8,8 cm KwK 43

meriam tank
(Dialihkan dari 8.8 cm KwK 43)

Meriam 8.8 cm KwK 43 L/71 yang secara resmi dinamakan meriam kendaraan tempur (bahasa Jermanː Kampfwagenkanone) adalah sebuah meriam tank kaliber 88 mm yang dirancang oleh Krupp dan digunakan oleh Wehrmacht selama Perang Dunia Kedua. Meriam ini dipasang sebagai persenjataan primer pada Panzerkampfwagen VI Ausf. B Tiger II dan dalam karakteristik mirip dengan meriam tarik anti tank 8.8 cm Pak 43 walaupun meriam anti tank ini umumnya tidak dipakai dalam kendaraan tempur, kecuali penghancur tank. Meriam ini diproduksi oleh Rheinmetall-Borsig, F. Krupp AG, Henschel & Son, dan Eisenwerk Weserhütte.

Tiger II memiliki meriam 8.8 cm KwK 43, dirawat di Musée des Blindés.

Desain dan pengembangan sunting

Dengan panjang 6,24 m, panjang laras KwK 43 1,3 meter lebih panjang dari laras 8.8 cm KwK 36 L/56 yang digunakan untuk Tiger I. Selongsong dari peluru KwK 43 juga jauh lebih panjang (82,2 cm) dan lebar daripada KwK 36. Ini berarti KwK 43 dapat memuat propelan peluru yang lebih banyak dari KwK 36. Semua meriam dari seri PaK/KwK 43 bisa saling bertukar peluru tanpa masalah.

Meriam KwK 43 dan PaK 43 awalnya diproduksi dengan laras monoblok atau sebuah laras dibuat utuh dari breech hingga moncong. Namun, karena kecepatan luncur peluru dan tekanan yang sangat tinggi ketika ditembakkan, meriam mengalami kerusakan laras yang sangat cepat. Akibatnya, perubahan dibuat untuk memproduksi PaK/KwK 43 dengan laras dua bagian bukannya laras monoblok. Hal ini hanya berpengaruh sedikit atau bahkan tidak berpengaruh pada kinerja meriam, dan membuat proses penggantian laras usang jauh lebih cepat dan lebih mudah dari sebelumnya.

Selain itu, peningkatan tekanan tembak meriam yang drastis juga memerlukan peluru anti-tank yang baru. Hasilnya adalah proyektil PzGr.39/43 APCBC-HE, yang mirip dengan proyektil PzGr.39-1 APCBC-HE seberat 10,2 kg yang lebih lawas yang digunakan oleh meriam 8.8 cm KwK 36 dan PaK 43. Namun, karena transisi penuh ke peluru PzGr.39/43 yang lebih baru berjalan lambat, penggunaan peluru PzGr.39-1 yang lebih lawas diizinkan untuk digunakan oleh KwK 43 & PaK 43 asalkan meriam telah menembakkan tidak lebih dari 500 peluru. Lebih dari jumlah pemakaian yang ditetapkan, dikombinasikan dengan driving band PzGr.39-1 yang lebih sempit akan menyebabkan hilangnya tekanan dan kemudian kecepatan luncur peluru. PzGr.39/43 yang baru bisa ditembakkan tanpa kehilangan tekanan hingga barel rusak sepenuhnya, sehingga tidak ada pembatasan jumlah penggunaan meriam.

 
PaK 43/41 pada CFB Borden.

PzGr.39-1 FES & Al semua berat: 10,2 kg (9,87 kg tanpa sumbu & peledak)

PzGr.39/43 FES & Al semua berat: 10,4 kg (10,06 kg tanpa sumbu & peledak)

Sumbu BdZ 5127 seberat 278 gram dan 59 gram peledak Amatol digunakan untuk kedua jenis proyektil (PzGr.39-1 & PzGr.39/43), membutuhkan pelat baja target setebal 30 mm atau lebih tebal untuk memicu penetrasi lanjutan.

Kinerja sunting

Akurasi sunting

Jentz telah menjelaskan bahwa "Tabel akurasi ini didasarkan pada asumsi bahwa jarak ke target yang telah ditentukan dengan benar dan distribusi perkenaan berpusat pada titik sasaran. Kolom pertama menunjukkan akurasi yang diperoleh selama uji tembak terkendali untuk menentukan pola dispersi peluru. Angka-angka dalam kolom kedua mencakup variasi yang diharapkan selama latihan menembak karena adanya perbedaan antara meriam, peluru dan penembak. Tabel akurasi ini tidak mencerminkan kemungkinan perkenaan target yang sebenarnya dalam kondisi medan perang. Karena ada kesalahan dalam memperkirakan jarak dan banyak faktor-faktor lain, probabilitas perkenaan pertama jauh lebih rendah dari yang ditunjukkan dalam tabel ini. Namun rata-rata penembak yang tenang, setelah mengetahui jejak dari peluru pertama, bisa mencapai akurasi yang ditunjukkan dalam kolom kedua."[1]

PzGr. 39/43 (APCBC-HE) sunting

  • Tipe: Armour-piercing, bertutup balistik - berdaya ledak tinggi
  • Berat proyektil: 10,40 kg
  • Kecepatan luncur peluru: 1.000 m/s (3.300 ft/s)
Rata-rata penetrasi dinyatakan terhadap pelat baja homogen yang diletakkan 30 derajat dari sumbu vertikal
Jarak dalam
meter
Penetrasi dalam
milimeter
Probabilitas perkenaan terhadap
2.5 m x 2 m target dalam
persen
1 2
100 202 100 100
500 185 100 100
1000 165 100 85
1500 148 95 61
2000 132 85 43
2500 n/a 74 30
3000 n/a 61 23
3500 n/a 51 17
4000 n/a 42 13

PzGr. 40/43 (APCR) sunting

Rata-rata penetrasi dinyatakan terhadap pelat baja homogen yang diletakkan 30 derajat dari sumbu vertikal
Jarak dalam meter Penetrasi dalam
milimeter
Probabilitas perkenaan terhadap
2.5 m x 2 m target dalam
persen
1 2
100 238 100 100
500 217 100 100
1000 193 100 89
1500 171 97 66
2000 153 89 47
2500 n/a 78 34
3000 n/a 66 25

Gr. 39/3 HL (HEAT) sunting

  • Tipe: High explosive anti-tank
  • Berat proyektil: 7,65 kg
  • Kecepatan peluru: 600 m/s (2.000 ft/s)
  • Penetrasi: 90 mm (30 derajat)

Sprgr. 43 (HE) sunting

  • Tipe: High explosive
  • Berat proyektil: 9,52 kg
  • Bahan peledak: 102 kg (225 pon) (4270 Kilojoule)[2]

Perbandingan penetrasi sunting

Angka penetrasi (90 derajat) menggunakan kriteria keberhasilan sebesar 50% dari standar Amerika dan Inggris,
dan memungkinkan perbandingan langsung kinerja meriam lainnnya.[3]
Jenis amunisi Kecepatan luncur peluru
(m/s)
Penetrasi (mm)
100 m 250 m 500 m 750 m 1000 m 1250 m 1500 m 2000 m 2500 m 3000 m
PzGr. 39/43 (APCBC) 1.000 m/s (3.300 ft/s) 232 227 219 211 204 196 190 176 164 153
PzGr. 40/43 (APCR) 1.130 m/s (3.700 ft/s) 304 296 282 269 257 245 234 213 194 177
Gr. 39/3 HL (HEAT) 600 m/s (2.000 ft/s) 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110

Meriam anti-tank sunting

Versi meriam anti-tank dari 8.8 cm KwK 43 dikenal sebagai 8.8 cm PaK 43. Nama ini juga diterapkan untuk versi meriam ini yang dipasang pada berbagai kendaraan lapis baja yang dirancang untuk memburu tank, seperti penghancur tank Jagdpanther, Hornisse/Nashorn dan Ferdinand/Elefant Panzerjäger. Nashorn adalah kendaraan pertama yang membawa meriam KwK/PaK 43. Seri termasuk: PaK 43, PaK 43/41, PaK 43/1 (Nashorn), dan PaK 43/2 (Ferdinand/Elefant), semua dengan laras monoblok; PaK 43/3 dan 43/4 (Jagdpanther) dengan laras yang dipotong dua bagian, dan KwK 43 (Tiger II) dengan laras yang dipotong dua bagian.

Lihat juga sunting

Senjata yang sebanding dalam peran, kinerja dan era sunting

  • Ordnance QF 17-pounder dari Inggris
  • 100 mm D-10T dari Soviet
  • 90 mm T15E1/T15E2 dari Amerika Serikat
  • 105 mm T5E1/T5E2 dari Amerika Serikat

Catatan sunting

  1. ^ Jentz, 1996, p. 9
  2. ^ "TM 9-1985-3 German Explosive Ordnance (Projectiles and Projectile Fuzes) 1953". hlm. 442. Diakses tanggal 16 June 2018. 
  3. ^ Bird, Lorrin Rexford; Livingston, Robert D. (2001). WWII Ballistics: Armor and Gunnery. Overmatch Press. hlm. 61.