Republik Biafra adalah sebuah negara pecahan yang pernah ada di sebelah tenggara Nigeria selama jangka waktu sekitar tiga tahun antara 30 Mei 1967 hingga 15 Januari 1970.

Republik Biafra

1967–1970
Bendera Biafra
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Semboyan"Perdamaian, Persatuan, Kebebasan"
Hijau tua adalah wilayah Biafra.
Hijau tua adalah wilayah Biafra.
StatusTidak diakui
Ibu kotaEnugu
Bahasa yang umum digunakanInggris (resmi)
Igbo / Ibo (dominan)
Efik · Annang · Ibibio · Ekoi
PemerintahanRepublik
Era SejarahPerang Dingin
• Didirikan
30 Mei 1967
• Bergabung dengan Nigeria
15 Januari 1970
Luas
196777.306 km2 (29.848 sq mi)
Populasi
• 1967
13500000
Mata uangPound Biafra
Didahului oleh
Digantikan oleh
Republik Federal Nigeria
Nigeria
Minahan, James (2002). Encyclopedia of the Stateless Nations: S-Z. Greenwood Publishing Group. hlm. 762. ISBN 0-313-32384-4. 
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Biafra diakui oleh beberapa negara termasuk Afrika Selatan namun dukungannya kepada kebijakan apartheid membuatnya kehilangan kesempatan dari kemungkinan mendapatkan dukungan dari berbagai negara Afrika lainnya.

Pada Januari 1966, para tentara Nigeria dari suku Igbo melakukan upaya kudeta yang akhirnya gagal dan cepat ditumpas. Dari Mei hingga September tahun yang sama, migran-migran Ibo di sebelah utara Nigeria menjadi sasaran pembunuhan massal. Letnan Kolonel Chukwuemeka Odumegwu Ojukwu yang memerintah bagian timur Nigeria saat itu, dan sendiri merupakan seorang Ibo, menyatakan wilayah timur tersebut sebagai negara merdeka yang beribukotakan Enugu.

Nigeria merespon dengan memblokir aliran keuangan, dan kemudian dengan kekerasan. Pertempuran terus berlangsung antara kedua belah pihak hingga tahun 1970, di mana Ojukwu akhirnya melarikan diri ke luar negeri dan Biafra kembali dimasukkan sebagai wilayah Nigeria. Dalam konflik selama tiga tahun tersebut, sekitar 1 juta orang diperkirakan menjadi korban, kebanyakan meninggal karena kelaparan dan penyakit.

Pranala luar sunting