Astama, (lahir di Medan, Sumatera Utara, 1930 - meningggal di Jerman, 1998),[1]. adalah seorang penulis Indonesia, termasuk dalam penulis sastra eksil Indonesia.[1] Dikenal juga dengan nama S.T. Caniago, Aziz Akbar, dan Satyadharma.[1]

Astama
PekerjaanPenulis
KebangsaanIndonesia Indonesia

Biografi

sunting

Pendidikan akhimya Akademi Perguruan, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan mencapai B-l.[2] Astama pernah menjadi salah seorang pimpinan Lekra, dan menjadi anggota Front Nasional pada zaman Soekarno.[2]

Mulai menulis sajak sejak tahun 1955, dan dimuat dalam Harian Pendorong, Harian Harapan, Harian Rakyat, majalah Indonesia dan majalah Zaman Baru.[2] Ia juga menjadi salah seorang pendiri Stichting Budaya Amsterdam pada awal 1989.

Karya-karyanya beberapa dimuat dalam majalah Arena dan Kreasi.[2] Dan puisinya masuk dalam kumpulan puisi bersama, Puisi(Kreasi No. 11 1992) dan Yang Tertindas Yang Melawan Tirani I & lI (Kreasi No. 28 1997 & No.39 1998). Satu kumpulan puisinya belum sempat diterbitkan.[2]

Hasil karya

sunting
  • Sungai Dara Dan Diri, kumpulan cerpen, Stichting I.S.D.M., Culemborg 1992, 290 hal.[3]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c (Inggris) McGlynn, John dan Ibrahim, A. Kohar(ed). Menagerie 6, Lontar, 2004, ISBN 979-8083-52-0
  2. ^ a b c d e (Indonesia) Alham, Asahan (ed). Di Negeri Orang: Puisi Penyair Indonesia Eksil, Lontar, 2002, ISBN 979-8083-42-3
  3. ^ (Indonesia) Setiawan, Hersri. Lagi: Seni Eksil Indonesia,1994, teks seminar untuk Festival Puisi Internasional di Perth, Australia

Pranala luar

sunting