Sepotong camauro (dari Bahasa Latin camelaucum, yang berasal dari kata Bahasa Yunani kamelauchion, yang artinya "topi kulit onta") adalah sebuah penutup kepala yang biasanya dikenakan oleh Paus Gereja Katolik Roma.

Camauro Paus terbuat dari wol berwarna merah atau ungu dengan potongan kulit tupai cerpelai dan biasanya dikenakan semasa musim dingin sebagai pengganti zucchetto yang biasanya menggantikan biretta yang dikenakan oleh para pejabat gereja lainnya. Seperti biretta yang dikenakan oleh pejabat rendah gereja dan mortarboard (topi toga sarjana) yang dikenakan oleh kaum akademiah, camauro berasal dari topi akademiah (pileus) yang awalnya dikenakan untuk melindungi bagian kepala para rohaniwan yang dipangkas habis (demi alasan keagamaan) dari udara dingin. Penutup kepala ini sering kali dikenakan dengan mantel penutup pundak (mozzetta) yang kadang-kadang dilengkapi dengan bulu binatang.

Camauro telah menjadi bagian dari pakaian Sri Paus semenjak abad ke-12. Hingga tahun 1464, penutup kepala ini juga dikenakan oleh para kardinal Gereja Katolik namun tanpa potongan kulit tupai cerpelai; dari tanggal tersebut, camauro menjadi kelengkapan khusus pakaian Sri Paus, sementara para kardinal kemudian mengenakan biretta berwarna kemerahan. Camauro sempat tidak digunakan lagi setelah wafatnya Paus Yohanes XXIII pada tahun 1963, tetapi kembali dihadirkan penggunaannya di bulan Desember 2005 oleh Paus Benediktus XVI. Penggunaan camauro oleh Sri Paus ini mengundang perbandingan dengan Sinterklas dan Bapa Natal di media massa; Santo Nicholas Thaumaturgos, yang mendasari lahirnya tokoh legendaris Sinterklas, adalah seorang Uskup di Myra.



Sumber sunting