Bantuan tembakan kapal

istilah dalam bidang militer untuk mendukung operasi penyerbuan amfibi atau pendaratan pasukan ke pantai dengan tembakan dari meriam kapal perang

Bantuan tembakan kapal adalah istilah dalam bidang militer untuk penyebutan operasi militer, berupa penembakan meriam kapal ke daratan yang bertujuan demi mendukung operasi penyerbuan dan pendaratan amfibi.[1] Dapat disebut juga dengan istilah pengeboman pantai karena melibatkan penggunaan artileri dan peluru kendali yang menetralisir pertahanan serta kekuatan musuh di pantai sebelum didarati pasukan amfibi.[2]

Pengeboman pantai pada saat Perang Vietnam, 1965.
Bantuan tembakan kapal dari Angkatan Laut Amerika Serikat yang menargetkan pesisir Vietnam di tahun 1969

Sejarah

sunting

Operasi Seroja

sunting

Keterlibatan unsur Angkatan Laut Indonesia dalam Perang Timor Timur adalah untuk mendukung operasi amfibi pasukan pendarat. Operasi dibuka dengan dentuman tembakan meriam kaliber 100 mm dan 57 mm dari KRI Ratulangi ke arah Kota Dili pada jam 04:00 WITA dini hari, tanggal 7 Desember 1975.[3] Tak hanya sendiri, KRI Ratulangi pada saat itu juga dibantu oleh beberapa kapal perang lainnya seperti KRI Barakuda (817), KRI Martadinata (342) dengan kanon 76 mm serta KRI Jayawijaya (921) dengan empat meriam Bofors 40 mm berlaras gandanya kompak menghujani markas musuh di pesisir pantai Dili.[4]

Daftar referensi

sunting
  1. ^ "TERMINOLOGI DAFTAR SINGKATAN UMUM". PUSPEN TNI. Diakses tanggal 26 Juli 2024. 
  2. ^ "Naval Gunfire: Scourge of the Beaches". U.S. Naval Institute (dalam bahasa Inggris). 1945-11-01. Diakses tanggal 2024-07-26. 
  3. ^ indomiliter (2013-05-18). "Provokasi di Lepas Pantai Dili". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-07-26. 
  4. ^ Sulindo, Redaksi (2017-12-06). "Menduduki Dili Menaklukkan Timor - Koran Sulindo". Diakses tanggal 2024-07-26.