Benjamin Galstaun (30 April 1913 – 3 April 1989) adalah seorang ahli zoologi (ilmu hewan) Indonesia keturunan Armenia. Sejak 1938, ia bekerja di kebun binatang yang menempati areal seluas 10 hektar di lahan pemberian pelukis Raden Saleh di kawasan Cikini, Jakarta. Istrinya merupakan seorang arsitek lanskap dan botanis. Sejak 1964, Galstaun menjabat sebagai direktur Kebun Binatang Cikini. Ketika kebun binatang tersebut dipindahkan ke kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Galstaun dibantu istrinya merancang sebuah kebun binatang yang menyatu dengan alam. Pada 1977, Galstaun menerima Penghargaan Ramon Magsaysay untuk Layanan Pemerintah.

Benjamin Galstaun.

Kehidupan awal

sunting

Benjamin Galstaun lahir di Klakah, Jawa Timur, pada 30 April 1913. Ia merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Paulus Johanes Galstaun, orang Armenia, dan Djainah Mariam Rahardjo dari Jawa. Ayahnya memiliki perkebunan seluas 3.500 hektar yang ditanami kopi, tembakau, dan nanas.

Sejak kecil, dia sudah berkenalan dengan satwa liar. Dia mengamati fauna di perkebunan keluarga serta kebun binatang Surabaya di mana ayahnya memberikan dukungan. Minatnya pada zoologi tumbuh. Selepas menyelesaikan pendidikan di HBS Surabaya, dia membantu mengurus perkebunan keluarga. Tapi pada akhirnya dia memutuskan mandiri. Dia bekerja di NV Carl Schlieper Handelsgesellschaft, sebuah firma dagang Jerman yang menjual peralatan untuk pabrik dan perkebunan tebu.

Menjelang pecah Perang Dunia II, Galstaun menjadi kapten artileri di Dutch Home Guard. Ketika pendudukan Jepang, dia ditawan dan dikirim ke Kamioka, dekat Toyama di pantai barat Pulau Honshu di Jepang, untuk menjalani kerja-paksa di tambang tembaga. Ketika Jepang kalah perang, dia dipindahkan ke Okinawa dan kemudian Manila, Filipina. Disana, dia menghabiskan sembilan bulan untuk membantu U.S. Prisoners of War Administration dalam rehabilitasi dan repatriasi tawanan perang Australia, Amerika, Inggris, dan Belanda. Pada April 1946, ia dipulangkan ke Jakarta.

Kiprah

sunting

Di Jakarta, dia bertemu dengan Henriette, putri seorang administratur sebuah onderneming di Cibadak. Keduanya punya minat yang sama pada flora dan fauna. Mereka juga menaruh keprihatinan atas nasib kebun binatang di Cikini, dan juga penghuninya, yang rusak karena perang. Kebun binatang tersebut, yang mulanya bernama Planten-en Dierentuin (Tanaman dan Kebun Binatang), didirikan dan dikelola Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna yang tergabung dalam Vereniging Planten-en Dierentuin te Batavia pada 1864. Demi memulihkan kondisi kebun binatang, pada akhir 1946, Galstaun menerima penunjukan sebagai komisaris. Delapan tahun kemudian, ia diangkat sebagai direktur Kebun Binatang Cikini, nama yang dipakai sejak 1949.

Tugas terberatnya adalah mendesain dan membangun kebun binatang baru di lahan seluas 30 hektar yang dhibahkan Pemerintah DKI Jakarta. Dia kadang jengkel dan kecewa ketika proses pembangunan berjalan tak semestinya. Ia melaporkan kesalahan penanganan dan korupsi kepada Gubernur Jakarta Ali Sadikin. Pada September 1964, Galstaun mengawasi eksodus lebih dari 450 mamalia, reptil dan burung ke lokasi baru yang diberi nama Taman Margasatwa tapi lebih dikenal sebagai Kebun Binatang Ragunan. Gubernur Ali Sadikin meresmikannya tahun 1966.

Benjamin Galstaun meninggal dunia pada 3 April 1989. Sebagai penghargaan atas jasanya, patungnya yang berukuran setengah dada berdiri tegak di tengah-tengah Kebun Binatang Ragunan.[1]

Referensi

sunting