Ali Hasyimi

penulis Indonesia
(Dialihkan dari Ali Hasjmy)

Prof. Ali Hasjmy (nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al Hariry, Asmara Hakiki dan Aria Hadiningsun 28 Maret 1914 – 18 Januari 1998 adalah sastrawan, ulama, dan tokoh daerah Aceh.[1]

Ali Hasyimi
Gubernur Daerah Istimewa Aceh ke-7
Masa jabatan
1957–1964
Sebelum
Pendahulu
Abdul Razak
Sebelum
Rektor IAIN Ar-Raniry 1
Masa jabatan
1963–1965
Informasi pribadi
Lahir(1914-03-28)28 Maret 1914
Montasik, Aceh Besar, Aceh
Meninggal18 Januari 1998(1998-01-18) (umur 83)
Suami/istriZuriah Aziz
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ia dikenal juga sebagai pejuang kemerdekaan, tokoh politik, dan pernah menjabat sebagai Gubernur Provinsi Aceh (1957–1964), untuk dua kali masa jabatan.[1]

Keluarga sunting

Ali Hasjmy adalah anak kedua dari 8 orang bersaudara. Ayahnya, Teuku Hasyim, pensiunan pegawai negeri dan mempunyai satu orang istri bernama Zuriah Aziz yang dikaruniai 7 orang anak yaitu Mahdi A Hasjmy, Surya A Hasjmy, Dharma A Hasjmy, Gunawan Hasjmy, Mulya Hasjmy, Dahlia A Hasjmy, Kamal A Hasjmy.[1]

Pendidikan sunting

  • Gouvernment Inlandsche School Montasie Banda Aceh, sebuah lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar (SD)
  • Madrasah Thawalib di Padang Panjang, baik pada jenjang pendidikan sanawiah (menengah tingkat pertama) maupun jenjang ‘aliah (menengah tingkat atas).
  • Al-Jami‘ah al-Qism Adabul Lughah wa Tarikh al-Islamiyah (Perguruan Tinggi Islam, Jurusan Sastra dan Kebudayaan Islam) di Padang.
  • Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.

Karier sunting

Karya-karya sunting

Ali Hasjmy gemar membaca dan mendengarkan musik. Sebagai sastrawan, ia telah menerbitkan 18 karya sastra, 5 terjemahan, dan 20 karya tulis lainnya antara lain:

  1. Kisah seorang pengembara, sajak, diterbitkan oleh Pustaka Islam, Medan 1936
  2. Sayap terkulai. Buku ini merupakan kisah roman perjuangan yang selesai ditulis dalam tahun 1938, namun tidak sempat diterbitkan, kerana naskahnya hilang di Balai Pustaka, ketika pendudukan Jepang.
  3. Dewan sajak, Centrale Courant, Medan 1938.
  4. Bermandi cahaya bulan, roman pergerakan, diterbitkan oleh Indiche Drukrij, Medan 1939 (Edisi Jakarta diterbitkan oleh Bulan Bintang, 1978)
  5. Melalui jalan raya dunia, roman masyarakat, diterbitkan oleh Indiche Drukrij, Medan 1939 (Edisi Jakarta diterbitkan oleh Bulan Bintang, 1978).
  6. Suara azan dan lonceng gereja, roman antara agama, diterbitkan oleh Syarikat Tapanuli, 1940. Edisi Jakarta diterbitkan oleh Bulan Bintang, 1978 dan edisi Singapura diterbitkan oleh Pustaka Nasional, 1982.
  7. Cinta mendaki, roman filsafat/perjuangan, tidak terbit kerana naskahnya hilang pada Balai Pustaka Jakarta ketika pencerobohan Jepang.
  8. Dewi Fajar, diterbitkan oleh Aceh Simbun, Banda Aceh 1943. Buku ini merupakan roman politik.
  9. Tanah Merah, Bulan Bintang, Jakarta 1950. Buku ini merupakan salah satu buku roman perjuangan.
  10. Meurah Johan, Bulan Bintang, Jakarta 1950. Buku ini mengisahkan mengenai roman sejarah Islam di Aceh.
  11. Pahlawan-pahlawan Islam yang gugur, Bulan Bintang, 1956, 1971, 1974 dan1981. Edisi Singapura diterbitkan oleh Pustaka Nasional, 1971 dan 1982. Buku ini merupakan saduran dari karya berbahasa Arab.
  12. Kerajaan Saudi Arabia, Bulan Bintang, Jakarta 1957. Buku ini merupakan riwayat perjalanan A. Hasjmy ke Saudi Arabia.
  13. Rindu bahagia, Pustaka Putro Canden, Banda Aceh 1963. Buku ini merupakan kumpulan sajak dan cerpen (cerita pendek).
  14. Jalan kembali, Pustaka Putro Canden, Banda Aceh 1963. Buku ini merupakan kumpulan sajak yang bernafaskan Islam.
  15. Semangat kemerdekaan dalam sajak Indonesia baru, Pustaka Putro Canden, Banda Aceh 1963.
  16. Sejarah kebudayaan dan tamadun Islam, Penerbit IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh 1969.
  17. Yahudi bangsa terkutuk, Pustaka Faraby, Banda Aceh 1970.
  18. Sejarah hukum Islam, Majlis Ulama Daerah Istimewa Aceh, Banda Aceh 1970.
  19. Hikayat perang sabi menjiwai perang Aceh lawan Belanda, Pustaka Faraby.
  20. Islam dan ilmu pengetahuan modern, Pustaka Nasional, Singapura 1972. Buku ini merupakan terjemahan dari Bahasa Arab.
  21. Rubaci Hamzah Fansury karya sastera sufi Abad XVII, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur 1974.
  22. Sejarah kebudayaan Islam, Bulan Bintang, Jakarta 1975, 1978 dan 1982.
  23. Iskandar Muda Meukuta Alam, Bulan Bintang, Jakarta 1977. Buku ini membahas sejarah hidup Sultan Iskandar Muda.
  24. Sumbangan kesusastraan Aceh dalam pembinaan kesusastraan Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta 1978.
  25. Langit dan para penghuninya, Bulan Bintang, Jakarta 1978. Buku ini terjemahan dari Bahasa Arab.
  26. Apa Sebab al-Qur’ān tidak bertentangan dengan akal, Bulan Bintang, Jakarta, 1978. Buku ini merupakan terjemahan dari Bahasa Arab.
  27. Nabi Muhammad sebagai panglima perang, Mutiara, Jakarta 1978.
  28. Mengapa ibdah puasa diwajibkan, Bulan Bintang, Jakarta 1979. Buku ini merupakan terjemahan dari Bahasa Arab.
  29. Cahaya kebenaran, Bulan Bintang, Jakarta 1979. Buku ini merupakan terjemahan al-Qur’ān Juz Amma.
  30. Surat-surat dari tanah suci, Bulan Bintang, Jakarta 1979.
  31. Sejarah masuk dan kerkembangnya Islam di Indonesia, Al-Ma’arif, Bandung 1981.
  32. Mengenang kembali perjuangan misi Haji RI ke II, Al-Ma’arif, Bandung 1983
  33. Benarkah Dakwah Islamiyah bertugas membangun manusia, Al-Ma’arif, Bandung 1983. Buku ini merupakan perubahan nama dari buku Dakwah Islamiyah dan kaitannya dengan pembangunan manusia, Mutiara, Jakarta 1978.
  34. Kesusasteraan Indonesia dari zaman ke zaman, Beuna, Jakarta 1983.
  35. Sejarah kesusasteraan Islam/Arab, Beuna, Jakarta 1983.
  36. Hikayat Pocut Muhammad dalam analisis, Beuna, Jakarta 1983.
  37. Publisistik dalam Islam, Beuna, Jakarta 1983.
  38. Syiah dan ahlussunnah saling rebut pengaruh di Nusantara, Bina Ilmu, Surabaya 1984.
  39. Di Mana Letaknya Negara Islam (Singapura, 1976)
  40. Dustur Dakwah Menurut Al Quran (1973)
  41. Nona Press Room (novel, 1963)
  42. Cinta Sepanjang Jalan (kumpulan cerpen, 1980).
  43. Apa Sebab Rakyat Aceh Sanggup Berperang Puluhan Tahun (Jakarta, Bulan Bintang 1978).
Jabatan politik
Didahului oleh:
Abdul Razak
Gubernur Daerah Istimewa Aceh
1957–1964
Diteruskan oleh:
Nyak Adam Kamil

Pranala luar sunting

  1. ^ a b c "Ali Hasjmy (1914–1998)". Ensiklopedia Sastra Indonesia. Diakses tanggal 2022/09/03.