Congkrang adalah alat-alat pertanian yang digunakan untuk memotong atau membersihkan semak-semak.[1] Pada saat membersihkan semak selain membawa congkrang juga membawa sabit, parang, golok, cangkul dan koréd serta alat-alat yang sekiranya yang dibutuhkan untuk membersihkan tanah atau lahan sebelum dicangkul.[2][3]

Congkrang terbuat dari besi dengan gagang dari kayu atau Aluminium. Bentuknya seperti sabit hanya saja bagian tajamnya lebih panjang, besarnya seperti golok dengan ujungnya yang bengkok.[4] Di daerah Lampung congkrang selalu disebut golok bengkok (candung kayok).[5] Orang Nias menyebutnya belewa, fungsinya sama yaitu untuk membersihkan semak-semak dalam upaya membuka lahan.[6]

Dikutip dari sunting

  1. ^ Soekanto, Soerjono (2008). Kamus hukum adat: terdiri dari 4163 entri. Jakarta: Alumni (Asli :University of California). 
  2. ^ Gardono, Iwan (1993). Memandang Tragedi Nasional 1965 secara jernih. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 
  3. ^ Maria, Siti (1995). Sistem Keyakinan Pada Masyarakat Kampung Naga dalam Mengelola Lingkungan Hidup (Studi Tentang Pantangan dan Larangan). Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. 
  4. ^ Rachmat, Taufiq Hidayat, spk (2005). Peperenian Urang Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. 
  5. ^ Sirat, Muhiddin (1993). Peralatan Produksi Tradisional dan Perkembangannya Daerah Lampung. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. 
  6. ^ Lase, Apolonius (2011). Kamus Liniha Nias – Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 9789797095413.