Alawi bin Ubaidillah

Alawi Bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib adalah leluhur Ba 'Alawi, yakni sebuah qabilah keturunan Imam Husain yang berasal dari Hadramaut.[butuh rujukan]Keberadaan Ubaidillah sebagai Ayah dari Alawi baru mulai tercatat di kitab-kitab nasab muktabar pada abad 10 Hijriyah dan keatas .

al-Imam as-Sayyid
Alwi Bin Ubaidillah
Alwi Awwal Alawiyyin
Nama asalعلوي بن عبيدالله
Lahirhadramaut, Republik Yaman
Meninggal410 H
Hadramaut, Republik Yaman
MakamBait Jubair, Hadramaut, Republik Yaman
Tempat tinggalHadramaut
KebangsaanArab
KewarganegaraanAbbasiyah

Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah  bin Ahmad Al-Muhajir, dilahirkan di daerah Saml atau Sumul, Hadramaut dan dibesarkan disana. Ayah beliau adalah Sayyid Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi

Al Habsyi[1] menyatakan bahwa keturunan Rasulullah s.a.w. yang pertama diberi nama 'Alawi adalah cucu Imam Ahmad al-Muhajir yang pertama dilahirkan di Hadhramaut yaitu al-Imam as-Sayyid 'Alawi bin Ubaidillah (abdullah) bin Ahmad al-Muhajir.[2]

Beliau adalah orang yang pertama kali diberi nama Alwi,  nama yang asalnya diambil dari nama burung yang terkenal dengan keindahannya.

Dari beliau inilah turun segala dzuriah para habaib 'Alawiyyin Bani 'Alawi yang masyhur sepanjang masa. Diduga keluarga Junjungan Nabi SAW, keturunan Imam Husain dari jalur Imam 'Ali Al-'Uraidhi dinisbahkan sebagai Aali Ba 'Alawi (keluarga Ba 'Alawi) atau 'Alawiyyin. Mereka menamakan diri mereka sebagai Ba Alawi tersebut karena adanya term Ba Alawi yang terdapat dalam kitab Al-Suluk karya Al-Janadi (w. 730 H), yaitu ketika menerangkan tentang seorang ahli hadits yang bernama Ali Abul hasan dari keluarga Ba Alawi yang tinggal di Hadramaut. Habib Ali Al-Sakran (w. 895 H), kemudian mengklaim keluarga dan leluhurnya sebagai bagian dari keluarga Ba Alawi tersebut.

Beliau lahir dan dibesarkan di Hadramaut. Semenjak kecil beliau dididik langsung oleh ayahnya dan berjalan pada thariqah yang telah ditempuh oleh ayahnya. Beliau gemar mendalami ilmu dan selalu menyibukkan dirinya untuk menuntut ilmu, sehingga beliau berhasil menguasai berbagai macam ilmu. Beliau juga adalah seorang yang hafal Al-Qur’an. Selain menuntut ilmu di Hadramaut, beliau juga menuntut ilmu sampai ke kota Makkah dan Madinah.[3]

Diceritakan dalam salah satu riwayat, yaitu ketika beliau hendak melaksanakan perintah haji dan berziarah ke makam kakeknya Rasulullah SAW. Ikut di dalam rombongan beliau sekitar 80 orang, belum termasuk para pembantu dan sanak kerabatnya. Ikut juga di dalamnya saudaranya yang bernama Jadid. Itu semua beliau yang menanggung biaya perjalanannya. Ditambah lagi beliau sering bersedekah kepada orang lain di saat perjalanan pulangnya. Beliau juga membawa unta-unta dalam jumlah yang banyak untuk dipakai buat orang-orang yang lemah dalam rombongannya.[3]

Alwi bin Ubaidillah

Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin muhammad bin Ali bin Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Fatimah binti Rasulullah bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr[4] bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim[5][6][7].

Silsilah keluarga ini adalah “silsilah mudhtaribah”

Sayyid Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah  bin Ahmad Al-Muhajir diperkirakan meninggal pada tahun 410 H, beliau dimakamkan di Bait Jubair, Hadramaut

Referensi

sunting
  1. ^ Tersebut dalam "Syarhul 'Ayniyyah" karya as-Sayyid asy-Syarif al-'Aliy al-Muniif al-'Allaamah al-Habib Ahmad bin Zain al-Habsyi Ba 'Alawi
  2. ^ Alhamid, Abdkadir. "Al-Imam Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir (Alwi Awwal) | Sejarah Ahlulbait Rasulullah". Diakses tanggal 2021-01-01. 
  3. ^ a b "Al-Imam Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir". ahlussunahwaljamaah. 2007-06-12. Diakses tanggal 2021-01-01. 
  4. ^ Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah; Quraisy adalah julukan bagi salah satu di antara Fihr atau an-Nadhr (Raudhatul Anwar karya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).
  5. ^ Siyar Alamin Nubala karya Adz-Dzahabi
  6. ^ Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir
  7. ^ Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani