Presiden Katolik Maronit

Émile Lahoud
اميل لحود
Presiden Lebanon ke-11
Masa jabatan
24 November 1998 – 24 November 2007
Sebelum
Pendahulu
Elias Hrawi
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir12 Januari 1936 (umur 88)[1]
Beirut, Lebanon[1]
KebangsaanLebanon
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Jenderal Émile Geamil Lahoud (Arab: اميل لحود, Armenia: Իմիլ Լահուտ; lahir 12 Januari 1936) adalah mantan Presiden Lebanon. Ia adalah anak Jenderal Jamil Lahoud, seorang pimpinan perjuangan kemerdekaan. Ibunya seorang Armenian dari wilayah Kasab (Suriah). Sebelum terpilih tahun 1998, ia adalah Kepala Staf Angkatan Bersenjata. Sebagai pemimpin di negara, ia juga pemimpin angkatan bersenjatan Lebanon. Dialah pejabat di negara Arab yang beragama Kristen.

Lahoud bertugas di bawah Jenderal Michel Aoun pada tahun-tahun akhir dari Perang Saudara Lebanon (1975-1990). Setelah diberlakukannya gencatan senjata yang ditengahi oleh Liga Arab, Lahoud menyebrang ke Beirut barat yang dikuasai oleh Suriah. Seorang perwira militer Maronit dibutuhkan untuk mengambil alih posisi komandan AD untuk Beirut Barat. Lahoud ditawari posisi tersebut berdasarkan pemerintahan Lebanon yang disetujui oleh Perjanjian Taif 1989. Menurut satu sumber, Lahoud memiliki hubungan dengan pejabat AD Suriah yang sangat berpengaruh, Ali Hammoud, yang merekomendasikan dirinya untuk tugas tersebut yang diterimanya dengan cepat. Dia bertugas dalam banyak pos di militer, termasuk panglima AD dari 1989 sampai 1998, dan kemudian mencalonkan diri sebagai presiden pada 1998, setelah konstitusi diubah untuk memungkinkan panglima AD mencalonkan diri hanya setelah tiga tahun menjabat posisi tersebut.

Menurut konstitusi Lebanon, masa jabatan Presiden dibatasi hanya satu kali enam tahun. Namun, di bawah tekanan dari Suriah, pada 2004 parlemen menyetujui untuk memperpanjang masa jabatannya tiga tahun lagi, hingga 2007 (hal yang sama terjadi dengan pendahulunya Elias Hrawi). Tokoh-tokoh oposisi dan para kritikus internasional mengklaim bahwa perpanjangan itu tidak sah karena konstitusi diamanedemen di bawah tekanan dari luar negeri.

Popularitas Lahoud belakangan ini menurun, khususnya di antara orang-orang Kristen, Druze, dan Islam Sunni. Kardinal Katolik Lebanon Nasrallah Sfeir dan pemimpin Druze Walid Jumblatt merupakan kritikusnya yang vokal. Bekas perdana menteri Rafik Hariri, seorang Muslim Sunni yang meninggal karena pembunuhan politik, yang telah bekerja selama bertahun-tahun di bawah dukungan Suriah, berbenturan dengan Damaskus dalam soal perpanjangan masa jabatan Lahoud, dan karenanya ia mengundurkan diri. Tokoh-tokoh ini memandang Lahoud sebagai boneka yang dikendalikan oleh Suriah.

Pada Agustus 2004, Jumlatt mengatakan bahwa Hariri mengakui kepadanya bahwa ia diancam oleh presiden Suriah Bashar al-Assad, yang berkata kepada Hariri, "Lahoud adalah aku. ... Bila kau dan Chirac mau aku keluar dari Lebanon, aku akan hancurkan Lebanon." [huruf miring ditambahkan] "Ketika saya mendengar kata-katanya itu, saya tahu bahwa itu berarti hukuman mati untuknya," kata Jumblatt. [1].

Lahoud terkenal di antara sejumlah orang Lebanon karena biasa berleha-leha sepanjang sore di kolam renang klub mewah Yarze, sambil membaca majalah Paris Match dan memegangi sebuah cermin untuk membuat kulitnya terbakar matahari. Laporan-laporan berita yang mengatakan bahwa ia berenang sementara Hariri dikebumikan menimbulkan dampak yang demikian hebat sehingga ia terpaksa harus mengeluarkan bantahannya. "Saya berenang setiap hari—inilah caranya saya berolahraga—tapi khusus pada hari itu, saya tidak berenang," katanya kepada sekumpulan anggota Dewan Persatuan Jurnalis. Banyak orang Lebanon yang menjuluki Lahoud "la vache qui rit" -- "sapi tertawa".

Sebagian kritikus yakin bahwa salah satu alasan utama masa jabatan Lahoud diperpanjang ialah karena keluarganya telah menjalin hubungan bisnis yang erat dengan klan al-Assad di Damaskus.

Lahoud juga telah dituduh karena tidak berbobot dan bertindak hanya sebagai pion Suriah yang merugikan lembaga-lembaga Lebanon dengan mendukung pelanggaran oleh badan-badan polisi rahasia yang mirip dengan yang menjalankan pemerintahan Suriah: peranan intelijen bukan lagi mengusahakan keamanan, melainkan memasang agen-agen, menyadap percakapan telepon, menyebarkan artikel-artikel koran, mengancam para hakim, mengikat para menteri dan mengepung anggota-anggota parlemen. Lahoud menyangkal keras tuduhan-tuduhan ini.

Lahoud dengan sekitar 18 menteri yang pro-Suriah konon telah menentang sejumlah proyek Hariri, dari hal-hal kecil seperti membeli tanah untuk sekolah-sekolah baru untuk pembaruan ekonomi. Dalam sebuah pertemuan tahun 2002 yang terdiri atas donor-donor internasional di Paris, Presiden Chirac dari Prancis dan Hariri berhasil mendapatkan jaminan lebih dari AS$14 miliar dana bantuan untuk Lebanon, yang terperangkap utang yang sangat besar. Bantuan itu akan diberikan dengan syarat Lebanon melakukan pembaruan-pembaruan ekonomi. Lahoud dituduh telah menghalang-halangi pembaruan.

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting

Didahului oleh:
Elias Hrawi
Presiden Lebanon
24 November 199824 November 2007
Diteruskan oleh:
Michel Suleiman

Referensi sunting

  1. ^ a b Résumé, Presidency.gov.lb. Retrieved 10 Juli 2007