Akustik pasif adalah salah satu teknik yang digunakan untuk melacak dan mempelajari suara yang diproduksi oleh makhluk hidup, terutama di lingkungan laut. Sangat memungkinkan untuk melakukan perekaman dan mendengarkan suara di dalam air dengan memanfaatkan teknologi akustik pasif. Dengan adanya perkembangan yang luar biasa dalam teknologi bawah air, riset akustik pasif dianggap sangat relevan untuk perikanan dan sektor industri terkait di masa depan. Melalui alat ini, para ilmuwan dapat mengidentifikasi, merekam, dan menganalisis hewan bawah air meskipun tanpa adanya informasi visual.[1]

Keunggulan Teknik Akustik Pasif

sunting

Penggunaan teknik akustik pasif memiliki sejumlah keunggulan. Sebagai suatu contoh: dengan menggunakan metode akustik pasif, saat ikan mengeluarkan suara keras yang dapat didengar dari jarak yang lebih jauh. Berbeda dengan survei topik, apabila menggunakan survei akustik pasif tidak begitu terganggu oleh cuaca dan dapat beroperasi dalam berbagai situasi seperti: siang dan malam, atau saat berkabut. Penggunaan akustik pasif sangat tepat untuk pengumpulan dan pemrosesan data secara otomatis, sehingga data dalam jumlah besar dapat dianalisis dengan singkat. Namun, survei visual terutama dilakukan oleh pengamat manusia, dan studi pelacakan biasanya bersifat menguras tenaga (meskipun hal ini berubah seiring dengan kemajuan teknologi gambar digital). Pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas deteksi sistem otomatis sering kali lebih ringkas dibandingkan dengan pengamat manusia. Terakhir, informasi dapat dikembangkan di area yang sulit diakses oleh observer manusia (seperti lautan dalam atau kutub) dengan adanya pengumpulan data secara otomatis.[2]

Manfaat Akustik Pasif

sunting

Akustik pasif memiliki sejumlah manfaat seperti: sebagai sensus organisme laut yang tidak mengganggu dan tidak merusak dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini. Teknik yang menggunakan akustik pasif juga menyediakan pemantauan ikan yang berkelanjutan. Memiliki kapasitas untuk melaksanakan sensor jarak jauh. Lalu, mampu mengenali tren musiman dan harian dalam pola kebiasaan ikan, khususnya pada saat ikan melakukan pemijahan. Selain itu, dapat diterapkan untuk memantau jenis ikan yang ditangkap secara berlebihan dalam rangka meningkatkan pelestarian spesies ini. Menganalisis efek perubahan lingkungan yang mungkin terjadi dapat dilakukan dengan mengatur garis dasar untuk penyebaran dan ketersediaan spesies ikan yang potensial. Teknik akustik pasif dapat mengungkap lebih banyak informasi seputar kebiasaan ikan yang sulit ditemukan menggunakan metode tradisional, mendeteksi, dan menelusuri sumber kebisingan yang berada di lokasi. Alat ini dapat dimanfaatkan untuk mengamati paparan polusi suara manusia terhadap ikan, terlebih dalam hubungannya dengan pola reproduksi ikan.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Rountree, Rodney A.; Gilmore, R. Grant; Goudey, Clifford A.; Hawkins, Anthony D.; Luczkovich, Joseph J.; Mann, David A. (2006-09). "Listening to Fish: Applications of Passive Acoustics to Fisheries Science". Fisheries (dalam bahasa Inggris). 31 (9): 433–446. doi:10.1577/1548-8446(2006)31[433:LTF]2.0.CO;2. ISSN 0363-2415. 
  2. ^ Marques, Tiago A.; Thomas, Len; Martin, Stephen W.; Mellinger, David K.; Ward, Jessica A.; Moretti, David J.; Harris, Danielle; Tyack, Peter L. (2013-05). "Estimating animal population density using passive acoustics". Biological Reviews (dalam bahasa Inggris). 88 (2): 287–309. doi:10.1111/brv.12001. ISSN 1464-7931.