Dogdog Kaliwon adalah jenis kesenian pagelaran yang tumbuh subur di Kecamatan Salem, Brebes. Kesenian ini lahir dengan nama dogdog yang dalam istilah Jawa berarti menabuh. Karena kerap dipentaskan pada malam Kliwon, kesenian ini kemudian diberi nama dogdog kaliwon.

Dogdog kaliwon biasanya dimainkan 4-10 orang yang memainkan alat musik seperti gendang. Bedanya, gendang yang kemudian dikenal dengan dogdog itu menggunakan bahan baku dari pohon enau, baik yang besar maupun kecil.

Dalam pekembangan berikutnya, dogdog kaliwon kini makin memasyarakat, terutama saat acara hajatan pernikahan dan sunatan. Karena makin digemari warga yang tinggal di lereng Gunung Leo di wilayah Salem, muncul ide untuk memadukannya dengan musik dangdut. Yang unik, lagu-lagu yang ditampilkan dalam dua bahasa, yaitu Jawa dan Sunda. Bahkan, sesekali tampil lagu dangdut asli.

Di tengah-tengah lagu ada pemain yang menyampaikan pesan dengan gaya lawakan. Agar pesan sampai dan sekaligus memancing tawa, disertai juga dengan gerak dan mimik lucu. Kostum yang digunakan pun mirip tokoh Kabayan.

Untuk sekali pentas, dogdog kaliwon membutuhkan paling sedikit 15 pemain. Terdiri atas empat pemegang dogdog, empat penyanyi pendukung, dan masing-masing seorang pemegang keyboard / organ, gitar melodi, bas, seruling, dan gong. Khusus penyanyi pendukung biasanya gadis desa yang biasa tampil menyanyi di panggung.

Pada zaman dahulu, kesenian ini biasanya diadakan pada malam hari pasaran kliwon setelah musim panen padi, yang bertujuan untuk mengungkapankan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Pranala luar sunting

(Indonesia) [1][pranala nonaktif permanen]}}