Xenotransplantasi (xenos- dalam bahasa Yunani berarti “asing”) adalah transplantasi sel, jaringan, atau organ dari satu spesies ke spesies lain.[1] Sel, jaringan, atau organ semacam itu disebut xenograft atau xenotransplant. Sementara itu, istilah alotransplantasi merujuk pada transplantasi antar spesies yang sama.

Xenotransplantasi pada manusia merupakan salah satu kemungkinan penanganan kegagalan organ tahap akhir. Namun, hal ini memunculkan masalah medis, hukum, dan etis.[2] Dikhawatirkan bahwa hewan-hewan seperti babi memiliki rentang kehidupan yang lebih pendek dari manusia, sehingga jaringannya akan menua lebih cepat. Transmisi penyakit (xenozoonosis) dan perubahan kode genetik hewan secara permanen juga dipermasalahkan. Akan tetapi, beberapa contoh xenotransplantasi yang berhasil telah diterbitkan.[3]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Lihat pula Definition of the World Health Organization
  2. ^ Jack M. Kress, "Xenotransplantation: Ethics and Economics," 53 Food and Drug Law Journal 208 (1998).
  3. ^ "Organ Transplants from Animals: Examining the Possibilities". Fda.gov. Internet Archive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-10. Diakses tanggal 2009-08-03. 

Pranala luar

sunting