De Indische Courant

De Indische Courant adalah nama beberapa surat kabar atau koran berbahasa Belanda yang diterbitkan di pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia).

Koran pertama dengan nama ini diterbitkan tahun 1870 (De Indische Courant I dalam klasifikasi International Institute of Social History) di Batavia.[1] Koran dengan nama yang sama diterbitkan di Batavia pada 1896–1900 (De Indische Courant II);[1] surat kabar tersebut, yang salah satu kontributornya adalah penulis sekaligus kritikus sistem kolonial Belanda Multatuli,[2] terus diterbitkan dengan nama Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië.[3] Koran paling berpengaruh dengan nama De Indische Courant beredar sejak 1921 sampai 1942: edisi Jawa Timur diterbitkan di Surabaya (Indische Courant III, 1921–1942) dan edisi Jawa Barat diterbitkan di Weltevreden (Indische Courant IV, 1922–1939). Koran terakhir dengan nama yang sama beredar pada 1949 sampai 1952 (Indische Courant V) dan diterbitkan di Batavia.[1]

De Indische Courant (1921–1942) sunting

Pada tahun 1921, Suikerbond, serikat dagang konservatif yang memperjuangan kepentingan "pekerja Eropa di industri gula",[4] mendirikan De Indische Courant yang pertama kali terbit di Surabaya, Jawa Timur, dan Weltevreden, Jawa Barat. Sejak awal, para penerbitnya terlibat konflik dengan Aneta, kantor berita Belanda (sebagian didanai oleh pemerintah Belanda) yang membawa berita internasional ke Hindia Belanda melalui telegraf sehingga memperbaiki dan memudahkan pengumpulan berita yang sebelumnya dilakukan oleh koran-koran lokal. Kontrak (wurgcontracten, atau "kontrak pengikat") yang ditandatangani Aneta dengan koran-koran ini cenderung dianggap mengekang. Misalnya, Aneta meminta surat kabar untuk membeli dan mengedarkan lembar berita (newsletter) milik Aneta, De Zweep ("Cambuk"), dan para pendiri Aneta menyelesaikan masalah pribadinya dengan menulis menggunakan nama samaran Jan Karwats ("John Sang Pencambuk"). Selain itu, konflik kepentingan yang mengakar antara kantor berita ini dan pemerintah Belanda berarti bahwa kritik mereka sering diabaikan. De Indische Courant menolak membundelkan korannya dengan De Zweep, dan akibatnya mereka dikeluarkan dari layanan telegraf. Masalah tersebut diatasi oleh pemilik surat kabar sekaligus presiden Suikerbond, W. Burger, melalui akuisisi sebuah stasiun radio.[5] Ketika pemerintah memberlakukan pengekangan yang ketat terhadap kebebasan pers (1927–1931) karena ancaman pemberontakan Komunis seperti pada tahun 1926, De Indische Courant menjadi salah satu koran oposisi yang paling lantang.[6]

Seperti surat kabar Belanda lainnya di Hindia Belanda, tujuannya cenderung menghibur ketimbang memberi opini. Sebagian besar isinya adalah gosip, rumor, dan berita sensasional (kadang-kadang menyentuh batas libel). Kritik terhadap pemerintah Belanda jarang diterbitkan.[7] Koran ini beraliran demokrasi sosial pada tahun 1920-an, namun atas tekanan anggota serikat, kepala redaksi Koch digantikan oleh Willem Belonje dan koran ini menjadi lebih konservatif.[8] Ekonom J. C. van Leur menulis sejumlah artikel tentang kebijakan keuangan dan ekonomi tahun 1930-an. Ia sangat mendukung intervensi ekonomi oleh pemerintah kolonial.[9] Pada tahun 1938, De Indische Courant yang saat itu diterbitkan di Surabaya dan The Java-Bode yang terbit di Batavia) sama-sama memiliki sirkulasi terbesar di Hindia Belanda, yaitu 7.000 eksemplar.[7]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c "Indische Pers". Journalistiek in de Tropen (dalam bahasa Dutch). International Institute of Social History. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-28. Diakses tanggal 24 February 2014. 
  2. ^ Van der Veur 18.
  3. ^ Maters 37-38.
  4. ^ Ingleson 69.
  5. ^ Maters 143–45.
  6. ^ Maters 214.
  7. ^ a b Witte 17.
  8. ^ Vogel 190.
  9. ^ Vogel 193.

Daftar pustaka sunting

Pranala luar sunting