Asega-bôk

bagian dari undang-undang masyarakat Frisia Rüstringen

Asega-bôk (berarti "Kitab Hakim-hakim" dalam bahasa Frisia Kuno) adalah undang-undang untuk Orang Frisia di Rüstringen.[1][2] Versi naskah tertua dari undang-undang ini yang diketahui yaitu "Naskah Rüstringen Pertama" (kini di Oldenburg), selain naskah tertua yang masih ada dalam bahasa Frisia, merupakan salah satu udnang-undang kontinental tertua dari hukum Jermanik yang masih ada.

Asega-bôk
Pengarang(tidak diketahui)
BahasaFrisia Kuno
Tanggalsebelum tahun 1300
Keadaantersimpan di arsip di Oldenburg (24, 1, Ab. 1)
GenreHukum
SubjekOrang Frisia di Rüstringen

Sejarah dan latar belakang

sunting

Sebuah kodeks yang berisi salinan kode tersebut, Naskah Rüstringen Pertama, masih tersimpan di arsip di Oldenburg (24, 1, Ab. 1).[3][4] Meskipun Joseph Bosworth percaya bahwa kitab ini ditulis antara tahun 1212 dan 1250 M,[2] para cendekiawan abad kedua puluh memperkirakannya sekitar tahun 1300,[5] meskipun beberapa bagian yang terkandung di dalamnya berasal dari tahun 1050.[6] Versi tersebut adalah karya tertua yang masih ada yang ditulis dalam bahasa Frisia Kuno,[1] dan salah satu kode hukum Jermanik kontinental tertua yang masih ada (Hukum Gulating, mungkin sekitar tahun 1150, mungkin lebih tua).[7] Edisi ilmiah modern pertama diterbitkan pada tahun 1961 oleh Wybren Jan Buma (Buma 1961) dalam bahasa Belanda.[8] Setahun kemudian, Buma bekerja sama dengan pakar hukum Jermanik bernama Wilhelm Ebel, menerbitkan sebuah edisi dan terjemahan dalam bahasa Jerman (Buma 1963).[7][4]

Istilah asega dengan sendirinya juga dapat diterjemahkan sebagai "pengacara" or "pembicara hukum", dan mengacu pada tradisi Jerman yang meminta seorang orator membacakan hukum (yang tidak harus ditulis) di majelis, sebuah praktik yang dibuktikan dalam Gutalagen Skandinavia.[9]

Salah satu bagian dari kitab ini adalah Lima Belas Tanda sebelum Hari Kiamat. Buma mengamati bahwa versi Asega-bôk memiliki gaya tersendiri, dibandingkan versi lainnya, khususnya bahasa Frisia. Meskipun daftar tersebut cocok dengan versi lain, menurut pendapat Buma, sebuah kesimpulan ditambahkan ke dalamnya oleh penulis yang tidak dikenal, yang menurut pendapat Buma mengambil beberapa versi dari daftar tersebut sebagai sumbernya, meskipun sebagian besar mengandalkan satu versi. Rolf Bremmer mencatat bahwa atribusi daftar tersebut kepada Hieronimus dalam versi Asega-bôk disalin dari Pseudo-Bede, dan kesimpulan tambahannya mirip dengan Historia scholastica oleh Comestor. Pengurangan yang diambil dari Comestor inilah yang mendorong penanggalan Asega-bôk pada abad ke-20 lebih lambat daripada penanggalan Bosworth, mengingat Comestor meninggal pada tahun 1178.[10]

Kitab ini secara berurutan terdiri dari:[5][11]

  • dua versi Prolog Statuta dan Hukum Pertanahan yang serupa, namun tidak identik (mendukung hipotesis yang dibuat oleh Buma, bahwa kitab-kitab tersebut merupakan kompilasi naskah-naskah sebelumnya dari berbagai sumber);[5]
  • Tujuh Statuta dan Dua Puluh Empat Hukum Pertanahan;
  • Daftar Denda Umum, bagian 1 (dari 2);
  • Daftar Denda Rüstringen;
  • Wendar pada Statuta ke-17 (Wendar berarti "pengecualian");[11]
  • Statuta Rüstringen Tua (yang dimodifikasi dari aslinya untuk memasukkan rujukan ke Karolus Agung dan orang-orang Frisia);[5]
  • Statuta Rüstringen Muda;
  • dua naskah yang dimulai dengan Thet is ac friesk riucht ("Ini juga hukum Frisia");[11]
  • Lima Belas Tanda Sebelum Hari Kiamat, telah disebutkan;
  • Denda Rüstringen Mengenai Kejahatan Terhadap Pendeta, bagian 1 (dari 2);
  • daftar keadaan di mana seseorang diperbolehkan masuk ke dalam gereja;
  • Daftar Denda Umum, bagian 2 (dari 2);
  • kelompok teks kedua yang dimulai dengan Thet is ac friesk riucht;
  • daftar uang logam dan nilainya;
  • garis besar hukuman gerejawi atas pembunuhan kerabat;
  • Denda Rüstringen Terkait Kejahatan Terhadap Pendeta, bagian 2 (dari 2);
  • Denda karena Menodai Gereja dan Halaman Gereja; dan
  • Hukum Sinode Rüstringen .

Menurut Johnston, ini adalah salah satu dari sekian banyak catatan hukum Frisia yang memiliki tujuan lainnya: mempromosikan ideologi kemerdekaan Frisia. Dia menerangkan tiga tingkatan ideologi yang terwakili dalam naskah-naskah tersebut: "(1) pengagungan gagasan hukum secara umum, (2) penegasan gagasan hukum Pan-Frisia, (3) penyebaran gagasan Frisian kemerdekaan dan dorongan persatuan Frisia melawan ancaman dari luar".[12] Satu-satunya naskah dalam kodeks yang dianggapnya dikecualikan dari ideologi tersebut adalah Lima Belas Tanda Sebelum Hari Kiamat.[5]

Rujukan

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Mallet & Blackwell 1847, hlm. 48.
  2. ^ a b Bosworth 1838, hlm. lxi.
  3. ^ Bosworth 1848, hlm. 63.
  4. ^ a b Giliberto 2007, hlm. 130.
  5. ^ a b c d e Johnston 1998, hlm. 197-198.
  6. ^ Jellema 1964, hlm. 125.
  7. ^ a b Lear 1965.
  8. ^ Jellema 1964.
  9. ^ Bethurum 1932, hlm. 266.
  10. ^ Giliberto 2007, hlm. 130–131.
  11. ^ a b c Munske & Århammar 2001, hlm. 576.
  12. ^ Johnston 1998, hlm. 187.

Daftar pustaka

sunting

Pustaka lanjutan

sunting

Terjemahan

sunting
  • Wiarda, Tilemann Dothias (1805), Asega-buch ein Alt-friesisches gesetzbuch der Rüstringer, herausgegeben, übersetz und erläutert (dalam bahasa German), Berlin 
  • Buma, Wybren Jan, ed. (1961), De eerste Riustringer codex, Oudfriese taalen rechtsbronnen (dalam bahasa Dutch), Rüstringen: Martinus Nijhoff 
  • Buma, Wybren Jan, ed. (1963), Das Rüstringer Recht, Altfriesische Rechsquellen (dalam bahasa German), Göttingen: Musterschmidt 

Filologi

sunting
  • Bremmer, Rolf H. (Jr) (2007), "Language and Contents of the Old Frisian Manuscripts from Rüstringen (c.1300): A veritable Mixtum Compositum", dalam Bremmer, Rolf H. (Jr); Laker, Stephen; Vries, Oebele, Advances in Old Frisian Philology, Rige Estrikken, 80, Rodopi, hlm. 33, ISBN 9789042021815