Aquilaria
Aquilaria crassna
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Aquilaria

Spesies

Lihat teks

Aquilaria adalah genus dari lima belas spesies pohon[1] dalam keluarga Thymelaeaceae yang berasal asli Asia Tenggara. Mereka ditemukan terutama di hutan hujan Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, India Timur Laut, Bangladesh, Filipina, Pulau Kalimantan dan Pulau Papua. Tinggi pohonnya mencapai 6–20 m. Daunnya berselang-seling dengan panjang 5–11 cm dan lebar 2–4 cm, dengan puncak runcing pendek dan seluruh tepi. Bunganya berwarna hijau kekuningan yang dihasilkan dalam bentuk bunga payung. Buahnya berbentuk kapsul kayu dengan panjang 2,5–3 cm.

Genus ini meeupakan yang paling dikenal bersamaan dengan genus Gyrinops, sebagai penghasil utama kayu gaharu yang mengandung resin yang digunakan dalam produksi dupa aromatik, terutama pada spesies Aquilaria malaccensis.[1][2] Semakin sedikitnya pohon-pohon liar karena penebangan sembarangan untuk gaharu telah mengakibatkannya menjadi terdaftar sebagai tumbuhan yang terancam punah sehingga menjadi dilindungi.[1][2][3] Proyek saat ini sedang berlangsung di beberapa negara di Asia Tenggara untuk menginfeksi pohon Aquilaria yang dibudidayakan secara artifisial untuk menghasilkan gaharu secara berkelanjutan.[3] Di Indonesia misalnya ada usulan untuk mendorong penanaman gaharu di kawasan timur Indonesia, khususnya di Provinsi Papua.[4]

Daftar spesies

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Ng, L.T., Chang Y.S. and Kadir, A.A. (1997) "A review on agar (gaharu) producing Aquilaria species" Journal of Tropical Forest Products 2(2): pp. 272-285
  2. ^ a b Barden, Angela (2000) Heart of the Matter: Agarwood Use and Trade and CITES Implementation for Aquilaria malaccensis TRAFFIC International, Cambridge, ISBN 1-85850-177-6
  3. ^ a b c Broad, S. (1995) "Agarwood harvesting in Vietnam" TRAFFIC Bulletin 15:96
  4. ^ Theresia Sufa, 'Gaharu: Indonesia's endangered fragrant wood', The Jakarta Post, 2 February 2010.