Arangan adalah salah satu kerajinan anyaman tradisional dari masyarakat Dayak Meratus, Kalimantan Selatan. Arangan terbuat dari tirik yaitu bambu yang diserut kecil atau bulur akar. Sentra produksi anyaman ini terletak di Dusun Hampang, anak desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.[1]

Pada 2023, Arangan didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.[2]

Terdapat puluhan sampai ratusan motif yang terdapat pada arangan. Motif tersebut menceritakan kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Meratus. Motif pada Arangan biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu Motif pembuka, Motif dasar dan Motif penutup.[3]

Motif pembuka biasanya berbentuk garis melingkar dan akan menceritakan 2 - 4 benda berupa motif-motif kecil. Adapun motif dasar adalah motif yang paling menonjol dan ukuran jauh lebih dominan serta hanya menggambarkan satu benda saja. Sedangkan untuk motif penutup, berada pada bagian atas dan motifnya lebih bervariasi dari motif pembuka dan motif utama, namun ukurannya hampir sama dengan motif pembuka.[3]

Terdapat beberapa motif tertentu tidak semua orang boleh membuatnya, misalnya motif Bidadari mandi yang hanya boleh dibuat oleh wanita yang sudah bersuami dan memasuki usia lanjut. Selain itu, ada juga motif khusus untuk keperluan ritual adat yang berupa penggambaran permohonan si pelaksana ritual tersebut.[3]

Proses pembuatan

sunting

Proses pembuatan Arangan akan memerlukan waktu 2-3 hari, tergantung pada kerumitan dan ukuran Arangan. Proses pembuatan dimulai dari pengambilan bambu tirik di hutan, kemudian menghaluskan bambu tersebut dan mengatur ukuran bambu sesuai dengan Arangan yang akan dibuat. Bambu yang telah dipotong sesuai ukuran, disebut Bamban, yang kemudian akan diatur kelenturannya.[4]

Biasanya, penganyam akan merendam Bamban di air panas, kemudian menjemurnya untuk mendapatkan warna putih alami. Namun kini sudah tersedia bahan sintetis di pasar untuk proses yang cepat dan mudah.[4]

Setelah proses bamban selesai, proses selanjutnya adalah membuat Butah arangan, berupa pembuatan motif yang akan disesuaikan dengan keinginan penganyam atau pelanggan yang memesan anyaman.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "Desain Arangan Terus Digenjot, Kerajinan Tangan Dayak Meratus Makin Diminati". jejakrekam.com. 2018-10-06. Diakses tanggal 2023-08-30. 
  2. ^ RH, Arief (2021-06-12). "Pemprov Kalsel Daftarkan 15 Karya Budaya ke Dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2023". Media Center Provinsi Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 2023-08-30. 
  3. ^ a b c Arfianty, Desy; Studio, Aldiskatel (2019-03-18). "Kerajinan Arangan, Deskripsi Kehidupan Dayak Meratus". Kanal Kalimantan. Diakses tanggal 2023-08-30. 
  4. ^ a b c Kurniasih, Yuyun (2023-08-30). "Pemuda Adat Menganyam untuk Melanjutkan Pengetahuan & Tradisi". www.aman.or.id. Diakses tanggal 2023-08-30.