Kawasan bersinyal

titik akses wifi
(Dialihkan dari Area bersinyal)

Kawasan bersinyal atau hotspot adalah lokasi fisik di mana orang dapat memperoleh akses Internet, biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi, melalui WLAN menggunakan penghala (router) yang terhubung ke penyedia layanan Internet.

Diagram yang menampilkan jaringan Wi-Fi

Kawasan bersinyal publik dapat dibuat oleh tempat bisnis agar dapat digunakan oleh pelanggan, seperti kedai kopi atau hotel. Kawasan bersinyal publik biasanya dibuat dari titik akses nirkabel yang dikonfigurasi untuk menyediakan akses Internet, dikendalikan sampai tingkat tertentu oleh tempat tersebut. Dalam bentuknya yang paling sederhana, tempat-tempat yang memiliki akses Internet broadband dapat membuat akses nirkabel publik dengan mengkonfigurasi titik akses (AP), dalam hubungannya dengan penghala untuk menghubungkan titik akses ke Internet. Sebuah penghala nirkabel tunggal yang menggabungkan fungsi-fungsi ini mungkin sudah cukup.[1]

Kawasan bersinyal pribadi, sering disebut penambatan (tethering), dapat dikonfigurasi pada ponsel cerdas atau tablet yang memiliki paket data jaringan, untuk mengizinkan akses Internet ke perangkat lain melalui pemasangan Bluetooth, atau melalui protokol RNDIS melalui USB, atau bahkan ketika perangkat kawasan bersinyal dan perangkat yang mengaksesnya terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama tetapi tidak menyediakan akses Internet. Demikian pula, Bluetooth atau USB OTG dapat digunakan oleh perangkat seluler untuk menyediakan akses Internet melalui Wi-Fi alih-alih jaringan seluler, ke perangkat yang tidak memiliki Wi-Fi atau kemampuan jaringan seluler.

Sejarah

sunting

Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1993 oleh Bret Stewart sewaktu konferensi Networld dan Interop, di San Fransisco.[2] Dengan pemanfaatan teknologi ini, setiap orang dapat mengakses jaringan internet melalui komputer/laptop/HP/PDA yang mereka miliki di lokasi-lokasi area bersinyal ini tersedia, tentunya perangkat komputer/laptop/ponsel/PDA tersebut harus memiliki teknologi wi-fi.[2]

Pada umumnya peralatah area bersinyal wi-fi menggunakan standardisasi WLAN IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g.[2] Teknologi WLAN ini mampu memberikan kecepatan akses yang tinggi hingga 11 Mbps (IEEE 802.11 b) dan 54 Mbps (IEEE 802.11 g) dalam jarak hingga 100 meter.[2]

Komponen

sunting

Beberapa komponen dalam Hotspot adalah:[3]

Ada beberapa jenis Hotspot yang biasa digunakan, yaitu:[4]

  • Hotspot gratis sebagai tambahan pelanggan umum biasanya dioperasikan di hotel, di lobi hotel, di ruang konferensi, kedai kopi, atau di kafe. Kadang area besinyal jenis ini merupakan instalasi semi permanen, di acara pameren komputer atau konferensi / seminar komputer.
  • Hotspot yang dibayar langsung ke pemilik gedung, biasanya di ruangan hotel, restoran, atau kedai kopi. Tidak semua hotel mampu memberikan servis wi-fi gratis. Mereka mengambil kebijakan untuk memberikan servis berbayar kepada pengguna area besinyal untuk menalangi biaya leased line atau tak terbatas (unlimited) ADSL ke Internet.
  • Hotspot berbayar ke operator area besinyal wi-fi, misalnya Boingo, iPASS. Operator area besinyal wi-fi ini merupakan jaringan internasional yang global dengan banyak sekali pengguna yang berpindah tempat (mobile) secara internasional. Jenis area besinyal ini biasanya akan lebih menarik bagi mereka yang memiliki banyak pengguna yang datang dari mancanegara.

Tentunya sebuah Hotspot merupakan gabungan dari beberapa tipe jaringan menjadi satu kesatuan, tidak harus menyediakan hanya satu tipe saja. Jadi bisa saja, Hotspot berbayar ke pemilik gedung dan berbayar ke operator Hotspot wi-fi dioperasikan pada sebuah jaringan.

Ancaman

sunting

Saat ini, Hotspot semakin banyak tersedia diberbagai tempat umum, tetapi setiap kali melakukan sambungan pada suatu Hotspot sebenarnya membahayakan PC atau laptop itu sendiri.[5] Hotspot adalah jaringan tebuka yang tidak terenkripsi, sehingga ketika terhubung dengan pengguna area besinyal lain, mereka dapat menyusup dan menimbulkan kerusakan pada komputer.[5]

Peretas menggunakan Hotspot untuk mengintai atau memata-matai sinyal nirkabel atau menjebak agar terperangkap dalam Hotspot evil twin.[6] Hotspot evil twin ini merupakan gangguan di mana peretas menyusup dalam sinyal nirkabel untuk berpikir bahwa ada pengguna yang berada di Hotspot.[6] Ketika pengguna mulai berselancar melalui evil twin, maka peretas akan memata-matai aktivitas internet pengguna Hotspot.[6] Kondisi ini memungkinkan sekali bagi pada peretas untuk mengakses kartu kredit pengguna Hotspot, jika melakukan transaksi secara daring.[6]

Lihat juga

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Ngo, Dong (30 October 2012). "Networking buying guide". Diakses tanggal 13 April 2013. 
  2. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 10jam
  3. ^ Edi S. Mulyanta, S.Si, Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. ANDI
  4. ^ Onno W. Purbo, Internet Wireless dan Hotspot. Elex Media Komputindo.
  5. ^ a b Rahmat Putra, Panduan Lengkap Memilih Koneksi Internet (plus CD). mediakita.
  6. ^ a b c d Jubilee Enterprise, Membangun Jaringan Internet Wireless Tanpa Bantuan. Elex Media Komputindo.