Doenia Baroe merupakan koran pada zaman dahulu yang terbit di Yogyakarta. Ada lambang Nazi Jerman di dalam koran ini. Namun, tidak diketahui persis mengapa koran ini memampang simbol Nazi dalam penerbitannya.[1]

Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007, Doenia Baroe memang lahir bersamaan pada saat Partai Nazi tumbuh. Keputusan Doenia Baroe memampang simbol Nazi mungkin ingin memanfaatkan semangat Nazi sebagai partai pemberontak dan pemecah kebekuan dan kelesuan Jerman.[1]

Semangat itu yang sepertinya menggugah Doenia Baroe untuk memompakan rakyat Hindia Belanda untuk bersama-sama bangkit melawan kungkungan penguasa kapitalisme Belanda.[1]

Seolah pas dengan jargon yang disandangnya: “Mimbar Merdeka”, Doenia Baroe menginginkan rakyat Hindia Belanda menjadi tuan dalam rumahnya sendiri tanpa merebahkan kepalanya di atas anah.[1]

Doenia Baroe dikelola oleh seseorang atas nama si Bodo sebagai redaktur harian. Si Bodo, yang dalam bahasa Jawa berarti orang yang bodoh, menjadi sindiran bagi kolonial bahwa orang bodoh ternyata juga mampu berpikir maju.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 181–184. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.