Daftar karya Chairil Anwar
Penulis Indonesia Chairil Anwar (1922–1949) menulis 75 puisi, 7 prosa, dan 3 koleksi puisi. Ia juga menerjemahkan 10 puisi dan 4 prosa. Kebanyakan puisi-puisi asli Anwar dimasukkan dalam versi koleksinya: Deru Campur Debu, Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (keduanya 1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950). Pada tahun 1956, HB Jassin mengumpulkan dan mendokumentasikan sebagian besar karya-karya Anwar yang masih tersisa dalam buku berjudul Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45,[1] dan pada tahun 1970 Burton Raffel menerbitkan terjemahan bahasa Inggris dari karya-karya asli Anwar dalam buku berjudul The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar.[2]
Foto Chairil Anwar yang sedang merokok. | ||
Terbitan | ||
---|---|---|
↙Koleksi | 3 | |
↙Puisi | 75 | |
↙Puisi terjemahan | 10 | |
↙Prosa asli | 7 | |
↙Prosa terjemahan | 4 |
Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, dan menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang dijalankan oleh pemerintahan kolonial Belanda sampai sekitar 1940, ketika ia dan ibunya pindah ke ibu kota, Batavia (sekarang Jakarta).[3] Ketika itu, ia mulai masuk dalam gelanggang sastra setempat.[4] Pada tahun 1942, ia menulis "Nisan", yang secara umum dianggap sebagai puisi pertamanya.[5] Ia menulis secara intensif pada masa pendudukan Jepang (1942–1945). Pada waktu itu, ia mengubah puisi-puisinya untuk menghindari penyensoran; contohnya, judul karya terbaiknya, "Aku" untuk beberapa waktu dikenal sebagai "Semangat" untuk menghindari penyensoran karena dianggap bertemakan individualitas.[6] Namun, individualisme Anwar cukup menonjol, seperti pada baris "Aku mau hidup seribu tahun lagi" dari "Aku" yang sering dikutip. Pada tahun-tahun berikutnya, individualisme ini berkembang menjadi rasa fatalis. Karena itu, mengidentifikasikan sebuah tema tunggal yang menyatukan seluruh karya Anwar adalah hal yang sulit.[7] Kata seorang pemain perempuan, ia wafat pada usia 27 tahun; beberapa sumber menyebut sifilis sebagai penyebab kematiannya.[8]
Setelah kematiannya, Anwar dikritik atas tuduhan plagiarisme pada beberapa karya yang dikeluarkan namun tidak ditulis sebagai hasil terjemahan puisi asing.[9] Karya-karya aslinya, tidak seperti puisi yang dibuat oleh penulis-penulis pada masa yang sama, penggunaan bahasa sehari-hari tidak digunakan dalam puisinya, mencampur kata-kata dari bahasa-bahasa asing.[10] Puisi-puisi Anwar dianggap multi-tafsir.[7] Dengan demikian, tuduhan plagiarisme tersebut – meskipun disebarluaskan pada waktu penemuannya – tidak mempengaruhi warisannya. Sarjana sastra Indonesia asal Belanda yang bernama A. Teeuw mendeskripsikan Anwar sebagai "penyair yang sempurna, [11] sementara Raffel mendiskripsikannya sebagai "tokoh sastra terbaik di Indonesia".[12] Tanggal kematiannya, 28 April, dirayakan sebagai Hari Puisi Nasional.[4]
Daftar berikut terbagi menjadi lima tabel berdasarkan jenis karya di dalamnya. Tabel-tabel ini awalnya disusun berdasarkan urutan abjad judulnya, tetapi bisa diurutkan berdasarkan elemen lain. Judul-judul aslinya yang menggunakan ejaan Van Ophuijsen dan Republik distandardisasikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan yang saat ini digunakan di Indonesia. Untuk karya tanpa judul, kata-kata pertamanya ditulis dalam kurung. Tahun-tahun yang digunakan berasal dari kalender Gregorian; karya-karya yang ditulis pada tahun 1942 dan 1945 kebanyakan menggunakan kalender Jepang kōki (皇紀). Selain yang diberi catatan, entri-entri daftar ini didasarkan pada kompilasi puisi buatan (Jassin 1968, hlm. 163–172) dan (Raffel 1970, hlm. vii–ix).
Koleksi puisi
suntingJudul | Tahun Penerbitan | Penerbit | Catatan |
---|---|---|---|
Deru Campur Debu | 1949 | Pembangunan | Berisi 27 puisi; beberapa diantaranya bercampur dengan terbitan lainnya |
Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus | 1949 | Pustaka Rakjat | Terdiri dari dua bagian; bagian pertama berisi 32 pusi, sementara bagian kedua berisi 11 puisi; beberapa diantaranya bercampur dengan terbitan lainnya |
Tiga Menguak Takdir | 1950 | Balai Pustaka | Kolaborasi dengan Rivai Apin dan Asrul Sani; berisi 10 puisi karya Anwar; beberapa diantaranya bercampur dengan terbitan lainnya |
Puisi asli
suntingKarya tidak diterbitkan |
Judul | Ditulis | Catatan |
---|---|---|
"1943" | 1943 | Diterbitkan dalam Pandji Poestaka, 1 Januari 1944 |
"?" | 24 Juli 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Ajakan" | Februari 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus; digunakan untuk pidato Anwar di radio pada tahun 1943 |
Aku" | "Maret 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu; dikenal juga sebagai "Semangat" |
"Aku" | 8 Juni 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
("Aku Berada Kembali") | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Serikat, 1949 |
"Aku Berkisar Antara Mereka" | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Ipphos Report, Februari 1949 |
"Bercerai" | 7 Juni 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"'Betina'-nya Affandi" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947 |
"Buat Album D.S." | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Buat Gadis Rasid" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 2 Januari 1949; juga diterbitkan dalam Internasional, Januari 1949; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus; dikenal juga sebagai "Buat Gadis" |
"Buat Nyonya N." | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Ipphos Report, Februari 1949 |
"Catastrophe" | 23 September 1945 | Pertama kali diterbitkan dalam Seroean Noesa, 1946; dalam bahasa Belanda; Jassin mempertanyakan keaslian puisi tersebut |
"Catetan Tahun 1946" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Februari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu dan Tiga Menguak Takdir |
"Cerita" | 9 Juni 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Cerita Buat Dien Tamaela" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 15 November 1946; digabung dalam Deru Campur Debu dan Tiga Menguak Takdir |
"Cintaku Jauh di Pulau" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu dan Tiga Menguak Takdir |
"Dalam Kereta" | 15 Maret 1944 | |
"Dari Dia" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947 |
"Dendam" | 13 Juli 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Derai-Derai Cemara" | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Mutiara, 15 Mei 1949; juga diterbitkan dalam Internasional, Juni 1949; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Tiga Menguak Takdir; terkadang diterbitkan tanpa judul |
"Dimesjid" | 29 Juni 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Diponegoro" | Februari 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Doa" | 13 November 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 15 November 1946; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Hampa" | 14 Mei 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu |
"Hukum" | Maret 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Ina Mia" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 26 Desember 1948; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Isa" | 12 November 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 15 November 1946; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Kabar dari Laut" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 15 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Kawanku dan Aku" | 5 Juni 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Pembangoenan, 10 Januari 1946; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu |
"Kenangan" | 19 April 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Kepada Kawan" | 30 November 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Desember 1946 |
"Kepada Pelukis Affandi" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Kepada Peminta-Peminta" | Juni 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu; menurut Jassin, karya tersebut merupakan plagiat dari puisi "Tot den Arme" ("To the Poor") karya Willem Elsschot |
"Kepada Penyair Bohang" | 1945 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Kesabaran" | April 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Pembangoenan, 10 Desember 1945; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu |
("Kita Guyah Lemah") | Juli 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus; digunakan untuk pidatonya secara terbuka pada tahun 1943 |
"Krawang-Bekasi" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Mimbar Indonesia, 20 November 1948; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Tiga Menguak Takdir; juga dikenal sebagai "Kenang, Kenanglah Kami"; menurut Jassin, karya tersebut merupakan plagiat dari puisi "The Young Dead Soldiers" karya Archibald MacLeish |
"Kupu Malam dan Biniku" | Maret 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Pembangoenan, 25 Mei 1946; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Lagu Biasa" | Maret 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Lagu Siul" | 28 November 1945 | Digabung dalam Deru Campur Debu; dalam dua bagian; bagian kedua is the same as "Tak Sepadan" |
"Malam" | 1945 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Desember 1946; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Malam di Pegunungan" | 1947 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 June 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
("Mari") | 1949 | |
"Merdeka" | 13 Juli 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Mirat Muda, Chairil Muda" | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Ipphos Report, Februari 1949 |
("Mulutmu Mencubit Mulutku") | 12 Juli 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Nisan" | Oktober 1942 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Nocturno (Fragment)" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Orang Berdua" | 8 Januari 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pembangoenan, 25 Januari 1946; digabung dalam Deru Campur Debu; juga berjudul "Dengan Mirat" |
"Pelarian" | Februari 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Pemberian Tahu" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 4 Januari 1947; kemudian termasuk dalam Kisah, Mei 1955; bagian dari artikel "Tiga Muka Satu Pokok" |
"Penerimaan" | Maret 1943 | Pertama kali diterbitkan dalam Pembangoenan, 10 Desember 1945; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu |
"Penghidupan" | Desember 1942 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Perhitungan" | 16 April 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Perjurit Jaga Malam" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 2 Januari 1949; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Tiga Menguak Takdir |
"Persetujuan dengan Bung Karno" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Mimbar Indonesia, 10 November 1948; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Puncak" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 9 Januari 1949; juga diterbitkan dalam Internasional, Januari 1949; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Rumahku" | 27 April 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Sajak Buat Basuki Resobowo" | 28 Februari 1947 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 April 1947; digabung dalam Tiga Menguak Takdir; oertama kali diterbitkan dengan "Sorga" sebagai "Dua Sajak Buat Basuki Resobowo" |
"Sajak Putih" | 18 Januari 1944 | Digabung dalam Deru Campur Debu dan Tiga Menguak Takdir |
"Sebuah Kamar" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Januari 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
("Selama Bulan Menyinari Dadanya Jadi Pualam") | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 19 Desember 1948 |
"Selamat Tinggal" | 12 Juli 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu |
"Sendiri" | Februari 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Senja di Pelabuhan Kecil" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 15 Januari 1947; digabung dalam Tiga Menguak Takdir |
"Sia-Sia" | Februari 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Deru Campur Debu |
"Siap-Sedia" | 1944 | Pertama kali diterbitkan dalam Asia Raja, 1944; kemudian diterbitkan dalam Keboedajaan Timoer II, 1944 |
"Situasi" | 1946 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 15 November 1946 |
"Sorga" | 25 Februari 1947 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 April 1947; digabung dalam Deru Campur Debu; pertama kali diterbitkan dalam "Sajak Buat Basuki Resobowo" sebagai "Dua Sajak Buat Basuki Resobowo" |
"Suara Malam" | Februari 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
("Sudah Dulu Lagi Terjadi Begini") | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Siasat, 12 Desember 1948; digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Taman" | Maret 1943 | Digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus |
"Tuti Artic" | 1947 | Pertama kali diterbitkan dalam Pantja Raja, 1 Juni 1947; digabung dalam Deru Campur Debu |
"Yang Terampas dan Yang Luput" | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Mutiara, 15 Mei 1949; juga diterbitkan dalam Karya (Mei 1949) dan Internasional (Juni 1949); digabung dalam Kerikil-Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus dan Tiga Menguak Takdir; diterbitkan dengan tiga nama yang berbeda; nama alternatifnya adalah "Yang Terampas dan Yang Putus" dan "Buat Mirat" |
Puisi terjemahan
suntingKarya tidak diterbitkan |
Judul | Penulis | Catatan |
---|---|---|
("Biar Malam Kini Lalu") | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Mimbar Indonesia, 18 November 1950; diterjemahkan dari puisi "Song IV" karya W. H. Auden |
"Datang Dara Hilang Dara" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Mimbar Indonesia, 3 November 1948; diterjemahkan dari sebuah puisi karya Xu Zhimo; pertama kali diterbitkan sebagai karya milik Anwar |
"Fragmen" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Mimbar Indonesia, 3 November 1948; diterjemahkan dari sebuah puisi karya Conrad Aiken; pertama kali diterbitkan sebagai karya milik Anwar |
"Hari Akhir Olanda di Jawa" | 1945 | Pertama kali diterbitkan dalam Gelanggang Pemoeda, December 1945; diterjemahkan dari "Vloekzang" karya S.E.W. Roorda van Eysinga (dibuat dalam bentuk teks oleh Sentot) |
"Huesca" | 1948 | Pertama kali diterbitkan dalam Gema Soeasana, June 1948; kemudian diterbitkan ulang dalam Siasat, 5 November 1950; diterjemahkan dari sebuah puisi karya John Cornford |
"Jenak Berbenar" | 1947 | Tidak diterbitkan; diterjemahkan dari puisi "Ernste Stunde" karya Rainer Maria Rilke |
"Lagu Orang Usiran" | 1949 | Pertama kali diterbitkan dalam Karya, April 1949; kemudian diterbitkan ulang dalam Serikat, 15 Juni 1949; diterjemahkan dari puisi "Refugee Blues" karya W. H. Auden |
"Mirliton" | 1945 | Pertama kali diterbitkan dalam Pembangoenan, 25 Januari 1946; diterjemahkan dari sebuah puisi karya Edgar du Perron |
"Musim Gugur" | 1947 | Diterbitkan dalam Gema Soeasana, Januari 1948; diterjemahkan dari puisi "Herbsttag" karya Rainer Maria Rilke |
"P.P.C." | 1945 | Diterbitkan dalam Djambatan, Oktober 1946; diterjemahkan dari sebuah puisi karya Edgar du Perron |
"Somewhere" | 1945 | Diterbitkan dalam Djambatan, Oktober 1946; diterjemahkan dari sebuah puisi karya Edgar du Perron |
Prosa asli
suntingKarya tidak diterbitkan |
Judul | Bulan penerbitan pertama | Penerbitan | Catatan |
---|---|---|---|
"Berhadapan Mata" | 28 Agustus 1943 | Pemandangan | Sebuah surat terbuka kepada HB Jassin; tertanggal 25 Agustus 1943 |
"Hoppla!" | 10 Desember 1945 | Pembangoenan | Artikel pada pengembangan kontemporer dalam puisi Indonesia; tertanggal 1945 |
("Maar Ik Wil Stil Zijn") | — | — | Prosa lirik; dalam bahasa Belanda |
"Membuat Sajak, Melihat Lukisan" | Juni 1949 | Internasional | Menggabungkan puisi dan seni visual; tertanggal 1949 |
"Pidato Chairil Anwar 1943" | 7 Februari 1951 | Zenith | Transkript sebuah pidato karya Anwar di Pusat Kebudayaan, 7 Juli 1943 |
"Pidato Radio 1946" | 25 Februari 1951 | Siasat | Pertama kali dalam serangkaian pidato radio yang tak terealisasikan; tertanggal 1946 |
"Tiga Muka Satu Pokok" | 4 Januari 1947 | Siasat | Sebuah anekdot mengenai seni dan kreativitas; tertanggal 1946; kemudian diterbitkan ulang dalam Kisah, 1955 |
Prosa terjemahan
suntingKarya tidak diterbitkan |
Judul | Bulan penerbitan pertama | Penerbitan | Catatan |
---|---|---|---|
"Beberapa Surat dan Sajak R.M. Rilke" | — | — | |
"Kena Gempur" | 1 Februari 1947 | Pantja Raja | Diterjemahkan dari cerita pendek "The Raid" karya John Steinbeck |
"Pulanglah Dia Si Anak Hilang" | September 1948 | Pudjangga Baru | Diterjemahkan dari cerita pendek "Le retour de l'enfant prodigue" karya André Gide |
"Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang" | Juli 1949/Agustus 1949 | Internasional | Diterjemahkan dari cerita pendek "A Clean, Well-Lighted Place" karya Ernest Hemingway |
Catatan kaki
sunting- ^ Jassin 1968, hlm. 5–7.
- ^ Raffel 1970, hlm. vii–ix.
- ^ Teeuw 1980, hlm. 202–203.
- ^ a b c Yampolsky 2002, Chairil Anwar: Poet.
- ^ Balfas 1976, hlm. 78.
- ^ Jassin 1968, hlm. 163.
- ^ a b Teeuw 1980, hlm. 204–206.
- ^ Djamin & LaJoubert 1972, hlm. 52.
- ^ Teeuw 1980, hlm. 214.
- ^ Teeuw 1980, hlm. 209–210.
- ^ Teeuw 1980, hlm. 199.
- ^ Raffel 1970, hlm. xxii.
- ^ Balfas 1976, hlm. 85.
- ^ Teeuw 1980, hlm. 204–205.
Kutipan karya
sunting- Balfas, Muhammad (1976). "Modern Indonesian Literature in Brief". Dalam Brakel, L. F. Handbuch der Orientalistik. 1. Leiden, Belanda: E. J. Brill. ISBN 978-90-04-04331-2.
- Djamin, Nasjah; LaJoubert, Monique (1972). "Les Derniers Moments de Chairil Anwar". Achipel (dalam bahasa Prancis). 4 (4): 49–73. doi:10.3406/arch.1972.1012. Diakses tanggal 30 September 2011.
- Jassin, HB (1968). Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45. Gunung Agung. OCLC 63483211.
- Raffel, Burton (1970). Complete Prose and Poetry of Chairil Anwar. Albany: State University of New York Press. ISBN 978-0-87395-061-9.
- Teeuw, A. (1980). Sastra Baru Indonesia (dalam bahasa Indonesia). 1. Ende: Nusa Indah. OCLC 222168801.
- Yampolsky, Tinuk (15 April 2002). "Chairil Anwar: Poet of a Generation". SEAsite. Center for Southeast Asian Studies, Northern Illinois University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-14. Diakses tanggal 30 September 2011.