Buaya muara

spesies buaya
(Dialihkan dari Buaya air asin)

Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara). Buaya ini juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater crocodile. Nama umumnya, Man-eater = "pemakan manusia", karena buaya ini pernah (atau sering) memakan manusia dan babi di wilayahnya. Buaya ini tersebar di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-Australia).[1]

Buaya muara
Crocodylus porosus

Status konservasi
Risiko rendah
IUCN5668
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasReptilia
OrdoCrocodilia
FamiliCrocodylidae
GenusCrocodylus
SpesiesCrocodylus porosus
Schneider, 1801
Distribusi

Peta persebaran buaya muara ditandai dengan warna hitam

Deskripsi sunting

Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara 4,5 sampai 5,5 meter, namun bisa mencapai lebih dari 6 meter. Bobotnya bisa mencapai lebih dari 1000 kg. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai buaya yang jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebaran buaya ini juga termasuk yang "terluas" di dunia.[2]

Agihan sunting

Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). Sedangkan habitat favorit untuk mereka adalah perairan Indonesia dan Australia.

Kebiasaan sunting

Buaya ini aktif pada siang dan malam hari. Buaya ini memangsa siapapun yang memasuki wilayahnya. Mangsanya adalah Ikan, Amfibi, Reptilia, Burung, dan Mamalia (termasuk mamalia besar).[3] Buaya ini adalah salah satu dari buaya-buaya yang berbahaya bagi Manusia. Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bila kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya.[4] Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin). Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia.

 
Buaya muara di kebun binatang bandung

[5]

Hubungan dengan Manusia sunting

Buaya muara sangat berbahaya bagi manusia.[6] Mereka adalah buaya pemangsa manusia sejati. Seperti Buaya nil, buaya ini sering menyerang manusia yang memasuki wilayahnya. Di Australia, tercatat ada 2 serangan buaya terhadap manusia setiap tahunnya.[7] Serangan buaya terhadap manusia juga dilaporkan dari Kalimantan,[8] Sumatra,[9] India timur, Andaman,[10][11] dan Myanmar.[12]

Referensi sunting

  1. ^ "Our Animals – Reptiles – Crocodilians – Saltwater Crocodile". Australia Zoo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-03. Diakses tanggal 25 July 2013. 
  2. ^ "Insights into Crocodile Lifestyles" (PDF). newholland.com.au. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-10-04. Diakses tanggal 2015-05-29. 
  3. ^ "Emu (Dromaius Novaehollandiae) – Animals – A–Z Animals – Animal Facts, Information, Pictures, Videos, Resources and Links". A–Z Animals. Diakses tanggal 25 July 2013. 
  4. ^ "Crocodile vs. shark photos". photos1.blogger.com. 
  5. ^ "No Bull: Saltwater Crocodile Eats Shark". UnderwaterTimes.com. 13 August 2007. Diakses tanggal 30 April 2011. 
  6. ^ divertal. "Keganasan Buaya Muara Resahkan Warga Sampit | News | Arah.Com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-06. Diakses tanggal 2016-10-04. 
  7. ^ Caldicott, David G.E.; et al. (September 2005). "Crocodile Attack in Australia: An Analysis of Its Incidence and Review of the Pathology and Management of Crocodilian Attacks in General". Wilderness & Environmental Medicine. 16 (3): 143–159. doi:10.1580/1080-6032(2005)16[143:CAIAAA]2.0.CO;2. PMID 16209470. 
  8. ^ "Rise in Borneo crocodile attacks may be linked to Malaysia's logging, palm oil, expert says". Associated Press via International Herald Tribune. 25 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-11. Diakses tanggal 18 August 2010. 
  9. ^ "Woman saves daughter from crocodile". Telegraph. 14 March 2008. Diakses tanggal 25 July 2013. 
  10. ^ "KalingaTimes.com: Two injured in crocodile attack in Orissa". Web.archive.org. 7 June 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-07. Diakses tanggal 25 July 2013. 
  11. ^ "Croc kills woman 4 years after her sister's death – TODAY.com". Today.msnbc.msn.com. 5 October 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-09. Diakses tanggal 25 July 2013. 
  12. ^ "Crocodile kills man accused of illegal logging in Myanmar wildlife sanctuary". Associated Press via International Herald Tribune. 20 April 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-17. Diakses tanggal 18 August 2010.