Amplang
Amplang adalah sebuah makanan ringan tradisional yang terbuat dari ikan yang disajikan di Samarinda, Indonesia[2] dan kemudian terkenal di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan pesisir timur Sabah, Malaysia.[3][4][5] Amplang terbuat dari ikan tenggiri, ikan gabus (ikan haruan), atau ikan belida (ikan pipih) yang dicampur dengan tepung kanji dan bahan-bahan lainnya, dan kemudian digoreng.
Amplang | |
---|---|
Sepiring Amplang dari Kalimantan. | |
Jenis | Makanan ringan |
Tempat asal | Indonesia[1] |
Daerah | Samarinda[1] dan Balikpapan di Kalimantan Timur, juga dapat ditemui di Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Sabah, Malaysia |
Bahan utama | Ikan tenggiri, tepung kanji, rempah-rempah |
![]() ![]() | |
Amplang memiliki cita rasa yang gurih, seperti kerupuk yang tebal dan padat. Amplang mengandung vitamin A, omega 3 dan 6, kalsium, dan protein yang lebih dari kandungan susu.
Produk amplang menjadi oleh-oleh khas Samarinda dengan lokasi produksi dan penjualan yang terkonsentrasi di kawasan tepian Sungai Mahakam di Jalan Slamet Riyadi dan Antasari Samarinda. Adapun produsen amplang yang dianggap paling tua di Samarinda berlokasi di Jalan AM Sangaji.[6]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b "Amplang Chips". Indonesia Wonder. 13 January 2012. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 18 August 2014.
- ^ "Wisata Kuliner Amplang" (dalam bahasa Indonesian). IANN news.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 16 August 2013. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ^ "Amplang". Sabah Tourism Board Official Website. Diarsipkan dari asli tanggal 2013-07-16. Diakses tanggal 16 August 2013.
- ^ "Amplang". Department of Fisheries of Malaysia. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-08-16. Diakses tanggal 16 August 2013.
- ^ dhoni (2020-10-29). "Kisah Amplang Kalsel yang Melanglang Buana". Poros Kalimantan (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2023-11-16.
- ^ Sari, Saidah Putri (2020). "Hubungan Minat Beli dengan Keputusan Pembelian pada Konsumen". Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi. 8 (1): 147–155. doi:10.30872/psikoborneo.v8i1.4870.