Casu marzu (disebut juga casu modde, casu cundhídu atau formaggio marcio) adalah keju tradisional dari Sardinia yang terbuat dari susu domba.[1] Casu marzu berarti "keju busuk" dalam bahasa Sardinia dan keju ini juga dikenal sebagai keju belatung.[1] Keju ini dilarang dikonsumsi di Uni Eropa, tetapi dapat ditemukan di pasar gelap di Sardinia, Italia.[1] Keju ini dibuat dengan menggunakan larva dari lalat keju yang termasuk keluarga Piophila casei.[2] Lalat ini dikenal juga dengan istilah cheese skipper.[2] Keju ini berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan sakit perut, muntah-muntah, diare dan intestinal myiasis atau penyakit usus.[3]

Casu marzu
Negara asalItaly
Kawasan, kotaSardinia
Sumber susuDomba
DipasteurisasiTidak
TeksturLunak
SertifikasiTidak Ada

Pembuatan sunting

Casu marzu dibuat dari keju Pecorino, keju Italia yang terbuat dari susu domba.[4] Keju ini dijemur di bawah sinar matahari.[4] Kemudian lalat-lalat Piophila casei datang dan bertelur di keju tersebut.[2][4] Telur-telur itu kemudian menetas dan mengeluarkan belatung yang mencerna keju Pecorino tersebut.[4] Belatung-belatung tersebut memproduksi enzim yang melakukan proses fermentasi dan menyebabkan lemak dalam keju membusuk.[5] Terkadang, kulit keju Pecorino dipotong dan belatung-belatung yang sudah menetas dimasukkan ke dalam keju.[5] Hal ini mempercepat proses pembuatan casu marzu.[5] Belatung-belatung hidup terdapat pada keju yang sudah matang dan siap dimakan.[6]

Rasa sunting

Casu marzu memiliki rasa yang tajam dan tekstur yang sangat lunak.[5] Keju ini mengeluarkan cairan yang disebut lagrima yang berarti "air mata" dalam bahasa Sardinia.[5][7] Bagi para ahli entomologi lagrima ini dikenal sebagai "pembusukan hitam" dalam tahap dekomposisi.[7] Satu potong keju casu marzu dapat dipenuhi dengan ribuan belatung hidup.[5] Menurut warga lokal Sardinia, casu marzu hanya boleh dimakan ketika belatung-belatungnya masih hidup.[5] Ketika belatung-belatung tersebut mati, casu marzu menjadi busuk dan beracun untuk dikonsumsi manusia.[5]

Bahaya sunting

Keju ini dianggap berbahaya dan tidak menyehatkan sehingga dinyatakan ilegal karena tidak memenuhi standar kesehatan Uni Eropa.[5][6] Casu marzu dilarang oleh hukum kesehatan Italia dan tidak diperbolehkan dijual di toko-toko.[5] Keju ini hanya dapat ditemukan di pasar gelap di Sardinia.[6][7]

Ketika dicerna, ada kemungkinan larva Piophila casei masih hidup saat memasuki perut manusia karena kadang-kadang asam lambung tidak cukup untuk membunuh larva tersebut.[5] Dengan begitu larva itu dapat tinggal di dalam usus untuk beberapa waktu.[5] Hal ini dapat mengakibatkan luka yang serius pada dinding usus dan menyebabkan sakit perut, mual, muntah-muntah, dan diare.[5]

Walaupun dinyatakan berbahaya bagi kesehatan namun penduduk di Sardinia telah mengonsumsi casu marzu selama beratus-ratus tahun tanpa ada keluhan.[4][5] Bahkan keju ini sering dihidangkan pada acara khusus seperti pesta ulang tahun, pesta bujang, dan pernikahan.[5] Menurut penduduk lokal, keju ini merupakan afrodisiak atau perangsang nafsu.[5] Keju casu marzu dijual dengan harga dua kali lebih mahal dibandingkan dengan keju Pecorino biasa.[4] Keju ini tetap diproduksi dan dijual walaupun tidak secara terang-terangan.[4]

Penyajian sunting

Gembala-gembala di daerah pegunungan di Italia memproduksi keju ini dalam jumlah kecil untuk dijual di pasar gelap.[5] Keju-keju ini hanya dijual kepada pelanggan yang dipercaya karena terdapat denda bagi yang menjual ataupun menyajikan keju ini.[4][5] Casu marzu biasanya disajikan dengan roti khas Sardinia yang disebut pane carasau dan anggur merah yang tajam yaitu Cannonau.[5] Pelindung mata sebaiknya digunakan ketika memakan casu marzu untuk menjaga mata dari belatung yang melompat-lompat.[4] Belatung tersebut dapat melompat setinggi enam inci dan mengenai bola mata bila tidak dilindungi.[5]

Lihat pula sunting

Rujukan sunting

  1. ^ a b c (Inggris) Casu Marzu, Fodista. Diakses pada 30 April 2010.
  2. ^ a b c (Inggris) Berenbaum, May R. (1993). Ninety-nine More Maggots, Mites and Munchers. University of Illinois Press. ISBN 0252063228.  Page 10-12.
  3. ^ (Inggris) Lonely Planet (2009). Extreme Cuisine: Exotic Tastes from Around the World. Lonely Planet. ISBN 978-1-74179-886-9.  Page 21.
  4. ^ a b c d e f g h i (Inggris) Katz, Sandor Ellix (2006). The Revolution Will Not Be Microwaved: Inside America's Underground Food Movements. Chelsea Green Publishing Company. ISBN 978-1-933392-11-0.  Page 142-143.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t (Inggris) Casu Marzu: World's Most Dangerous Cheese?, I Love Cheese. Diakses pada 30 April 2010.
  6. ^ a b c (Inggris) Gurstelle, William (2009). Absinthe & Flamethrowers: Projects and Ruminations on the Art of Living Dangerously. Chicago Review Press, Incorporated. ISBN 978-1-55652-822-4.  Page 160.
  7. ^ a b c (Inggris) Bernbaum, May R. (2009). The Earwig's Tail: A Modern Bestiary of Multi-legged Legends. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-03540-9.  Page 22.

Pranala luar sunting