Amonium tiosianat

senyawa kimia

Amonium tiosianat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia NH4SCN. Senyawa ini merupakan garam yang terdiri dari kation amonium dengan anion tiosianat.

Amonium tiosianat
Model kation amonium
Model kation amonium
Model anion tiosianat
Model anion tiosianat
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1S/CHNS.H3N/c2-1-3;/h3H;1H3 N
    Key: SOIFLUNRINLCBN-UHFFFAOYSA-N N
  • InChI=1/CHNS.H3N/c2-1-3;/h3H;1H3
    Key: SOIFLUNRINLCBN-UHFFFAOYAF
  • [S-]C#N.[NH4+]
Sifat
NH4SCN
Massa molar 76.122 g/mol
Penampilan Kristalin higroskopik padat tak berwarna
Densitas 1.305 g/cm3
Titik lebur 1.495 °C (2.723 °F; 1.768 K)
Titik didih 170 °C (338 °F; 443 K) (dekomposisi)
128 g/100 mL (0 °C)
Kelarutan Larut dalam amonia, alkohol, aseton
-48.1·10−6 cm3/mol
Bahaya
Lembar data keselamatan External MSDS
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Kegunaan

sunting

Amonium tiosianat digunakan dalam proses produksi herbisida, tiourea, dan resin buatan yang transparan. Senyawa ini digunakan dalam korek api dan untuk menstabilisasi dalam bidang fotografi. Selain itu, amonium tiosianat digunakan dalam berbagai komposisi anti-karat, dipakai sebagai adjuvan dalam pewarnaan dan pencetakan tekstil, dipakai sebagai pelacak di ladang minyak, digunakan dalam proses pemisahan hafnium dari zirkonium, serta dipakai dalam analisis titrasi.

Amonium tiosianat juga dapat digunakan untuk mencari kandungan besi dalam minuman ringan lewat kolorimetri.

Persiapan

sunting

Amonium tiosianat dibuat di Amerika Serikat dari reaksi karbon disulfida dengan amonia berair. Amonium ditiokarbamat dibentuk sebagai perantara dalam reaksi ini, yang akan berdekomposisi menjadi amonium tiosianat dan hidrogen sulfida setelah dipanaskan:

CS2 + 2 NH3(aq) → NH2C(=S)SNH4 → NH4SCN + H2S

Reaksi

sunting

Amonium tiosianat stabil dalam udara; namun, setelah dipanaskan, senyawa ini berisomerisasi menjadi tiourea:

 

Campuran setimbang pada suhu 150 °C dan 180 °C mengandung 30.3% dan 25.3% (berdasarkan massa) tiourea. Saat dipanaskan hingga mencapai suhu 200 °C, bubuk keringnya berdekomposisi menjadi amonia, hidrogen sulfida, dan karbon disulfida, sehingga menyisakan residu guanidinium tiosianat.

NH4SCN memiliki sifat asam yang lemah. Senyawa ini bereaksi dengan natrium hidroksida atau kalium hidroksida untuk membentuk natrium tiosianat atau kalium tiosianat. Senyawa ini bereaksi dengan garam besi untuk membentuk kompleks besi tiosianat merah:

6 SCN + Fe3+ → [Fe(SCN)6]3−

Amonium tiosianat bereaksi dengan beberapa ion logam, termasuk tembaga, perak, seng, timbal, dan raksa, dan membentuk presipitat tiosianat yang dapat diekstrak ke pelarut organik.

Referensi

sunting
  1. A. F. Wells, Structural Inorganic Chemistry, 5th ed., Oxford University Press, Oxford, UK, 1984. ISBN 978-0198553700