggal di Manhattan, "Mungkin pengalaman paling penting, [dan] mengajarkan lebih banyak kehidupan kepada saya dibandingkan semua guru tersebut mengajarkan musik." Ia kemudian kembali ke Helsinki dan lulus dari Akademi Sibelius pada 1957, dan setelahnya memilih melanjutkan studi lebih lanjut di Swiss pada tahun yang sama, di bawah bimbingan komponis Swiss, Wladimir Vogel. Pada tahun berikutnya, ia pergi ke Köln, Jerman untuk belajar di bawah bimbingan komponis Jerman, Rudolf Petzold.[4][7]

Rautavaara menjadi pengajar tak tetap di Akademi Sibelius pada 1957 hingga 1959, pengarsip musik Orkestra Filharmoni Helsinki pada 1959 hingga 1961, rektor Institut Musik Käpylä di Helsinki pada 1965 hingga 1966, pengajar tetap di Akademi Sibelius pada 1966 hingga 1976, profesor seni (ditunjuk oleh Dewan Seni Finlandia) pada 1971 hingga 1976, serta profesor komposisi di Akademi Sibelius pada 1976 hingga 1990. Beberapa muridnya yang lebih terkenal pada masa ini adalah seorang komponis Finlandia, Kalevi Aho, dan seorang konduktor, Esa-Pekka Salonen.

 
Rautavaara bersama istrinya, Mariaheidi, dan kedua anaknya pada 1961

Ia menikah dengan Heidi Maria "Mariaheidi" Suovanen, seorang aktris, pada 1959. Keduanya memiliki dua orang anak laki-laki (Markojuhani dan Olof) dan seorang anak perempuan (Yrja). Mereka berpisah pada 1982 dan bercerai pada 1984, setelah ia jatuh cinta dengan Sinikka Koivisto yang merupakan adik kelasnya berusia 29 tahun. Pada 1984, ia menikah dengan Sinikka yang kemudian hidup terus dengannya.[4][8]

Rautavaara dianugrahi Penghargaan Negara Finlandia untuk Musik pada 1985.[5]

Setelah diseksi aorta pada Januari 2004, Rautavaara menghabiskan hampir setengah tahun dalam perawatan intensif sebelum pulih dan melanjutkan karyanya. Pemerintah Finlandia memberikan dukungan kuat kepadanya selama waktu tersebut, dan memberi gelar profesor seni, membayarnya hanya untuk membuat komposisi.[1][7] Ia wafat pada 27 Juli 2016 di Helsinki akibat komplikasi operasi pinggul.[1][9]

Musik sunting

Rautavaara merupakan komponis produktif serta menulis dalam berbagai bentuk dan gaya. Karyanya secara luas dapat dibagi ke dalam empat periode: periode "neoklasik" awal pada 1950-an, memperlihatkan hubungan dekat dengan tradisi; tahap avant-garde dan konstruktivis pada 1960-an, ketika ia bereksperimen dengan teknik serial, tetapi ditinggalkan kemudian dalam satu dekade; periode "neo-romantis" pada akhir 1960-an dan 1970-an; serta gaya komposisi "pascamodern" eklektik dengan mencampurkan spektrum luas dari teknik gaya dan genre.[10][11] Label berulang "mistisisme" diberikan kepada karyanya atas pesonanya dengan subjek dan teks metafisis dan religius[1][10][11] (beberapa karyanya memiliki judul yang menyinggung malaikat.[12]). Komposisinya meliputi delapan simfoni, 14 konserto, karya paduan suara (beberapa untuk paduan suara tanpa musik pengiring, seperti Vigilia (1971–1972)), sonata untuk berbagai alat musik, kuartet gesek dan musik kamar lainnya, serta sejumlah opera biografi seperti Vincent (1986–1987, berdasarkan kehidupan Vincent van Gogh), Aleksis Kivi (1995–1996), dan Rasputin (2001–2003).[4]

Proses komposisi sunting

Dalam catatan pertunjukan dari karyanya pada 1999, Autumn Gardens, Rautavaara menulis, "Saya sering membandingkan membuat komposisi dengan berkebun. Dalam kedua proses, seseorang mengamati dan mengontrol pertumbuhan organik alih-alih menyusun atau merakit komponen dan elemen yang ada. Saya juga ingin memikirkan jika komposisi saya lebih seperti 'kebun Inggris', tumbuh secara bebas dan organik, berkebalikan dari kebun yang dipangkas untuk membuat geometri presisi dan hebat."[13] Ia juga menjelaskan bahwa ia pertama akan mengambil instrumentasi dari suatu karya, kemudian musik dapat "tumbuh secara organik" sebagai konsep.[14]

1960-an sunting

 
Komponis Austria, Anton Bruckner, merupakan inspirasi besar bagi Rautavaara pada awal kariernya

Bersama dengan Erik Bergman, Rautavaara merupakan satu dari pionir pembuat komposisi serial di Finlandia pada awal 1950-an, walaupun pada akhirnya ia hanya menyelesaikan beberapa karya serial.[8] Karya terpentingnya pada periode ini adalah Simfoni Ketiga dan Keempat, serta opera Kaivos ("The Mine"), yang hanya diperlihatkan dalam produksi televisi pada 1963,[15] tetapi merupakan sumber material untuk karya orkestra alat musik gesek Canto I (1960) dan Canto II (1961), serta untuk Kuartet Gesek Ketiga (1965).[10] Walaupun karya serialnya dari periode ini membawa romantis dan pasca-ekspresionis secara jelas, secara gaya nadanya lebih mendekati dengan Alban Berg dan Anton Bruckner dibandingkan dengan serialis yang terus terang seperti Pierre Boulez. Rautavaara sendiri merujuk Simfoni Ketiganya sebagai "Simfoni Bruckner".[8][10]

Penggunaan 12-nada dan teknis serialis sangat tidak umum di Finlandia pada saat itu, memungkinkan Rautavaara menjadi sosok kontroversial, dan mendorongnya ke garis terdepan dari panggung musik klasik Finlandia, di samping komponis Joonas Kokkonen dan Erkki Salmenhaara. Pada pertengahan 1960-an, akan tetapi, Rautavaara jatuh ke dalam krisis kreativitas dengan serialisme, menyadari bahwa metode komposisi tersebut sangat melelahkan dan jarak dengan hasilnya sangat besar. Ia kemudian mengingat kembali bahwa "...modernisme pada saat itu, [...] adalah serialisme dalam musik, yang sudah saya bereksperimen dengannya, [...] bukan jalan untuk diikuti bagi saya."[14] Ia bereksperimen dan menemukan solusi menjelang akhir dekade, ketika ia mulai mengeksplorasi berbagai gaya sebagaimana yang telah dilakukannya lebih awal pada Simfoni Ketiga. Karya yang dipengaruhi Bach, Konserto Selo No.1, (1968) dan karya yang dipengaruhuli Debussy, Anadyomene (1968), membuka kebuntuan kreativitasnya. Karya yang lebih eklektik mulai muncul, dengan peminjaman teknik komposisi dan gaya seiring waktu menjadi karakteristik gayanya. Ciri yang dimilikinya antara lain musik berdasarkan tiga akor, seringkali harmoni modal, orkestrasi romantis berdering lembut, lompatan modernisme dari mode permainan baru, dan pada akhirnya kembali ke bagian dua belas nada yang tertanam ke dalam tekstur musik.[8]

1970-an sunting

Periode 1970-an merupakan periode paling produktif dari Rautavaara. Menurut Rautavaara, selama periode ini ia menemukan sebuah "sintesis" dan ketika sampai di titik tersebut, ia hanyalah seorang murid, mengumpulkan informasi pada berbagai gaya dan teknik. Dalam jangka waktu yang pendek, ia menciptakan kumpulan musik yang ekstensif, sebagian besar telah teruji oleh waktu. Gaya suara lembut baru diperhatikan oleh paduan suara, yang memberikan komisi untuk sejumlah lagu paduan suara dari komponis. Karya paduan suara utamanya, Vigilia dan True and False Unicorn, dibuat pada 1971. Cantus Arcticus diikuti segera setelahnya, pada awal 1972, dan pada musim semi ia menciptakan partitur ekstensif untuk paduan suara pria, A Book of Life.[8]

Pada 1970-an, Rautavaara mulai lebih berkarya pada opera. Opera musik jenaka, Apollo contra Marsyas, dibuat pada 1970 dalam kerja sama dengan penulis libreto, Bengt V. Wall, yang ternyata hasilnya mengecewakan. Setelahnya, berdasarkan pada motif dari Kalevala, ia menciptakan The Myth of Sampo (1974–1983) dan Marjatta, lowly maiden (1975). Gaya matangnya dalam opera ditunjukkan kemudian, dalam Thomas (1985); setelahnya Vincent (1987) dan The House of the Sun (1991) membuatnya mendapatkan kesuksesan internasional yang terkenal.[11] Karya opera akhirnya antara lain The Gift of the Magi (1994), Aleksis Kivi (1997), dan Rasputin (2003).[8]

Sejumlah karyanya memiliki bagian di dalam pita magnetik, di antaranya Cantus Arcticus (1972, juga dikenal sebagai Konserto untuk Burung & Orkestra) untuk rekaman nyanyian burung dan orkestra,[4] serta True and False Unicorn (1971, versi kedua pada 1974, direvisi pada 2001–02), versi final untuk tiga pembaca, paduan suara, orkestra, dan rekaman.[16]

1980-an dan 1990-an sunting

Pada akhir 1970-an, Rautavaara perlahan-lahan berbalik ke arah sintesis gaya, terbukti pada Konserto Organ "Annunciations" (1977) dan Konserto Biola (1977), serta khususnya pada Angels and Visitations (1978) untuk orkestra, salah satu karyanya yang paling memukau. Karyanya ini merupakan serial "Malaikat" pertama, yang juga memuat Simfoni Kelima, dengan judul karya "Monologue with Angels", konserto kontrabas Angel of Dusk pada 1980, dan Simfoni Ketujuh "Angel of Light".[4][10]

Karya operanya, Thomas (1985), menandai awal gaya opera matangnya, menggabungkan harmoni neo-Romantis dengan kontrapung aleatorik, baris dua belas nada, dan sistem modal berbeda.[10] Libreto dari opera ini, ditulis oleh Rautavaara sendiri, menceritakan kisah Uskup Finlandia abad ke-13 yang merasakan dirinya sebagai protagonis, kembali menggunakan motif Kalevala. Narasi sudut pandang pertama serupa digunakan pada opera berikutnya, Vincent (1987), didedikasikan untuk Vincent van Gogh. Bersama dengan The House of the Sun (1991), karya operanya membuatnya mendapatkan kesuksesan internasional yang terkenal.[11]

Karyanya yang paling diakui secara luas, Simfoni Ketujuh, memperoleh Penghargaan Klasik Cannes dan nominasi Grammy untuk rekaman oleh Orkestra Filharmoni Helsinki yang dikonduktori oleh Leif Segerstam.[17]

Terpisah dari Angel of Light, karya instrumental terkenalnya dari periode ini di antaranya Simfoni Keenam "Vincentiana" (1992), berdasarkan Vincent; Konserto Piano Ketiga "Gift of Dreams" (1998), dikomisi oleh Vladimir Ashkenazy; karya orkestra Autumn Gardens (1998), dikomisi oleh Orkestra Musik Kamar Skotlandia; dan Simfoni Kedelapan "The Journey", dikomisi oleh Orkestra Philadelphia.[10]

 
Rautavaara pada 2003, memegang partitur konduktor dari operanya, Rasputin

2000-an sunting

Karya akhir Rautavaara antara lain karya orkestra Book of Visions (2003–2005), Manhattan Trilogy (2003–2005), dan Before the Icons (2005), yang merupakan versi diperluas dari karya piano awalnya Icons.[18] Pada 2005, ia menyelesaikan karya untuk biola dan piano yang disebut Lost Landscapes, dikomisi oleh pemain biola Midori Goto. Karya orkestranya, A Tapestry of Life, ditampilkan secara perdana oleh Orkestra Simfoni Selandia Baru pada April 2008, diarahkan oleh Pietari Inkinen.[19] Rautavaara menulis konserto perkusi yang disebut Incantations untuk Colin Currie pada 2008 dan konserto selo kedua Towards the Horizon untuk Truls Mørk pada 2009.[20]

2010-an sunting

Pada 2010, "Christmas Carol" karya Rautavaara dikomisi dan ditampilkan oleh paduan suara laki-laki dan pria Kolese King, Cambridge (UK) untuk Festival of Nine Lessons and Carols tahunannya.[4] Pada 2011, Rautavaara menyelesaikan dua komposisi berskala besar: Missa a Cappella (ditampilkan perdana di Belanda pada November 2011) dan karya untuk orkestra alat musik gesek, Into the Heart of Light, yang ditampilkan perdana pada September 2012.[4]

 
Rautavaara pada 2014

Karya besar terakhirnya untuk biola dan orkestra, berjudul Fantasia, dikomisi oleh Anne Akiko Meyers dan direkam bersama Orkestra Filharmonia, serta dirilis setelah kematiannya pada 2016.[21] Karya tersebut ditampilkan perdana bersama Filharmoni Helsinki dengan dihadiri istri dan anaknya pada Desember 2018. Rautavaara tidak menyaksikan penampilan panggung perdana dari opera pertamanya Kaivos, versi tak disensor, yang dilangsungkan pada 21 Oktober 2016 di Budapest, Hungaria.[22]

Manuskrip dua serenada untuk biola dan orkestra (Deux Sérénades) dipersembahkan oleh istrinya kepada konduktor Mikko Franck setelah pemakamannya. Serenada ini berjudul Sérénade pour mon amour (Serenada untuk Orang Tercinta) dan Sérénade pour la vie (Serenada untuk Kehidupan). Karya pertama di antara keduanya telah selesai diciptakan, sementara untuk karya keduanya hanya bagian biola solo yang selesai dibuat, dengan sketsa untuk orkestra. Kalevi Aho, murid Rautavaara, menyelesaikan orkestrasinya. Dua serenada ditulis untuk pemain biola Hilary Hahn dan ditampilkan secara perdana pada Februari 2019 oleh pemain biola tersebut dan Orchestre Philharmonique de Radio France di bawah arahan Franck.[23] Dalam album studio berjudul "Paris" yang dirilis pada Maret 2021, serenada ini direkam dengan artis yang sama, bersama dengan Poème for Violin and Orchestra karya Ernest Chausson dan Violin Concerto No.1 karya Sergey Prokofiev.[24]

Diskografi sunting

Kebanyakan karya Rautavaara direkam oleh Ondine. Karya yang direkam label ini di antaranya seri simfoni yang selesai diciptakan dan sejumlah opera serta dua album nominasi Grammy. Beberapa karya utamanya juga direkam oleh Naxos. Album dari karya vokal berjudul "Rautavaara Songs" direkam oleh label rekaman Swedia, BIS Records.[25] Pada 2019, rekaman Lost Landscapes, ditampilkan oleh Joanna Kamenarska sebagai biola dan Moisès Fernández Via sebagai piano, dirilis oleh label rekaman Meksiko, Urtext Digital Classics.[26][27] Pekka Kuusisto dan Paavali Jumppanen juga merekam karya tersebut dengan Ondine pada 2011.[28]

Bibliografi sunting

 
Kuburan Rautavaara di Pemakaman Hietaniemi, Helsinki
  • Rautavaara, Einojuhani (Oktober 1985). Diterjemahkan oleh Moore, William. "Thomas: Analysis of the Tone Material". Finnish Music Quarterly. 1–2: 47–53. 
  • —— (1989). Omakuva [Self-portrait] (dalam bahasa Suomi). Porvoo: W. Söderström. ISBN 978-951-0-16015-2. 
  • —— (1990). "Vincentius inter disciplinas: tasoja, paralleeleja, heijastumia, limittyviä aspekteja oopperassa Vincent" [Levels, parallels, reflections, overlapping aspects in the opera Vincent]. Synteesi (dalam bahasa Suomi). 9 (2–3): 123–130. 
  • —— (1991). "Traditiotietoisuus" [Consciousness of tradition]. Dalam Otonkoski, L. Klang: uusin musiikki [Klang: The Latest Music] (dalam bahasa Suomi). Jyväskylä. hlm. 199–221. 
  • —— (1995). "Der Ausgleich der Extreme als Ziel" [The Aim is to Balance the Extremes]. Dalam Ulm, Renate. "Eine Sprache der Gegenwart": Musica viva 1945–1995 ["A Language of the Present": Musica viva 1945–1995] (dalam bahasa Jerman). Mainz: Schott. hlm. 284–91. ISBN 978-3-7957-8361-7.  Juga Munich: Piper
  • —— (1995). "On a Taste for the Infinite". Contemporary Music Review. 12 (2): 109–115. doi:10.1080/07494469500640211. 
  • —— (1998). Mieltymyksestä äärettömään [A taste for the infinite] (dalam bahasa Suomi). Porvoo; Helsinki; Juva: WSOY. ISBN 978-951-0-22878-4. OCLC 58321956. 

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Huuhtanen, Matti (28 Juli 2016). "Einojuhani Rautavaara, acclaimed Finnish composer, dies at 87". The Washington Post. 
  2. ^ "Family tree of Elsa Katariina (Träskelin) Teräskeli". Geneanet (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Februari 2021. 
  3. ^ "Family tree of Eino Alfred (Jernberg −1901) Rautavaara". Geneanet (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Februari 2021. 
  4. ^ a b c d e f g h Rickards, Guy (28 Juli 2016). "Einojuhani Rautavaara obituary". Guardian. 
  5. ^ a b Bauer, Patricia (2016). "Einojuhani Rautavaara". Encyclopædia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 26, 2020. Diakses tanggal 13 Juni 2020. 
  6. ^ Aho, Kalevi (2016). "Rautavaara's death leaves a huge void in Finnish contemporary music". Finnish Music Quarterly. Diakses tanggal 14 Juni 2020. 
  7. ^ a b Huizenga, Tom (2016). "Eclectic Finnish Composer Einojuhani Rautavaara Dies At 87". NPR. Diakses tanggal 13 Juni 2020. 
  8. ^ a b c d e f Tiikkaja, Samuli (29 Juli 2016). "Einojuhani Rautavaara 1928–2016: Myrskyisä elämä jätti jäljet suuren säveltäjän työhön" (dalam bahasa Suomi). Helsingin Sanomat. 
  9. ^ "Säveltäjä Einojuhani Rautavaara on kuollut". mtv.fi. 28 Juli 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-02. Diakses tanggal 2022-12-20. 
  10. ^ a b c d e f g White, John David; Christensen, Jean (2002). New Music of the Nordic Countries. Pendragon Press. hlm. 197–203. ISBN 978-1-57647-019-0. 
  11. ^ a b c d "Einojuhani Rautavaara". Fennica Gehrman. 
  12. ^ Stępień, Wojciech (2010). Signifying Angels: Analyses and Interpretations of Rautavaara's Instrumental Compositions (Tesis PhD). Helsinki. ISBN 978-952-10-6399-2. 
  13. ^ Judd, Timothy (2019). "Einojuhani Rautavaara's 'Autumn Gardens': A Radiant Orchestral Soundscape". 
  14. ^ a b "Vladimir Ashkenazy interview with Einojuhani Rautavaara Pt. 1/2" – via www.youtube.com. 
  15. ^ Fanning, David. "Rautavaara Kaivos, 'The Mine'". Gramophone. 
  16. ^ Vernier, David (14 Juni 2004). "Rautavaara: True & False Unicorn". Classics Today. 
  17. ^ "Einojuhani Rautavaara Angel of Light (Symphony No. 7)". Ondine. 
  18. ^ "Einojuhani Rautavaara (1928–)". Ondine Records. 
  19. ^ "Rautavaara: Tapestry of Life premiere in New Zealand". Boosey & Hawkes. Juni 2008. 
  20. ^ "Rautavaara's new cello concerto Towards the Horizon launches Minnesota Orchestra season". Boosey & Hawkes. September 2010. Diakses tanggal 12 Agustus 2016. 
  21. ^ Pullinger, Mark. "SZYMANOWKSI Violin Concerto No 1 RAUTAVAARA Fantasia". Gramophone. Diakses tanggal 20 Desember 2022. 
  22. ^ Tiikkaja, Samuli (23 Oktober 2016). "Kaivos sai Budapestissa hienon ensi-illan, mutta vaisut aplodit". Helsingin Sanomat (dalam bahasa Suomi). hlm. C 6–7. 
  23. ^ Fonseca-Wollheim, Corinna da (5 Maret 2021). "A Composer's Notes Echo After His Death". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 10 Maret 2021. 
  24. ^ "PARIS Hilary Hahn". www.deutschegrammophon.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 Maret 2021. 
  25. ^ "Einojuhani Rautavaara (complete discography catalogue)". Naxos Records. Diakses tanggal 29 Juli 2016. 
  26. ^ "Lost Landscapes". Presto Music. 
  27. ^ "Lost Landscapes: I. Tanglewood" – via www.youtube.com. 
  28. ^ "Lost Landscapes: II. Ascona" – via www.youtube.com. 

Bacaan lanjutan sunting

Pranala luar sunting