Cyrtodactylus klakahensis

sejenis cecak jari-lengkung dari Lumajang, Jatim
Cyrtodactylus klakahensis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. klakahensis
Nama binomial
Cyrtodactylus klakahensis
Hartmann, Mecke, Kieckbusch, Mader & Kaiser, 2016

Cyrtodactylus klakahensis adalah sejenis cecak jari-lengkung yang menyebar terbatas (endemik) di Jawa Timur. Dikoleksi pada tahun 1928-1929, spesimen cecak ini secara keliru dianggap sebagai spesies C. fumosus, sampai kemudian diterbitkan deskripsinya sebagai jenis yang baru pada awal 2016. Nama indonesianya adalah cecak jari-lengkung klakah, dan nama Inggris-nya Klakah Bent-toed Gecko.

Etimologi sunting

Nama penunjuk-jenis "klakahensis" diberikan merujuk pada lokalitas tipe jenis ini, yakni wilayah Klakah di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Pengenalan sunting

Cyrtodactylus klakahensis dapat dibedakan dari jenis-jenis Cyrtodactylus yang lain di wilayah Sunda Besar (termasuk Sulawesi) dan Sunda Kecil melalui kombinasi beberapa karakter berikut:

  • Hewan jantan memiliki lekukan prekloakal yang jelas dan dalam
  • Wilayah prekloakal (di depan kloaka) dan femoral (sisi bawah paha) dengan 3 deret sisik-sisik yang membesar yang bersambungan; dikenal sebagai sisik-sisik preklolakofemoral. Pada hewan jantan, deretan sisik terbawah dengan 37–38 pori
  • Terdapat 3-4 deret sisik-sisik prekloakal posterior (yang membesar)
  • Terdapat 15-19 deret tak teratur bintil-bintil besar berlunas di tengah tubuh di atas punggung
  • Sisik-sisik di tengah perut (ventral) dalam 35-38 deret, di antara lipatan ventrolateral yang samar-samar
  • Sisi bawah jari keempat pada tungkai belakang tertutupi oleh 17–20 perisai (lamellae)
  • Deretan sisik-sisik di sisi bawah ekor (perisai subkaudal) tidak membesar melebar ke sisi.

Panjang tubuh hewan dewasa, dari 3 spesimen, berkisar antara 61,1-68,1 mm SVL (snout-vent length, dari ujung moncong ke kloaka).

Habitat dan agihan sunting

Meskipun kemungkinan besar agihan cecak ini tidak terbatas di wilayah Klakah saja, akan tetapi diduga kuat bahwa spesies ini menyebar terbatas (endemik) di Jawa Timur.

Catatan taksonomis sunting

Material spesimen cecak jari-lengkung klakah dikoleksi selama Deutsche Limnologische Sunda-Expedition (Ekspedisi Limnologi Sunda Jerman) pada kurun waktu 1928-1929. Empat spesimen yang diperoleh (dua jantan, satu betina, dan satu yuwana/hewan muda) disimpan dalam koleksi Museum Senckenberg (Forschungsinstitut und Naturmuseum Senckenberg, SMF) di Frankfurt am Main, Jerman. Robert Mertens (1934) keliru mengidentifikasi material ini sebagai Gymnodactylus (= Cyrtodactylus) fumosus, sebelum pada akhirnya terbukti berasal dari spesies yang berbeda.

Holotipe: SMF 22476.

Rujukan sunting

  • Hartmann, L., S. Mecke, M. Kieckbusch, F. Mader & H. Kaiser. (2016). "A new species of bent-toed gecko, genus Cyrtodactylus Gray, 1827 (Reptilia: Squamata: Gekkonidae), from Jawa Timur Province, Java, Indonesia, with taxonomic remarks on C. fumosus (Müller, 1895)". Zootaxa 4067 (5): 552–68. [Jan. 26, 2016] (abstrak) doi:10.11646/zootaxa.4067.5.2
  • Mertens, R. (1934). "Die Amphibien und Reptilien der Deutschen Limnologischen Sunda-Expedition". In: Thienemann-Festband, A. (Ed.), Tropische Binnengewässer. Archiv für Hydrobiologie, 40: 677–701.

Pranala luar sunting