Auto Technisches Spezialzubehör

pabrik pembuatan roda asal Jerman

ATS adalah sebuah tim Formula Satu dari Jerman, yang dinamai sesuai dengan merek velg alloy Jerman Auto Technisches Spezialzubehör. Perusahaan ini berbasis di Bad Dürkheim di dekat Hockenheimring, di mana aktif di Formula Satu dari tahun 1977 hingga 1984.

ATS
Nama resmiATS Wheels
Kantor pusatJerman
PendiriGünther Schmidt
Staf terkenalRobin Herd
Giacomo Caliri
Gustav Brunner
Jo Ramírez
Pembalap terkenalJean-Pierre Jarier
Keke Rosberg
Manfred Winkelhock
Eliseo Salazar
Gerhard Berger
Sejarah dalam ajang Formula Satu
Gelar Konstruktor0
Gelar Pembalap0
Jumlah lomba101
Menang0
Posisi pole0
Putaran tercepat0
Lomba pertamaGrand Prix AS Barat 1977
Lomba terakhirGrand Prix Portugal 1984

Pabrikan roda

sunting
 
Cap ATS d bagian belakang pada roda alloy AGM pada sekitar tahun 1984.

Perusahaan ATS menciptakan beberapa roda ringan revolusioner yang baru untuk mobil Porsche dan VW. ATS membagun sebuah roda ringan dari aluminium alloy bercabang 5 bagi AMG, biro modifikasi performa tinggi bagi Mercedes-Benz, pada tahun 1970-an dan 1980-an. Roda lima cabang ini populer disebut dengan roda "Penta" AMG. Roda bercabang lima "Penta" AMG buatan ATS, dirancang oleh Hans-Werner Aufrecht pada tahun 1979, merupakan velg aluminium alloy pertama yang dipasarkan oleh AMG saat mereka masih merupakan perusahaan modifikasi independen.

Tim Formula Satu

sunting

Pemilik ATS Günther Schmidt telah menjadi sponsor bagi berbagai macam even balap mobil nasional, sebelum melihat bahwa balap Grand Prix merupakan salah satu cara ideal untuk mempromosikan mereknya, Karena temperamennya, Schmidt dikenal sulit untuk bekerja sama, dan perpindahan staff yang cepat mengganggu ATS sepanjang sejarah mereka.

Tahun 1970-an

sunting

Pada tahun 1977, ATS membeli sisa dari sasis PC4 milik Penske Racing. Jean-Pierre Jarier dipilih untuk mengendarai mobil tersebut, memperoleh tempat keenam pada debut tim di Grand Prix F1 Amerika Serikat Barat.

Mobil kedua masuk ke balapan pada Grand Prix F1 Jerman 1977 yang dikemudikan pembalap turing Jerman Hans Heyer. Heyer gagal lolos kualifikasi, tetapi dikenal karena tetap memilik untuk start di depan pada pendukungnya di Hockenheimring. Penyelenggara balapan baru tersadar saat dia berhenti balapan karena kerusakan penghubung gigi. Hans Binder kemudian mengambil alih mobil kedua selama sisa musim, meskipun tim kehilangan tiga balapan terakhir pada musim tersebut.

Robin Herd dari March Engineering dipilih untuk membangun mobil Formula Satu asli ATS pertamanya, HS1 yang dikendarai oleh Jarier dan Jochen Mass. Jarier meraih posisi kedelapan saat Grand Prix F1 Afrika Selatan 1978, tetapi kemudian dipecat setelah berargumen dengan Schmidt, dan digantikan oleh Alberto Colombo saat Grand Prix F1 Belgia 1978. Setelah dua kali gagal lolos kualifikasi, Colombo kemudian juga dipecat, dan digantikan oleh Keke Rosberg hingga sebelum Grand Prix F1 Jerman 1978. Di sana, Jarier kembali, setelah berhasil menyelesaikan perbedaannya dengan Schmidt, dan harus berpisah kembali karena kegagalan Jarier unuk lolos kualifikasi. Binder kembali untuk satu balapan, sebelum digantikan oleh Michael Bleekemolen

Pada saat yang sama Mass juga meninggalkan tim setelah mengalami patah tulang kaki saat melakukan uji coba. Setelah Harald Ertl gagal untuk lolos prakualifikasi dengan Ensign pada Grand Prix F1 Italia 1978, dia mendapat kesempatan dengan ATS pertama. Ertl juga gagal lolos kualifikasi untuk balapan tersebut, dan Rosberg kembali pada dua balapan terakhir. Kurangnya kontinyuitas pada kedua mobil dan pada it membuat hal tersebut menyulitkan tim yang sedang berkembang, meskipun telah dikenalkan sasis baru D1. D1 dirancang oleh John Gentry, dan dilengkapi dengan skirt, jarak roda dan lubang samping yang lebih lebar.[1] D1 digunakan pada dua balapan terakhir pada musim 1978.[1]

1979 melihat kehadiran Hans-Joachim Stuck, untuk mengendarai mobil tunggal. Sasis baru rancangan Giacomo Caliri- D2 datang paa pertengahan musim namun merupakan mobil yang sulit dikendalikan,[1] dengan Stuck mendapatkan satu-satunya poin tim di musim tersebut dengan meraih posisi kelima pada Grand Prix F1 Amerika Serikat 1979 di dalam mobil baru yang lain, D3, hasil rancangan Nigel Stroud.

Tahun 1980-an

sunting

Tim kembali ke dalam skema operasi dua mobil lagi pada tahun 1980, dengan Marc Surer dan Jan Lammers yang menandatangani kontrak untuk mengendarai D3. Surer berhasil memperoleh posisi ke-7 di Grand Prix F1 Brazil 1980, sedangkan Lammers start dari posisi keempat sebelum gegela finis di Grand Prix F1 Amerika Serikat Barat 1980, tetapi tim mash kesulitan mencapai papan tengah, meskipun kemudian diperkenalkan D4 rancangan Gustav Brunner. Sejak GP AS Barat, mereka kembali ke skema satu mobil, dengan Surer yang cedera, meskipun dia kembali di Grand Prix F1 Prancis 1980, pada saat itu untuk menggantikan Lammers. Sekali lagi, tim gagal memperoleh poin.

1981 melihat Lammers dipanggil untuk mengendarai D4 tunggal, dengan tempat kedua diberikan kepada Slim Borgudd untuk Grand Prix F1 San Marino 1981. Setelah itu, Lammers kembali digantikan, dengan Borgudd mengemudikan mobil tunggal. Pembalap Swedia tersebut berhasil memperoleh posisi keenam di Grand Prix F1 Inggris 1981, dan D4 saat itu telah digantikan dengan HGS1, yang dirancang oleh Hervé Guilpin, tetapi hasilnya masih tetap buruk, dan sering kali gagal kualifikasi. Pada tahun ini Band pop Swedia ABBA menjadi sponsor bagi tim. Faktanya, Slim Borgudd tampil pada beberapa rekaman ABBA sebagai drummer.

Schmidt melakukan usaha besar untuk membawa tim tetap bertahan pada tahun 1982. Dua mobil D5 (sebuah versi perbaikan besar dari HGS1) ditampilkan di lapangan bagi Manfred Winkelhock dan Eliseo Salazar. Hal ini memberikan hasil yang lebih baik, dengan posisi ke-5 yang diperoleh Winkelhock di Grand Prix F1 Brazil 1982 dan Salazar memperoleh posisi ke-5 di Grand Prix F1 San Marino 1982 (Winkelhock sebenarnya memperoleh posisi ke-6 pada balapan ini, yang diboikot oleh sebagian besar tim Inggris karena krisi politik di dalam olahraga, tetapi mobilnya terlalu ringan). Setelah perkembangan tim ini, maka mereka berada di papan tengah lebih lama dari tim lainnya. Namun momen yang paling disorot bagi tim datang saat Salazar diserang oleh Nelson Piquet dalam siaran langsung televisi di Grand Prix F1 Jerman 1982, saat pembalap ATS tersebut mengalami tabrakan dengan pembalap brazil tersebut yang sedang memimpin balapan saat akan disalip satu putaran.

Mesin BMW

sunting
 
Manfred Winkelhock di ATS D7 pada Grand Prix F1 Dallas 1984

Namun, Schmidt menggunakan kemampuannya dalam industri kendaraan Jerman untuk memastikan pasokan dari BMW untuk mesin turbo bertenaga besar BMW M12/13 4-csilinder pada tahun 1983. ATS memberikan mobil tunggal rancangan Gustav Brunner D6 yang baru bagi Winkelhock. Terdapat beberapa hasil kualifikasi dan balapan yang bagus di Jerman, tetapi pergantian staff yang sering terjadi membuat masalah kehandalan tidak pernah dapat terselesaikan, dan posisi kedelapan di Grand Prix F1 Eropa 1983 merupakan hasil terbaiknya.

Pada tahun 1984, Sasis baru Brunner D7 diperkenalkan, tetapi dengan cerita yang hampir sama, dengan kecepatan tinggi yang jarang dicapai, membuat Brunner keluar, yang dapat diduga, setelah argumennya dengan Schmidt. Winkelhock medapat posisi ketiga di Grand Prix F1 Belgia 1984 sebelum mengalami permasalahan kelistrikan, tetapi hasil finis terbaiknya adalah posisi kedelapan di Grand Prix F1 Kanada 1984 dan Grand Prix F1 Dallas 1984. Mulai dari Grand Prix Austria 1984, D7 kedua diberikan kepada Gerhard Berger. Setelah kegagalan gearbox saat start di Grand Prix F1 Italia 1984, Winkelhock akhirnya kehilangan kesabaran dan keluar. Pada balapan tersebut, Berger memperoleh posisi keenam, tetapi tidak memperoleh poin karena mobil kedua tidak didaftarkan pada awal musim. Berger memasuki dua balapan terakhir sendirian, dengan Winkelhock tidak pernah digantikan.

Pada akhir tahun, BMW menghentikan penggunaan mesin mereka karena publikasi yang buruk yang diciptakan tim dan pemiliknya, dan Schmidt menutup tim ATS bersamaan dengan saat dia meninggalkan perusahaan ATS.[1]

Kembali dengan Rial

sunting

Setelah mendirikan merek roda baru dengan nama Rial, Schmidt kembali ke Formula Satu pada 1988 dengan tim yang bernama sama.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Hodges, David (1990). A-Z of Formula Racing Cars. Bideford, UK: Bay View Books. hlm. 279. ISBN 1870979168. 

Pranala luar

sunting