Baguazhang adalah seni bela diri Tiongkok yang mengambil prinsip dasar dari buku kuno I Ching.[1][2][3] Baguazhang adalah salah satu dari tiga ilmu bela diri Tiongkok yang melatih organ dalam dahulu dengan melatih kekuatan kuda-kuda dan tidak melatih diri dengan kekerasan yang juga disebut Neijia (dua lainnya adalah Xingyi dan Taijiquan)[2][3] Orang Tiongkok mengenal Taijiquan dengan kekuatan pinggangnya. Xingyi kekuatan tinjunya dan Baguazhang mahsyur dengan langkah kakinya.[4][5]

Baguazhang
(八卦掌)
Sun Lu Tang sedang memperagakan Baguazhang
Juga dikenal sebagaiPa Kua Chang;
FokusCampuran
Kekerasantenaga dalam
Negara asalTiongkok RRT
PenciptaDong Haichuan (董海川)
Olahraga olimpiktidak

Baguazhang sendiri jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti (jurus) Telapak Delapan Penjuru (八 berarti delapan, 卦 berarti penjuru, dan 章 berarti telapak).[6] Seni bela diri ini memusatkan pada bagaimana cara melawan musuh dengan telapak terbuka dan perubahan, berbeda dengan seni bela diri umumnya yang menggunakan tinju dan tenaga yang besar.[3]

Sejarah

sunting

Jurus Baguazhang diciptakan oleh Dong Haichuan (董海川) yang lahir di Wei An, He Bei sekitar tahun 1831.[1][3] Sejak kecil ia berlatih ilmu bela diri lokal dan menjadi salah satu petarung yang disegani.[3] Pada umur 40 tahun ia melakukan perjalanan ke selatan dan menjadi anggota dari sekte Quan Zhen (全镇), bagian dari sekte Tao.[3] Anggota dari Tao sendiri biasa merapal mantra sambil berjalan melingkar untuk ketenangan dan konsentrasi.[3] Karena kehebatannya ia akhirnya ditunjuk sebagai instruktur dan punggawa istana oleh Kaisar saat itu.[1][7]

Dong Haichuan tadinya menyebut aliran bela dirinya dengan nama Zhuan Zhang (转掌) yang berarti telapak yang berbalik atau memutar.[3] Ia kemudian menggabungkannya dengan teori Ba Gua (delapan penjuru) yang ada di buku I Ching[3] Dong Haichuan saat itu hanya menerima murid yang sudah mempunyai dasar ilmu bela diri.[3] Dari situ semua muridnya mengambil teknik dasar Dong Haichuan dan menggabungkannya dengan teknik bela diri yang sudah dikuasai.[3] Ini yang menyebabkan pecahnya liran Baguazhang menjadi beberapa bagian.[3]

Murid-murid Dong Haichuan yang akhirnya menjadi guru adalah Yin Fu (尹福), Cheng Tinghua (程廷华), Song Changrong (宋长荣), Liu Fengchun (刘凤春), Ma Weiqi (马维棋), Liu Baozhen(刘宝珍), Liang Zhenpu (梁振蒲).

Aliran Yin

sunting

Yin Fu adalah murid tertua Dong Haichuan dan belajar padanya selama kurang lebih 20 tahun.[1][3] Ia pun mewarisi jabatan gurunya di pemerintahan sampai akhir dinasti Qing.[3] Ia jugalah yang menguasai seluruh jurus dan falsafah Baguazhang di antara murid-murid Dong Haichuan.[3] Aliran bela dirinya sebelum belajar Baguazhang adalah Luo Han Quan, bela diri pukulan dari utara Tiongkok.[3] Yin Fu adalah guru dari aliran Yin Baguazhang.[3]

Aliran ini memiliki teknik kombinasi pukulan yang cepat.[3] Bahkan dikatakan kalau semasa hidupnya Yin Fu bertarung seperti macan, bergerak masuk dan mendekati lawan dan seketika menjatuhkannya, sepeti gerakan macan.[3] Aliran ini fokus kepada gerakan yang meledak-ledak, gerakan kaki yang cepat.

Aliran Cheng

sunting

Aliran ini mengikuti murid Dong Haichuan yang bernama Cheng Tinghua.[3] Sebelumnya ia berlatih ilmu bela diri Shuai Jiao atau gulat Tiongkok dalam bahasa Indonesia.[3] Ia memiliki banyak murid dan variasi gerakan.

Aliran ini mementingkan pergerakan yang halus dan mengalir dengan sedikit penggunaan tenaga.[3] Gerakan Cheng Tinghua dikatakan seperti naga yang menembus awan, dikatakan bahwa setiap kali ia memutar badannya, musuhnya akan terpelanting. Variasi populer dari aliran ini adalah Gao, Jiang dan Sun.

Aliran Liang

sunting

Aliran ini mengambil keturunan dari murid terakhir Dong Haichuan yaitu Liang Zhenpu.[3] Semasa berguru, Liang Zhenpu terkena banyak sekali pengaruh dari kakak-kakak seperguruannya.[3] Inilah yang akhirnya menjadi aliran yang sebenarnya adalah gabungan dari aliran Yin dan Cheng.

Aliran lainnya

sunting

Baguazhang masih memiliki banyak pecahan aliran.[3] Di antaranya Fu, Gao, Gong, Jiang, Liu, Shi, Sun dan Yin Yang.[3] Biarpun begitu semua aliran biasanya banyak mengambil dasar dari tiga aliran di atas.

Ciri khas

sunting

Yang membedakan Baguazhang dari ilmu bela diri umumnya adalah hampir tidak adanya kekuatan tekanan yang ada di jenis bela diri Waijia karena latihannya melatih tubuh bagian dalam.[4][5] Baguazhang juga menekankan pada gerakan memutar melingkar dengan mata dan tangan tertuju ke tengah lingkaran.[3] Pukulan-pukulan pada ilmu bela diri ini pun tidak boleh dengan menggunakan otot yang tegang.[3] Kelenturan, kesatuan tubuh dan pikiran menjadi kunci.[4][5]

Seorang petarung Baguazhang tidak berhadapan langsung dengan kekuatan lawan tetapi mencari celah untuk kemudian memukul dan memaksimalkan tenaga yang ada.[3] Jika dilakukan dengan benar, musuh akhirnya akan terkepung oleh gerakan lincah Baguazhang dan kehilangan keseimbangan.[3] Dengan begitu musuh dapat dengan mudah dikalahkan dengan serangan-serangan yang berubah-ubah sesuai dengan keadaan.[3] Semua petarung dari ilmu bela diri lain mengemukakan bahwa sulit sekali menghadapi musuh yang selalu berubah-ubah dan memiliki gerakan cepat seperti Baguazhang.[3] Baguazhang sendiri memungkinkan petarung untuk bergerak bebas dan bahkan mengitari lawan dengan cepat.[3]

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d (Inggris)Smoky Mtn YSB Study Group Diarsipkan 2010-03-15 di Wayback Machine., Smoky Mtn YSB Study Group. Diakses pada 5 April 2010.
  2. ^ a b (Inggris)Lie, Zhang. “Classical Baguazhang Volume V: Yin Style Baguazhang.” Trans. Joseph Crandall. Pinole, California: Smiling Tiger Martial Arts 1995.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag (Inggris)Bagua,Shenwu Martial Arts. Diakses pada 6 April 2010.
  4. ^ a b c Wardhana, Raka M. Maret 2010. Pontianak Post: Berbagi Ilmu Dirikan Perguruan Delapan Penjuru
  5. ^ a b c Agustinus Sufiano, Bawa Seni Bela Diri Tiongkok ke Jakarta[pranala nonaktif permanen], Bataviase.co.id. Diakses pada 7 April 2010.
  6. ^ (Inggris)About Pa Kua Diarsipkan 2010-04-14 di Wayback Machine., Pa Kua International. Diakses pada 6 April 2010.
  7. ^ (Inggris)Green, Thomas A. "Martial Arts of the World" 2001