Doa para nabi (Islam)


Dalam Islam, doa para nabi merupakan doa-doa yang terbaik.[1]

Doa Nabi Adam sunting

Nabi Adam memanjatkan doa kepada Allah bersama dengan Hawa untuk melakukan pertobatan setelah memakan buah di surga. Buah ini merupakan buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakan. Doa ini merupakan doa permohonan ampunan kepada Allah. Kalimat dari doa ini disebutkan dalam Surah Al-A'raf ayat 23. Nabi Adam dan Hawa membuat pengakuan di dalam doanya bahwa mereka telah menganiaya dirinya masing-masing. Karenanya, mereka menganggap dirinya masing-masing sebagai orang yang memperoleh kerugian. Kerugian ini mereka peroleh jika tidak menerima rahmat dan ampunan dari Allah. Allah mengampuni dosa mereka setelah mereka bedoa. Pengampunan dari Allah disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 37.[2]

Doa Nabi Nuh sunting

Pengingkaran kaum Nabi Nuh sunting

Nabi Nuh pernah berdoa yang isinya memohon kebinasaan bai kaumnya yang ingkar. Doa tersebut disebutkan dalam Surah Nuh pada ayat 26 dan ayat 27. Nabi Nuh meminta kepada Allah agar kaumnya yang ingkar dibinasakan sehingga tidak mampu lagi menyesatkan pengikut Nabi Nuh yang beriman. Doa ini dipanjatkan Nabi Nuh ketika kaumnya telah sangat ingkar dengan ajarannya. Nabi Nuh menegaskan dalam doanya bahwa kebinasaan kaumnya berarti kebinasaan keturunan yang juga ingkar kepada ajarannya. Pemanjatan doa ini merupakan bentuk kehilangan harapan oleh Nabi Nuh terhadap kaumnya. Penyebabnya adalah jumlah pengikutnya yang beriman hanya sedikit. Doa ini dikhususkan bagi orang-orang dari Kaum Nabi Nuh yang ingkar kepada ajarannya. Doa ini dikabulkan oleh Allah dengan menenggelamkan orang-orang yang ingkar tersebut.[3]

Pengingkaran seorang putra Nabi Nuh sunting

Dalam Surah Hud ayat 147 disebutkan sebuah doa Nabi Nuh yang lainnya. Doa ini berisi permohonan ampunan dari Nabi Nuh kepada Allah. Permohonan ini dilakukan bagi perbuatan yang tidak dia ketahui hakikatnya. Ia merasa dirinya termasuk orang yang mengalami kerugian jika Allah tidak mengampuni dirinya. Doa Nabi Nuh ini dipanjatkannya setelah Allah menegurnya akibat permintaannya untuk menyelamatkan anaknya yang tertimpa bencana banjir. Allah menenggelamkan anak Nabi Nuh ini bersama dengan kaumnya yang ingkar terhadap ajaran dari Nabi Nuh. Hikmah dari kisah ini adalah diutamakannya ketaatan dalam akidah kepada Allah dibandingkan dengan hubungan kekerabatan. Doa Nabi Nuh di atas merupakan salah satu bentuk kepatuhan atas pengetahuan Allah yang memiliki sifat Yang Maha Mengetahui.[4]

Keselamatan kaum Nuh yang beriman sunting

Doa Nabi Nuh mengenai keselamatan kaumnya yang beriman disebutkan dalam Surah Asy-Syu'ara ayat 117 dan ayat 118. Dalam ayat ini, Nabi Nuh memulai doa dengan pernyataan bahwa kaumnya telah ingkar kepada ajarannya. Nabi Nuh kemudian meminta kepada Allah untuk memutuskan perkara antara dirinya dengan kaumnya. Bagian terakhir dari doanya adalah permohonan keselamatan bagi dirinya dan pengikutnya yang telah beriman.[5]

Doa Nabi Ibrahim sunting

Permohonan dianugrahi anak sunting

Dalam Surah Ash-Shaffat ayat 100, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah untuk dianugrahi seorang anak. Nabi Ibrahim memanjatkan doa kepada Allah untuk memperoleh keturunan dari istrinya yang bernama Sarah. Keduanya pada saat itu belum memiliki anak sama sekali. Doa ini juga dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim ketika menikahi istrinya yang lain, yaitu Hajar. Dalam doanya, Nabi Ibrahim meminta keturunan yang saleh. Doa ini dikabulkan oleh Allah. Nabi Ibrahim memperoleh anak yang bernama Ismail yang kemudian juga menjadi nabi.[6]

Doa meminta keluarga dan keturunan yang saleh sunting

Doa Nabi Ibrahim meminta kepada Allah untuk menjadi dirinya dan keturunannya sebagai orang-orang yang saleh disebutkan dalam Surah Ibrahim ayat 40 dan 41. Dalam doa ini, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar ia dan keturunannya tetap terjaga dalam melaksanakan salat. Nabi Ibrahim juga meminta ampunan kepada Allah untuk dirinya, kedua orang tuanya dan kaum yang beriman pada hari kiamat.[7]

Nabi Ibrahim juga berdoa kepada Allah ketika telah melakukan dialog dengan ayahnya mengenai penyembahan berhala. Doa ini disebutkan dalam Surah Asy-Syu'ara ayat 83–85. Dalam doa ini, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah untuk memberikannya ilmu hikmah dan memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh.[8] Nabi Ibrahim juga berdoa kepada Allah ketika kaumnya tidak mau mengikuti ajarannya. Doa ini disebutkan di dalam Surah Al-Mumtahanah ayat 4 dan 5. Dalam doa ini, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar terhindar dari fitnah atas kemenangan kaum kafir terhadap orang beriman. [9]

Nabi Ibrahim kembali berdoa kepada Allah ketika ia pindah tempat tinggal ke Makkah. Dalam doanya, Nabi Ibrahim meminta untuk memperoleh keamanan di Makkah dan meminta agar keturunannya yang tinggal di Makkah terhindar dari perilaku musyrik. Doa ini disebutkan dalam Surah Ibrahim ayat 35. [10] Keamanan Makkah juga diminta oleh Nabi Ibrahim kepada Allah dalam doanya ketika melaksanakan perintah untuk menyucikan Ka'bah. Nabi Ibrahim juga meminta kepada Allah untuk memberikan rezeki berupa buah-buahan kepada penduduk Makkah yang beriman.[11]

Doa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sunting

Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il berdoa kepada Allah agar segala amalan mereka diterima. Doa ini disebutkan di dalam Surah Al-Baqarah ayat 127 dan 128. Doa ini dipanjatkan ketika keduanya telah selesai meninggikan pondasi dari Ka'bah. Keduanya juga meminta agar keturunannya dijadikan sebagai hamba-hamba yang saleh. Selain itu, mereka meminta kepada Allah untuk diberikan ilmu mengenai tata cara pelaksanaan haji. Mereka juga meminta agar Allah menerima pertobatan yang mereka lakukan.[12]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Robiansyah 2020, hlm. 3.
  2. ^ Robiansyah 2020, hlm. 11-12.
  3. ^ Robiansyah 2020, hlm. 13-14.
  4. ^ Robiansyah 2020, hlm. 12-13.
  5. ^ Robiansyah 2020, hlm. 15-16.
  6. ^ Robiansyah 2020, hlm. 16-17.
  7. ^ Robiansyah 2020, hlm. 17-18.
  8. ^ Robiansyah 2020, hlm. 18-19.
  9. ^ Robiansyah 2020, hlm. 19-20.
  10. ^ Robiansyah 2020, hlm. 20-21.
  11. ^ Robiansyah 2020, hlm. 22.
  12. ^ Robiansyah 2020, hlm. 22-23.

Daftar pustaka sunting