Badan Koordinasi Penanaman Modal

lembaga pemerintah nonkementerian di Indonesia
(Dialihkan dari BKPM)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (disingkat BKPM) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Nonkementerian di lingkungan Pemerintah Indonesia yang bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman modal. Lembaga ini dipimpin oleh seorang Kepala BKPM yang sejak 19 Agustus 2024 dijabat oleh Rosan Roeslani.[1] Dalam Kabinet Indonesia Maju, Kepala BKPM juga bertindak sebagai Menteri Investasi Republik Indonesia.

Badan Koordinasi
Penanaman Modal
BKPM
Gambaran umum
Dasar hukumPeraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2021
Bidang tugasPenanaman modal
SloganInvest Indonesia
Kepala
Rosan Roeslani
Wakil Kepala
Todotua Pasaribu
Sekretaris Utama
Heldy Satrya Putera
Deputi
Bidang Hilirisasi Investasi StrategisPlt. Heldy Satrya Putera
Bidang Kerja Sama Penanaman ModalTirta Nugraha Mursitama
Bidang Pelayanan Penanaman ModalIwan Suryana
Bidang Pengembangan Iklim Penanaman ModalRiyatno
Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman ModalEdy Junaedi
Bidang Perencanaan Penanaman ModalDedi Latip
Bidang Promosi Penanaman ModalNurul Ichwan
Bidang Teknologi Informasi Penanaman ModalRicky Kusmayadi
Kantor pusat
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190 P.O. Box 3186, Indonesia
Situs web
http://www.bkpm.go.id/
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

BKPM didirikan sejak tahun 1973, menggantikan fungsi yang dijalankan oleh Panitia Teknis Penanaman Modal yang dibentuk sebelumnya pada tahun 1968.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang tentang Penanaman Modal pada tahun 2007, BKPM menjadi sebuah lembaga Pemerintah yang menjadi koordinator kebijakan penanaman modal, baik koordinas antar instansi pemerintah, pemerintah dengan Bank Indonesia, serta pemerintah dengan pemerintah daerah maupun pemerintah daerah dengan pemerintah daerah. BKPM juga diamanatkan sebagai badan advokasi bagi para investor, misalnya menjamin tidak adanya ekonomi biaya tinggi.

Tugas dan fungsi

sunting

BKPM mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKPM menyelenggarakan fungsi:[2]

  1. pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal nasional;
  2. koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang penanaman modal;
  3. pengkajian dan pengusulan kebijakan pelayanan penanaman modal;
  4. penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal;
  5. pengembangan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha;
  6. pembuatan peta penanaman modal Indonesia;
  7. koordinasi pelaksanaan promosi serta kerja sama penanaman modal;
  8. pengembangan sektor usaha penananaman modal melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal;
  9. pembinaan pelaksanaan penanaman modal, dan pemberian bantuan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;
  10. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu;
  11. koordinasi penananam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia;
  12. pemberian pelayanan perizinan dan fasilitas penanaman modal;
  13. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BKPM;
  14. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKPM;
  15. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKPM; dan
  16. pelaksanaan fungsi lain di bidang penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Susunan organisasi

sunting

Selain kepala dan wakil kepala, Badan Koordinasi Penanaman Modal terdiri atas:[2]

  1. Sekretariat Utama;
  2. Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis;
  3. Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal;
  4. Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal;
  5. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal;
  6. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;
  7. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal;
  8. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal; dan
  9. Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal

Selain itu, terdapat Inspektorat BKPM yang berada di bawah/bertanggung jawab kepada Kepala BKPM dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

Percepatan kemudahan berusaha

sunting

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo sebagai satu-satunya lembaga untuk mengkoordinasikan untuk melaksanan perizinan berusaha. Tugas ini ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha.[3] Inpres ini menegaskan bahwa Kepala BKPM dan Menteri/Kepala Lembaga untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Profil Rosan Roeslani, Menteri Investasi Baru Pengganti Bahlil". CNN Indonesia. 19 Agustus 2024. Diakses tanggal 19 Agustus 2024. 
  2. ^ a b "Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2021 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal". JDIH BPK. Diakses tanggal 31 Juli 2023. 
  3. ^ "Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha". JDIH BPK. Diakses tanggal 31 Juli 2023.