Batik Kartini[1] adalah batik yang bermotif sesuai motif batik buatan Kartini. Duta Batik pertama adalah Kartini karena dia pernah mengirim batik kepada temanya di Belanda. batik Kartini sangat mudah di temukan di Jepara tepatnya di Desa Troso.

Etimologi

sunting

Asal usul[2] dinamakan Batik Kartini di karenakan batik di ini menggunakan motif-motif hasil karya R.A. Kartini. Kain batik ini merupakan batik tulis yang dibuat oleh Raden Adjeng Kartini (1879-1904). Motif kain dipenuhi dengan rangkaian bunga kecil-kecil (buketan) dan kupu-kupu dalam gaya Hindu-Jawa. Raden Adjeng Kartini adalah puteri seorang Bupati Jepara yang dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita, khususnya di bidang pendidikan bagi para wanita.

Sejarah

sunting

Batik di Kabupaten Jepara ada dua yaitu Batik Jepara (Bertema Ukir-ukiran khas motif Jepara) dan Batik Kartini (Bertema Batik Hasil Karya Kartini di Jepara). Seni batik di Jepara telah ada sejak era Kartini sesuai isi buku karya Rouffoer yang sudah diterjemahkan, yakni Kesenian Batik di Hindia Belanda dan Sejarahnya. Dalam buku itu disebutkan, RA Kartini pernah mengirim cenderamata ke Belanda berupa kain batik khas Jepara dan Tenun Ikat Troso. Sudah ada satu abad lebih era batik Jepara hilang dari peredaran. Batik sejak dahulu hingga sekarang masih dikerjakan oleh kalangan ibu-ibu. Maka dari itu tidak salah jika batik ini lebih dekat dengan seni ibu.

Motif Khas Jepara

sunting

Ada macam-macam motif[3] khas dari Batik Kartini, yaitu:

  • Motif Bunga Kantil
  • Motif Parang Gondosuli
  • Motif Srikaton

Pengembangan

sunting

Motif batik peninggalan R.A. Kartini itu ada yang berupa bunga kantil, salah satu pohonnya ada di belakang pendapa Kabupaten Jepara. Motif lain adalah Parang Gondosuli, dan motif Srikaton. Motif terakhir ini bergaya Mataram, tetapi berbeda dengan yang ada di Solo dan Yogyakarta yang lebih masyhur dengan istilah Sri gunung. Kini Suyanti (penggiat Batik Jepara) bersama paguyubannya sudah membikin setidaknya puluhan motif baru.

Lihat Juga

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting