Bukit abisal adalah bukit kecil di bawah laut yang berbatas tegas secara topografis dapat naik di atas dasar laut abisal. Terletak di dalam laut sedalam 3.000 hingga 6.000 meter (10.000 hingga 20.000 kaki). Ciri khas bukit abisal adalah memiliki diameter hingga ratusan meter, bentuknya memanjang sejajar dengan pusat penyabaran atau anomali magnetik laut dan menutupi seluruh sisi dan puncak punggungan samudra. Bukit abisal terbentuk di dekat pegunungan tengah samudra. Bukit-bukit yang memanjang ini mengintervensi struktur, kemudian bertambah dan dasar laut yang sedikit terendapkan. Secara tektonik pertumbuhan yang didorong sejauh 35 kilometer dari sumbu penyebaran.[1][2]

Di Samudra Atlantik, perbukitan abisal sejajar dengan kedua sisi Punggungan Atlantik di sebagian besar panjangnya. Antara 80 dan 85 persen dari lantai abisal pasifik ditempati oleh perbukitan Abisal. Disebabkan Samudra Pasifik memiliki persendian sendimen continental yang lebih kecil daripada Samudra Atlantik, dan terdapat parit dan kenaikan lokal yang memisahkan dasar laut utama dari benua, mencegah pengangkutan sendimen ke arah laut.[3]

Morfologi sunting

Morfologi bukit abisal sensitive terhadap aspek kunci dari dasar laut akresi, dengan demikian mempertahankan catatan akurat tentang perubahan laju penyebaran. Litho-struktur termal bola, dan geometri batas lempeng. Jadi, semakin lambat tingkat penyebaran, semakin besar dimensinya. Hubungan tersebut, dimodulasi oleh variasi regional dalam struktur termal litosfer, seperti dihasilkanoleh kedekatan dengan titik panas, titik dingin, atau sesar transformasi dan offset punggungan non-transform.[2]

Covadonga Orejas Saco del Velle, peneliti di Pusat Oseanografi Gijon, Institut Oseanografi Spanyol (CSIC) menyatakan bahwa ada sangat sedikit data yang ia ketahui tentang zona ini. Dengan kata lain, penelitian mengenai bukit abisal masih jarang dilakukan. Ini adalah zona lautan yang dimulai pada kedalaman 4.000 meter, karena baru 20% dasar laut yang dieksplorasi.[3]

Pembentukan sunting

Perbukitan abisal dibangun akibat dua proses vulkanisme dan kesalahan blok. Kontribusi relative tergantung pada tingkat penyebaran. Di kecapatan yang lambat, patahan kerak adalah factor dominan pembentukkan relief. Relief perbukitan yang lebih besar akibat kecepatan lebih lambat di puncak pusat penyebaran, vulkanisme di zona neovolkanik memulai pembangunan perbukitan vulkanik. Adanya bukit-bukit vulkanik yang terpisah menunjukkan bahwa vulkanisme pada pusat penyebaran bersifat episodik.[1]

Para peneliti dari Spanyol yang terlibat mengungkapkan bahwa banyak spesies yang hidup di zona abisal. Penelitian terbesar pernah dilakukan pariset dari delapan negara. Kajian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Science Advances.[3]

Fauna yang hidup di bukit abisal sunting

Fauna yang hidup di bukit abisal bervariasi dan tergolong kelompok taksonomi, dari organisme kecil hingga spesies ikan yang berbeda. Penelitian ini menunjukkan organisme yang hidup di sana lebih beragam dari yang diperkirakan sebelumnya. Karena tidak ada cahaya di kedalaman ini, fontosistes tidak terjadi di perbukitan abisal.[3]

Pedro Martinez Arbizu, ahli biologi kelautan dan peneliti di Senckenberg Natural History Museum, Jerman menyatakan bahwa organisme di perbukitan abisal hanya mengonsumsi plankton-plankton dan bangkai ikan yang terdapat di sana. Adapun ganggang kecil yang berjatuhan atau disebut salju laut, yang menjadi makanan organisme di zona tersebut. Selain itu, diperkirakan hanya 5 persen plankton yang dapat mencapai perbukitan abisal.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b "abyssal hill | geology | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-02. 
  2. ^ a b Helene Cormier, Merie (Juli 2018). "Abyssal Hills and Abyssal Plains". ResearchGate. Diakses tanggal 2 Juni 2020. 
  3. ^ a b c d e "Kerajaan abisal, ekosistem dasar laut yang tak banyak diketahui publik". BBC News Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-02.