Dekortikasi adalah suatu keadaan ataupun gangguan pada anggota badan yang ditandai dengan terjadinya kekakuan otot pada satu atau kedua sisi anggota badan yakni anggota bagian bawah berada dalam posisi kaku dan terkedang (ekstensi), sedangkan anggota badan atas dalam posisi kaku dan terketul (fleksi), dalam posisi ini sukar untuk diubah.[1] Gangguan biasanya terdapat pada batang otak atau pada otak besar.[1] Istilah rigiditas dekortikasi dan deserebrasi atau posturing digunakan untuk menyatakan gerakan lengan serta tungkai yang stereotipik dan terjadi spontan atu dicetuskan oleh stimulasi sensorik pada pasien tersebut.[2] Gerakan flesi sendi siku serta pergelangan tangan dan supinasio lengan (dkortikasi) menunjukan kerusakan bilateral yang berat pada hemisfer otak di atas mesensefalon, sedangkan gerakan ekstensi sendi siku serta pergelangan tangan dan pronasio lengan (descrebrasi) menunjukkan kerusakan pada mesensefalon serta bagian kaudal diensefalon.[2] Ekstensi lengan dengan flesi tungai yang minimal atau kedua tungai yang flasid (lemas) berkaitan dengan lesi pada pons bagian bawah.[2] Namun, lesi yang akut sering menimbulkan ekstensi tungkai tanpa tergantung lokasinya, dan hampir semua sifat posturing ekstensor berubah menjadi flesor sehingga posturing saja tidak dapat diandalkan untuk menentukan lokasi anatomik yang akurat.[2]

Rujukan sunting

  1. ^ a b Van Hoeve. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: Ichtiar Baru. hlm. 775. 
  2. ^ a b c d Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, editor bahasa Indonesia Ahmad H. Asdi (1999). Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. hlm. 174. ISBN 9794484547.