Badai Atlantik

siklon tropis yang terbentuk di Samudra Atlantik Utara

Badai Atlantik atau Hurikan Atlantik atau badai tropis adalah siklon tropis yang terbentuk di Samudra Atlantik, dengan musim hurikan di Atlantik berlangsung dari 1 Juni hingga 30 November. Fenomena cuaca siklon tropis selain hurikan adalah topan. Faktor utama yang membedakan antara hurikan dengan topan hanyalah lokasi di mana badai itu terjadi.[1] Istilah "hurikan" digunakan untuk badai yang terjadi di Atlantik Utara, Pasifik Utara tengah, dan Pasifik Utara timur, dan untuk badai yang terjadi di Pasifik Barat Laut disebut topan. Sementara itu, istilah umum siklon tropis digunakan di Pasifik Selatan dan Samudra Hindia, terlepas dari kekuatan angin yang terkait dengan sistem cuaca ini.[1]

Jejak-jejak siklon tropis Atlantik Utara
(1851–2012)

Berdasarkan kecepatan angin permukaan berkelanjutan maksimum (dalam rata-rata 1 menit), siklon tropis dapat dibedakan menjadi depresi tropis, badai tropis, dan hurikan. Depresi tropis memiliki kecepatan angin permukaan berkelanjutan maksimum adalah 33 knot (38 mph atau 62 km/h) atau kurang. Badai tropis memiliki kecepatan angin permukaan berkelanjutan maksimum berkisar dari 34 knot (39 mph atau 63 km/h) hingga 63 knot (73 mph atau 118 km/h), sementara hurikan memiliki kecepatan angin permukaan berkelanjutan maksimum mencapai 64 knot (74 mph atau 119 km/h) atau lebih.[2]

Unit Khusus Hurikan (HSU) dari National Hurricane Center Amerika Serikat melakukan pengamatan terus-menerus pada siklon tropis dan daerah-daerah yang mengalami gangguan cuaca di Atlantik Utara dan cekungan Pasifik Utara bagian timur. HSU menyiapkan dan mengeluarkan analisis dan prakiraan dalam bentuk imbauan dan produk grafis. HSU mengeluarkan kewaspadaan dan peringatan siklon tropis pesisir untuk Amerika Serikat dan wilayahnya di Karibia dan memberikan rekomendasi kewaspadaan dan peringatan kepada layanan meteorologi Organisasi Meteorologi Dunia Wilayah IV lainnya.[3]

Penamaan hurikan Atlantik

sunting

Masyarakat yang tinggal di Kepulauan Karibia memiliki kebiasaan untuk memberi nama hurikan sesuai nama santo hari tersebut dari kalender liturgi Gereja Katolik Roma pada hari terjadinya hurikan. Pada masa-masa awal meteorologi di Amerika Serikat, hurikan diberi nama dengan sebutan garis lintang atau bujur yang mewakili lokasi sumber hurikan. Nama-nama ini sulit diingat, sulit untuk berkomunikasi, dan rentan mengalami kesalahan. Selama Perang Dunia Kedua, para ahli meteorologi militer yang bekerja di Pasifik mulai menamai hurikan dengan menggunakan nama wanita. Metode penamaan itu sangat memudahkan dalam komunikasi sehingga pada tahun 1953 disetujui oleh Pusat Hurikan Nasional untuk digunakan pada penamaan hurikan yang berasal dari Samudra Atlantik. Begitu kebiasaan ini dimulai, nama-nama hurikan dengan cepat menjadi bagian dari bahasa bersama, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hurikan secara dramatis.[4]

Pembentukan siklon tropis

sunting

Syarat-syarat yang mendukung terbentuknya siklon tropis antara lain:[5][6]

  • Suhu permukaan air laut yang hangat minimal 26,5 derajat Celcius hingga ke kedalaman sekitar 50—60 meter.
  • Kondisi atmosfer yang tidak stabil, yang mengalami pendinginan secara cepat terhadap ketinggian, sehingga memungkinkan terbentuknya awan kumulonimbus. Awan kumulonimbus ini merupakan awan-awan guntur dan penanda wilayah konvektif kuat, adalah faktor penting dalam perkembangan siklon tropis.
  • Kondisi atmosfer yang relatif lembap pada ketinggian sekitar 5 kilometer, yang merupakan atmosfer paras menengah, yakni dekat troposfer bagian tengah. Jika kondisinya kering, maka tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
  • Jarak minimal terhadap khatulistiwa sekitar 500 kilometer, karena tanpa adanya gaya Coriolis, tidak akan dapat terus mempertahankan daerah tekanan rendah. Siklon jarang terbentuk di dekat khatulistiwa, meskipun memungkinkan terjadi.
  • Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
  • Geseran angin vertikal atau besarnya perubahan kondisi angin terhadap ketinggian yang rendah atau tidak terlalu besar di antara permukaan dan bagian atas troposfer (kurang dari 10 m/detik). Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan atau mengganggu siklon tropis yang baru saja terbentuk atau mencegah terjadinya pembentukan siklon tropis. Geseran angin vertikal akan memperlemah atau bahkan menghancurkan siklon tropis yang telah terbentuk dengan mengganggu konveksi yang terjadi di pusat siklon.

Kekuatan

sunting
Badai Atlantik paling kuat
Peringkat Badai Musim Tekanan
hPa inHg
1 Wilma 2005 882 26,05
2 Gilbert 1988 888 26,23
3 "Hari Buruh" 1935 892 26,34
4 Rita 2005 895 26,43
5 Allen 1980 899 26,55
6 Camille 1969 900 26,58
7 Katrina 2005 902 26,64
8 Mitch 1998 905 26,73
Dean 2007
10 Maria 2017 908 26,81
Sumber: HURDAT[7]

Tabel berikut mencantumkan nama-nama badai Atlantik yang paling kuat dalam hal tekanan barometrik terendah. Dalam hal kecepatan angin, Badai Camille (tahun 1969) dan Badai Allen (tahun 1980) merupakan siklon tropis Atlantik terkuat yang pernah tercatat, dengan kecepatan angin berkelanjutan maksimum mencapai 165 knot (85 m/s atau 190 mph atau 305 km/h). Namun, pengukuran ini diragukan karena instrumentasi yang digunakan untuk mendokumentasikan kecepatan angin pada saat itu kemungkinan akan hancur atau rusak total pada angin dengan kecepatan seperti itu.[8]

Badai Wilma, setelah mencapai tekanan terendah 882 mbar (hPa; 26,05 inHg) pada Oktober 2005, merupakan badai Atlantik terkuat yang pernah tercatat hingga saat ini;[8] dengan basis data ini, Wilma juga merupakan siklon tropis terkuat di seluruh dunia di luar Pasifik Barat,[9][10][11] [12] dengan tujuh siklon tropis telah tercatat mengintensifkan ke tekanan yang lebih rendah. Namun Badai Patricia yang terjadi pada tahun 2015 di Pasifik Timur, yang tercatat memiliki tekanan pada 872 mbar, telah menggantikan Wilma sebagai siklon tropis terkuat di luar Pasifik Barat. Sebelum Wilma adalah Badai Gilbert, yang juga memegang rekor badai Atlantik paling kuat selama 17 tahun.[13]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "What is the difference between a hurricane, a cyclone, and a typhoon?". OCEAN FACTS. National Ocean Service. Diakses tanggal 10 Desember 2019. 
  2. ^ National Hurricane Center. Glossary of NHC/TPC Terms. Retrieved on 11 Desember 2019.
  3. ^ NATIONAL HURRICANE CENTER and CENTRAL PACIFIC HURRICANE CENTER About the National Hurricane Center. Retrieved on 12 Desember 2019.
  4. ^ "Hurricane Names - How Are Hurricanes Named?". Geology.com. Diakses tanggal 12 Desember 2019. 
  5. ^ "Proses Terbentuknya Siklon Tropis". Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Diakses tanggal 12 Desember 2019. 
  6. ^ Luthfi Fauzan Akuan, S.Kel (26-10-2017). "Siklon Tropis Penyebab Gelombang Badai. Bagaimana Dampaknya Untuk Indonesia?". National Oceanographic. Diakses tanggal 12 Desember 2019. 
  7. ^ "Atlantic hurricane best track (HURDAT version 2)" (Database). United States National Hurricane Center. 12 Desember 2019. 
  8. ^ a b Landsea, Chris (April 21, 2010). "E1) Which is the most intense tropical cyclone on record?". Frequently Asked Questions (FAQ). 4.6. United States National Oceanic and Atmospheric Administration's Atlantic Oceanographic and Meteorological Laboratory. Diakses tanggal 27 Desember 2019. 
  9. ^ National Hurricane Center; Hurricane Research Division; Central Pacific Hurricane Center. "The Northeast and North Central Pacific hurricane database 1949–2018". United States National Oceanic and Atmospheric Administration's National Weather Service.  A guide on how to read the database is available here.
  10. ^ "Tropical Cyclone Best Track Information for the North Indian Ocean 1990–2008". India Meteorological Department. 2009. Diarsipkan dari versi asli (XLS) tanggal November 16, 2009. Diakses tanggal 27 Desember 2019. 
  11. ^ Royer, Stephane (7 February 2003). "Very Intense Tropical Cyclone Gafilo". Météo France. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2013. Diakses tanggal 27 Desember 2019. 
  12. ^ MetService (May 22, 2009). "TCWC Wellington Best Track Data 1967–2006". International Best Track Archive for Climate Stewardship. 
  13. ^ Willoughby, H.E.; Masters, J. M.; Landsea, C. W. (December 1, 1989). "A Record Minimum Sea Level Pressure Observed in Hurricane Gilbert". Monthly Weather Review. Miami, Florida: American Meteorological Society. 117 (12): 2824–2828. Bibcode:1989MWRv..117.2824W. doi:10.1175/1520-0493(1989)117<2824:ARMSLP>2.0.CO;2. 

Pranala luar

sunting