Yayasan Biennale Yogyakarta

Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY) adalah sebuah yayasan yang berbasis di Yogyakarta dan merupakan penyelenggara Biennale Jogja.[1] Yayasan ini berdiri pada 23 Agustus 2010 dengan misi untuk menginisiasi dan memfasilitasi berbagai upaya mendapatkan konsep strategis perencanaan kota yang berbasis seni-budaya, penyempurnaan blue print kultural kota masa depan sebagai ruang hidup bersama yang adil dan demokratis. YBY juga berfokus pada pengembangan dan pengelolaan kekayaan budaya sebagai upaya untuk membangun dan mengoptimalkan seluruh potensi kreativitas dari manusia-manusia pencipta karya budaya maupun pemanfaatan seluruh aset budaya yang telah ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Program Yayasan Biennale Yogyakarta sunting

Biennale Jogja sunting

Program yang berlangsung tiap dua tahun sekali ini merupakan kegiatan yang dinanti-nanti oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Yogyakarta. Event apresiasi seni rupa ini menjadi sektor kreativitas budaya yang tumbuh dengan pesat di Yogyakarta karena Yogyakarta memiliki peran yang sangat dominan dalam sejarah seni rupa Indonesia. Biennale Jogja menjadi wadah untuk pengembangan dan pengelolaan kekayaan kreativitas dari seniman-seniman rupa Indonesia.[2] Yayasan Biennale Yogyakarta sendiri adalah sebuah lembaga non profit yang bergerak di bidang seni dan kebudayaan. Kegiatan-kegiatan pameran Biennale Jogja menjadi wadah bagi para pekerja seni berkolaborasi dan mengelaborasi setiap ide menjadi karya yang menawan.[3] Biennale Jogja (BJ) adalah biennale internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan diorganisasi oleh Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY). Pertama kali diadakan 1988, tahun ini adalah penyelenggaraan ke-16. Mulai 2011, YBY meluncurkan proyek Biennale Jogja Seri Khatulistiwa yang berfokus pada kawasan khatulistiwa.[4]

Simposium Khatulistiwa sunting

Kegiatan ini merupakan simposium yang berskala internasional yang melibatkan para ahli dan praktisi dan berbagai negara. Simposium Khatulistiwa menjadi penghubung antara peneliti lokal dari seluruh daerah di khatulistiwa. Hal-hal kecil yang terjadi di sana-sini yang menjadi pemicu untuk berbagai perubahan sehingga keberadaannya perlu dikumpulkan dan disuarakan. Simposium bertujuan untuk terus menyegarkan pikiran kita dan menginspirasi kita. Kecerdikan mereka dalam menghadapi kompleksitas nasional masing-masing di sepanjang khatulistiwa adalah apa yang menjadi ketertarikan Simposium Khatulistiwa.[5]

Residensi sunting

Kegiatan residensi ditujukan kepada para seniman agar seniman dapat mengeksplorasi hal baru dan di sebuah tempat baru. Lewat program ini, diharapkan para seniman yang terlibat dapat memposisikan diri layaknya etnografer karena seniman akan bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat setempat.[6]

Magang sunting

Yayasan Biennale Yogyakarta juga membuka kesempatan bagi anak muda dalam proses pengelolaan pameran Biennale Yogyakarta.

Referensi sunting

  1. ^ Hanya di Jogja yang Terdapat Yayasan Biennale, diakses dari situs TribunNews
  2. ^ Yayasan Biennale, Yogyakarta. "Yayasan Biennale Yogyakarta". Diakses tanggal 18 Oktober 2022. 
  3. ^ Nariswari, Arendya (2020-11-11). "Pameran Asana Bina Seni 2020, Yayasan Biennale Yogyakarta Usung Tema Ini". Suara.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  4. ^ Indonesia, Institut Francais. "Biennale Jogja". Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  5. ^ Yayasan Biennale, Yogyakarta. "Yayasan Biennale Yogyakarta". Diakses tanggal 18 Oktober 2022. 
  6. ^ Yogyakarta, Yayasan Biennale (2019). "FORUM RIMPANG NUSANTARA DAN RESIDENSI KELANA". The Equator. 7 (2): 30.