Achmad Abdul Hamid Kendal

Kiai Haji Achmad Abdul Hamid Kendal adalah tokoh Nahdlatul Ulama yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah, seorang pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Kendal[2] sekaligus Imam Masjid Besar Kendal,[3] merupakan seorang sahabat dari KH. Wahid Hasyim.[4] KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal adalah Pencetus dibangunnya Gedung PBNU,[4] di jalan Kramat Raya Jakarta, Gedung 9 lantai seperti lambang NU lintang songo,[4] namun beliau wafat sebelum pembangunan selesai.[4] Tokoh yang menggagas lahirnya Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah ini adalah sosok yang begitu rapi dalam menyimpan dokumen-dokumen penting Nahdlatul Ulama, salah satu yang sangat rapi disimpannya adalah dokumen-dokumen Buletin LINO (Lailatul Ijtima’ Nahdatoel Oelama).[5] Selain itu, adalah juga seorang atlet olahraga yang baik dan pernah membawa obor api PON Mrapen.[6]

Achmad Abdul Hamid
NamaAchmad Abdul Hamid
NisbahKendal
KeluargaKH. Wildan Abdul Hamid (adik)[1]

Pada umumnya sebahagian umat Islam, mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat "Billahit taufiq wal-hidayah" atau "Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq” yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup,[7] "WWW" yang menjadi akronim dari "Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamit thooriq Wassalamualaiku warohmatullohi Wabarokaatuh" telah menjadi identitas dan tradisi khas tersendiri bagi warga Nahdlatul Ulama.[3] Kalimat itu selalu disebut, ditulis dan dibaca dalam tiap kegiatan formal maupun informal yang diadakan oleh warga NU, tetapi terkait siapa sosok kharismatik di balik kalimat tersebut tidak begitu populer, hingga salam itu menjadi demikian melekat erat dalam keseluruhan gerak nafas dan aktivitas warga Nahdliyin,[3] adalah KH. Ahmad Abdul Hamid atau yang lebih dikenal dengan nama KH. Achmad Abdul Hamid Kendal yang menjadi pencipta kalimat tersebut.[7] Sebelum kalimat "wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq" diciptakan, sebelumnya beliau telah menciptakan terlebih dahulu istilah “Billahit taufiq wal-hidayah”.[3] Namun karena kalimat tersebut kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam dan Golkar saat itu, maka beliau merasa kekhasan untuk orang NU tidak ada lagi, untuk itu diciptakan istilah baru, yakni "wallahul muwaffiq ila aqwamit thariiq" yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang non-NU.[3]

Salah satu perusahan penerbitan nasional legendaris di Indonesia asal Kota Semarang, yakni PT Karya Toha Putra, yang telah menerbitkan buku tuntunan shalat mencapai 50 juta cetakan[8] dan merupakan perusahaan percetakan dan penerbitan buku bacaan kitab Al-Quran dan buku tentang agama Islam, pada awal perkembangannya adalah bermula dari mencetak dan mendistribusikan buku Yasin Tahlil karya KH. Achmad Abdul Hamid Kendal dengan oplah 5000 eksemplar perbulan.[9]

Kelahiran sunting

Ahmad bin Abdul Hamid lahir di kota Kendal pada tahun 1915 M.[3] Ayahanda beliau bernama KH. Abdul Hamid.[7]

Sekitar tahun kelahiran Ahmad bin Abdul Hamid, bangsa Indonesia marak dengan pembentukan kelompok atau organisasi, baik yang bersifat keagamaan, sosial, ekonomi, maupun politik.[7] Pada 1912, lahir organisasi Muhammadiyah, kemudian, pada 1918 lahir Nahdlatul Tujjar yang konon merupakan cikal bakal organisasi Nahdlatul Ulama, berturut-turut, pada 1920-an bermunculan organisasi atau pergerakan, berubahnya SDI (Sarekat Dagang Islam) menjadi SI (Sarekat Islam), lahirnya NU, dan peristiwa sumpah pemuda.[7]

Dakwah, ketokohan dan pengaruh sunting

Nahdlatul Ulama sunting

Kiprahnya di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU.[10] Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah Rais Syuriyah PCNU Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH. Sahal Mahfudh), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU.[10] Sejak tahun 1930-an, Kiai Achmad Abdul Hamid telah terlibat dalam penulisan dan penerbitan majalah Berita NO.[3]

Karya tulis sunting

Kecintaannya terhadap dunia tulis menulis juga ditunjukkannya dengan menulis dan menerjemahkan kitab-kitab yang kebanyakan ditulis dengan bahasa Jawa dalam tulisan Arab pegon.[3] Lebih dari 20 kitab yang telah ditulisnya, meliputi bidang akidah, sejarah Islam, syariah, ke-NU-an maupun tuntunan dakwah Islam.[3] Salah satu karyanya yang cukup fenomenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratus Syeikh Hasyim Asy’ari yang diterjemahkannya atas perintah dari Sekretaris Jenderal PBNU kala itu, KH. Saifudin Zuhri.[3] Terjemahan tersebut telah dimulai oleh KH. Mahfudz Shiddiq tetapi tidak selesai sehingga PBNU meminta Kiai Achmad untuk menyelesaikannya.[3] Terjemahan itu oleh Kiai Achmad dinamakan Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama.[3]

Kewafatan sunting

Kiai Achmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H.[3] Tercatat, Haul ke-17 KH. Achmad Abdul Hamid Kendal yang dipusatkan di pemakaman umum Grabag, Desa Langenharjo, Kecamatan Kendal Kota dihadiri ribuan orang.[10]

Catatan akhir sunting

  1. ^ Fathoni; Zulfa, M. (2017-06-27). "Innalillahi, KH Wildan Abdul Hamid Mustasyar PWNU Jateng Wafat". NU Online (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-27. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  2. ^ Japara, Sahal (2018-07-01). "Risalah Ash-Shiyam, Kitab Pegon Pedoman Puasa Karya Ulama Kendal". NU Online (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-01. Diakses tanggal 2018-05-22. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m "KH Ahmad Abdul Hamid Kendal Pencetus WWW". Lakpesdam PCNU Tulungagung (dalam bahasa Indonesia). 2017-05-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-25. Diakses tanggal 2018-06-30. 
  4. ^ a b c d KH. Abdurrahman Wahid 2005, Penulisnya menuliskan dengan nama 'Mbah Wali Gus Dur'; dalam: Ruhama, Shuniyya (2017-11-11). "Penggagas Berdirinya Gedung PBNU Adalah Seorang Ulama Dari Kendal". Forum Muslim. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-11. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  5. ^ KH. Sahal Mahfudh; Lihat: Fuadi, Dafid. "Sejarah Singkat Pencipta Kalimat : "Billahit Taufiq wal-Hidayah" dan "Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq" – ASWAJA NU CENTER KEDIRI". ASWAJA NU CENTER KEDIRI – Situs Rujukan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Kediri (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-01. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  6. ^ Dr. KH. Ahmad Darodji, M.Si 2014, Ketua Umum MUI Jateng; dikutip dalam: Muftisany, Hafidz, ed. (2015-08-31). "Ribuan Orang Padati Haul ke-17 KH Achmad Abdul Hamid". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-31. Diakses tanggal 2018-06-30. 
  7. ^ a b c d e Fuadi, Dafid. "Sejarah Singkat Pencipta Kalimat : "Billahit Taufiq wal-Hidayah" dan "Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq" – ASWAJA NU CENTER KEDIRI". ASWAJA NU CENTER KEDIRI – Situs Rujukan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Kediri (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-01. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  8. ^ Hasan Toha Putera 2016; dikutip dalam: Heri CS (2016-09-22). "Bermanfaat, Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap Tembus 50 Juta Cetakan - Radio Idola Semarang". Radio Idola Semarang (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-01. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  9. ^ "PT KARYA TOHA PUTRA - PT KARYA TOHA PUTRA". PT KARYA TOHA PUTRA. 2017-06-18. Archived from the original on 2017-06-18. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  10. ^ a b c Muftisany, Hafidz, ed. (2015-08-31). "Ribuan Orang Padati Haul ke-17 KH Achmad Abdul Hamid". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-31. Diakses tanggal 2018-06-30. 

Daftar pustaka sunting