Bokol kalimantan

(Dialihkan dari Bajing tanah)
Bokol kalimantan
Terancam
CRSingkatan dari Critical (Kritis)
ENSingkatan dari Endangered (Genting)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
 
NTSingkatan dari Not Threatened (Tidak terancam)
Aman
LCSingkatan dari Least-Concern (Aman)

Risiko Rendah  (IUCN 3.1)[1]
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
Lariscus hosei

Thomas, 1892
Sinonim

Sciurus hosei

Bokol kalimantan adalah nama salah satu fauna endemis Kalimantan, Indonesia.[2] Hewan ini memiliki nama ilmiah Lariscus hosei.[3] Bokol kalimantan termasuk dalam hewan Mamalia, yaitu hewan yang berkembang biak dengan cara beranak.[4] Apabila habitatnya rusak, populasi bokol kalimantan tentu juga menjadi berkurang.[2] Hewan ini masih satu ordo dengan tikus yaitu "Rodentia" yang berarti hewan pengerat.[3] Hewan tanah ini termasuk dalam kelas Sciuridae (bajing) dan genus Lariscus (bokol).[2]

Habitat

sunting

Bokol kalimantan tersebar di daerah Serawak, Sabah, dan Kalimantan.[2] Bokol kalimantan ini hidup di hutan primer dengan ketinggian tanah sampai siatas 1000 meter di atas permukaan laut.[2] Hewan pengerat ini hidup di hujan tropis kering dan hutan subtopis.[2] Selain di temukan di Indonesia dan Malaysia, hewan ini juga ditemukan di Thailand.[2]

Status konservasi

sunting

Bokol kalimantan termasuk hewan yang dilindungi.[2] Hewan ini dilindungi karena keberadaannya sudah langka.[2] Maraknya pembalakan liar dan pembukaan hutan menjadi lahan perkebunan mengakibatkan habitat asi hewan pengerat tersebut menjadi rusak.[2] Apabila habitatnya rusak, populasi bokol kalimantan tentu juga menjadi berkurang.[2]

Gambaran

sunting

Bokol kalimantan memiliki bentuk seperti pada umumnya bajing, yang membedakan adalah adanya garis berjumlah empat pada punggungnya.[5] Karena hal inilah, hewan tersebut juga dinamakan bajing tanah bergaris empat.[5] Hewan ini memiliki warna cokelat pada bagian punggungnya dan berwarna oranye pada bagian perutnya.[6] Bokol kalimantan betina memiliki tinggi 189 mm sedangkan jantan memiliki tinggi 181 mm.[6] Berat rata-rata bokol kalimantan adalah 215 gram.[6]

Seperti halnya hewan mamalia lainnya, bokol kalimantan juga memiliki rambut.[6] Hewan ini juga memiliki rambut yang menutupi seluruh tubuhnya.[6] Warna rambutnya ada tiga macam, yaitu cokelat, hitam, dan oranye.[6] Rambut pada bagian punggung membentuk pola garis yang membedakan hewan ini dengan jenis bajing tanah lainnya.[6] Hewan ini memiliki ekor yang berambut lebat mirip seperti pada tupai.[6] Kakinya berjumlah empat, dua di bagian depan dan dua di bagian belakang.[6] Setiap kaki bajing tanah bergaris empat terdapat jari-jari yang terdiri dari tarsal, metatarsal dan palanges.[6] Setiap jari kakinya dilengkai dengan kuku yang cukup tajam.[6] Hewan ini termasuk hewan nokturnal, karena lebih sering beraktivitas pada malam hari.[6]

Rujukan

sunting
  1. ^ Gerrie, R.; Kennerley, R. (2019). "Lariscus hosei". 2019: e.T11304A22242503. doi:10.2305/IUCN.UK.2019-1.RLTS.T11304A22242503.en. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k "Lariscus hosei". IUCN Red List. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  3. ^ a b "Four Striped Ground Squirrel". Inatural List. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  4. ^ "Lariscus-hosei". ITIS Report. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  5. ^ a b "Four-striped Ground Squirrel (Lariscus hosei)". Igo Terra. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l "Squirrels of the World". JHU Press. Diakses tanggal 9 Mei 2014.