Babi celeng
Babi celeng[2] secara umum dikenal sebagai babi hutan adalah nenek moyang babi liar yang menurunkan babi domestik (Sus scrofa domesticus). Daerah persebarannya berada di wilayah hutan-hutan Eropa Tengah, Mediterania (termasuk Pegunungan Atlas di Afrika Tengah) dan sebagian besar Asia hingga wilayah paling selatan di Indonesia. Babi hutan termasuk famili Suidae yang mencakup babi liar Afrika dan babi semak di Afrika, babi kerdil di utara India, dan babirusa di Indonesia.
Babi celeng Rentang waktu: Pleistocene awal–sekarang
| |
---|---|
Babi celeng (Sus scrofa) merupakan nenek moyang babi domestik (Sus scrofa domesticus) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Artiodactyla |
Famili: | Suidae |
Genus: | Sus |
Spesies: | S. scrofa
|
Nama binomial | |
Sus scrofa | |
Pengenalan
suntingBabi ini memiliki ukuran yang besar dengan berat dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk jantan dewasa, serta panjang hingga 1,8 m (6 kaki). Babi celeng di Indonesia panjang tubuhnya hingga 1.500 mm, panjang telinga 200–300 mm, dan tinggi bahunya 600–750 mm.[2]
Anak jenis S.s. vittatus didapati di Semenanjung Malaya, Sumatra dan Jawa; kemungkinan pula di Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, hingga Pulau Komodo. Anak jenis ini dibedakan dari subspesies lainnya karena memiliki tulang hidung (nasal) yang relatif lebih pendek, yakni 45-48% panjang tengkorak (48-51% pada anak jenis lainnya).[3]
Kebiasaan
suntingJika terkejut atau tersudut, hewan ini dapat menjadi agresif - terutama betina dewasa yang sedang melindungi anak-anaknya, dan jika diserang akan mempertahankan dirinya dengan taringnya.
Di Jawa, babi celeng diketahui berkawin silang dengan babi bagong (S. verrucosus).[4] Di tempat-tempat lain, kemungkinan pula dengan babi berjenggot (S. barbatus) dan babi sulawesi (S. celebensis).[3]
Hewan ini sempat punah di Britania pada abad ke-17, tetapi populasinya telah kembali di beberapa tempat terutama di Weald akibat terlepas dari peternakan.
Galeri
sunting-
Induk celeng dengan anak-anaknya
-
Tengkorak babi celeng
Referensi
sunting- ^ Linné, C. von. 1758. Caroli Linnæi Systema naturæ. Regnum animale. Editio decima, 1758: 49. Lipsiæ: Sumptibus Guilielmi Engelmann, 1894.
- ^ a b Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam: 365. Bogor: WCS-IP, The Sabah Society & WWF Malaysia.
- ^ a b Corbet, G.B. & J.E. Hill. 1992. The Mammals of Indomalayan Region: a systematic review: 246. Oxford: Nat. Hist. Mus. Publ. & Oxford Univ. Press.
- ^ Corbet, G.B. & J.E. Hill. 1992. op. cit.: 248.
Pranala luar
sunting- Informasi terkait dengan Sus scrofa dari Wikispecies.
- Media tentang Sus scrofa di Wikimedia Commons