Babesia
Babesia adalah genus protozoa dalam famili Babesiidae dan ordo Piroplasmida yang bertindak sebagai parasit yang menginfeksi sel darah merah vertebrata.[1] Penyakit yang disebabkan oleh Babesia disebut babesiosis, yang termasuk zoonosis. Babesiosis ditularkan oleh vektor berupa caplak. Babesia pertama kali diidentifikasi pada tahun 1988 oleh Victor Babes, ilmuwan Rumania.[2][3]
Babesia
| |
---|---|
Penyakit | Babesiosis |
Taksonomi | |
Kerajaan | Chromista |
Filum | Apicomplexa |
Kelas | Aconoidasida |
Ordo | Piroplasmida |
Famili | Babesiidae |
Genus | Babesia |
Tipe taksonomi | Babesia bovis |
Spesies | |
Lihat klasifikasi |
Daur hidup
suntingSebagaimana Apicomplexa lainnya, Babesia memiliki daur hidup yang membuatnya memiliki beberapa bentuk dan karakteristik sel yang berbeda. Babesia masuk ke dalam tubuh caplak sebagai inang definitif dalam bentuk gametosit saat caplak tersebut menggigit vertebrata terinfeksi. Sel-sel gamet mengalami reproduksi seksual di dalam tubuh caplak dan mengalami sporogoni yang menghasilkan sporozoit. Ketika caplak menggigit vertebrata, termasuk manusia, sporozoit dalam air liur caplak berpindah ke dalam tubuh vertebrata tersebut, yang menjadi inang perantara Babesia. Dalam sel darah merah vertebrata, tropozoit mengalami merogoni yang menghancurkan sel darah merah tersebut dan menghasilkan banyak merozoit yang mencari sel darah lain sebagai inang baru. Sebagian merozoit membentuk gametosit yang dapat berpindah ke tubuh caplak dan melengkapi daur ini. Manusia merupakan inang akhir dan tidak menularkan ke organisme lainnya. Meskipun demikian penularan antarmanusia bisa terjadi akibat transfusi darah.[4]
-
Daur hidup Babesia menurut CDC AS
-
Ilustrasi daur hidup Babesia
Klasifikasi
suntingMenurut Encyclopedia of Life dan NCBI, terdapat 39 spesies dalam genus Babesia dan ratusan lainnya yang belum diklasifikasikan dengan baik.[5][6]
- Babesia annae
- Babesia ardeae
- Babesia behnkei
- Babesia bennetti
- Babesia bicornis
- Babesia bigemina
- Babesia bovis
- Babesia caballi
- Babesia canis
- Babesia capreoli
- Babesia conradae
- Babesia crassa
- Babesia divergens
- Babesia duncani
- Babesia felis
- Babesia gibsoni
- Babesia hongkongensis
- Babesia kiwiensis
- Babesia lengau
- Babesia leo
- Babesia lohae
- Babesia mackerrasorum
- Babesia major
- Babesia microti
- Babesia motasi
- Babesia muratovi
- Babesia occultans
- Babesia odocoilei
- Babesia orientalis
- Babesia ovata
- Babesia ovis
- Babesia pecorum
- Babesia peircei
- Babesia poelea
- Babesia rodhaini
- Babesia ugwidiensis
- Babesia vesperuginis
- Babesia vitalii
- Babesia vulpes
Spesies penting
suntingSpesies yang penting dalam kedokteran dan kedokteran hewan di antaranya
- B. microti, B. divergens, dan B. duncani pada manusia[7]
- B. bovis, B. bigemina, dan B. divergens pada sapi[8]
- B. caballi pada kuda
Referensi
sunting- ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company.
- ^ "Babesiosis History". University of Stanford. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-19. Diakses tanggal 10 Juli 2021.
- ^ Anand, K.P.; Anand, A.; Kashyap, A.S. (2015). "Dr. Victor Babes, Discoverer of Babesia". The Journal of the Association of Physicians of India. 63 (3): 80–81. ISSN 0004-5772. PMID 26540854.
- ^ "Babesiosis". CDC. Diakses tanggal 10 Juli 2021.
- ^ "Babesia". Encyclopedia of Life. Diakses tanggal 10 Juli 2021.
- ^ "Babesia". NCBI. Diakses tanggal 10 Juli 2021.
- ^ "Babesiosis". CDC. Diakses tanggal 10 Juli 2021.
- ^ OIE Manual 2021, hlm. 1.
Daftar pustaka
sunting- Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2021), Chapter 3.4.2. Bovine Babesiosis (PDF), Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals, World Organisation for Animal Health (OIE)