Vihara Vimala Dharma

bangunan kuil di Indonesia


Vihara Vimala Dharma adalah vihara kedua yang didirikan di Indonesia setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Vihara Vimala Dharma atau biasa disingkat sebagai VVD berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda Nomor 5 Bandung, Jawa Barat, Indonesia yang tidak jauh dari lokasi perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP) dan Bandung Electronic Center (BEC).

Jadwal Kegiatan sunting

Kebaktian sunting

Kebaktian Pemuda Minggu pk 08:00-10:00 WIB

Kebaktian Umum Minggu pk 10:00-12:00 WIB

Kebaktian GABI “Vidya Sagara” Minggu pk 10:00-12:00 WIB

Rabu Dhamma Rabu pk 19:00-selesai

Kebaktian Avalokitesvara Rabu pk 07:00 WIB

Kebaktian Mahayana Jumat (Minggu 1) pk 18:00 WIB

Latihan Meditasi Senin pk 18:00 WIB

Unit sunting

Unit Bursa “Maitri Sagara” Minggu pk 10:00-13:00 WIB

Unit Perpustakaan “Dharmaratna” Minggu pk 10:00-13:00 WIB

Sajak sunting

V-ihara Vimala Dharma Bandung kota

I-nti pusat penyebaran Buddha Dharma

H-ari demi hari banyak pengunjungnya

A-da yang memasang dupa dan berdoa

R-emaja, anak-anak, dan orang tua

A-syik mendengarkan khotbah Sang Pandita

V-imala Dharma Ajaran yang termulia

I-ndah murni bagaikan batu kumala

M-anusia yang diliputi avidya

A-kan segera tersadar karenanya

L-atihan meditas Vimala Dharma

A-dalah menuju ke Jalan UtamaD-harma yang diajarkan Sang Buddha

H-asrat umat senantiasa menyala

A-man dan tenteramlah yang dicarinya

R-ukun serta damai selama-lamanya

M-awas diri selalu di mana saja

A-di Buddha Tuhanlah yang dipujanya

Sejarah sunting

 
Kuti Bhante Ashin tempo doeloe
 
Bangunan kuti lama sesaat sebelum direnovasi.

Vihara Vimala Dharma sunting

 
Suasana kebaktian di masa lalu. Bhaktisala memang perlu diperbesar.
 
Buddharupang merupakan pemberian dari Burma Buddha Sasana Council

Pada saat benih – benih Buddha Dharma mulai kembali ditaburkan oleh Y.A. Maha Nayaka Sthavira Ashin Jinarakhita di tanah air kira – kira 50 tahun yang silam, hanya terdapat sedikit sekali vihara seperti yang kita kenal seperti saat ini. Maka tatkala Bhante Ashin memindahkan pusat pengembangan Agama Buddha dari Jawa Tengah ke Jawa Barat di penghujung tahun 1950-an, yang pertama-tama beliau lakukan adalah membangun sebuah vihara di Bandung. Berkat bantuan pejuang – pejuang Dharma saat itu, sebuah vihara dapat hadir di sana. Meskipun kecil dan sederhana, keberadaan vihara ini membawa terang dan kehangatan Ajaran Buddha nan suci di kota indah dan sejuk yang masih dikenal sebagai Paris-nya Pulau Jawa kala itu.

Nama Vihara Vimala Dharma dicetuskan pertama kali oleh Bhante Ashin pada bulan Februari 1958, dan Vihara Vimala Dharma menempati tempat yang sekarang, Jl. Ir. H. Juanda No. 5, pada tanggal 12 April 1959. Buddharupang yang sampai saat ini menjadi Buddharupang utama di Vihara Vimala Dharma merupakan sumbangan dari Burma Buddha Sasana Council. Menjelang Hari Trisuci Waisak 2503 Vihara Vimala Dharma mendapat kunjungan dan diberkahi oleh 13 orang bhikkhu dari luar negeri yang sedang mengunjungi Indonesia atas undangan Bhante Ashin Jinarakkhita.

 
Sentuhan akhir dalam pembangunan pendopo dan pagoda
 
Kunjungan Y.A. Mahasi Sayadaw (Burma) dan Y.A. Piyadassi (Sri Lanka) ke Vihara Vimala Dharma (1959)
 
Panitia senantiasa mengikuti perkembangan pembangunan.
 
Upacara pembersihan ruangan pada tanggal 28 Oktober 1997.

Selain merupakan tempat tujuan wisata, kota Bandung dengan beberapa universitas ternamanya adalah pusat intelektual di Indonesia sehingga tidak mengherankan jika dalam perjalanan selanjutnya, Vihara Vimala Dharma menjadi pusat pencarian Dharma bagi banyakk mahasiswa dan kalangan berpendidikan tinggi lainnya. Dari Vihara Vimala Dharma pula, pengembangan agama Buddha di Indonesia mulai memanfaatkan sarana – sarana intelektual seperti penyebaran buku – buku Dharma, majalah Buddhis, dan diskusi – diskusi terbatas atau yang kita kenal dengan istilah seminar saat ini.

Sudah puluhan tahun berlalu sejak Bhante Ashin Jinarakkhita meletakkan batu pertama di Vihara Vimala Dharma. Seperti yang kita lihat saat ini Vihara Vimala Dharma merupakan hasil jerih payah umat yang bersatu bahu-membahu memperjuangkan sebuah vihara yang representatif di tengah kota Bandung yang terus membangun, sebuah vihara modern yang tetap berpijak pada nilai – nilai spiritual abadi yang tak lekang oleh perubahan milenium. Sesungguhnya pemugaran Vihara Vimala Dharma telah diawali pada suatu pagi di bulan September 1989 saat Bhante Ashin yang tengah menginap di sana di usia senjanya mengutarakan pendapatnya akan perlunya sebuah ruangan khusus untuk Boddhisattvarupang Arya Avalokitesvara di lantai dua Vihara Vimala Dharma.

Gagasan ini disambut antusias para umat sehingga dengan tekad yang kuat disertai kerja keras, dan keyakinan kepada Triratna, akhirnya pembangunan tahap I Vihara Vimala Dharma dapat dimulai pada tanggal 5 April 1994. Dalam tahap pertama ini berhasil dibangun dua lantai bangunan, di mana lantai pertama diperuntukkan bagi ruang dapur, ruang makan, dan ruang tempat menaruh foto keluarga umat yang sudah tiada. Lantai kedua terdiri dari dua kamar tidur bhikkhu Sangha, ruang tamu Sangha, ruang Arya Avalokitesvara, dan tiga kamar mandi. Pembangunan dijalankan di tengah kegiatan vihara yang harus terus berlangsung sehingga tidak jarang beberapa kegiatan rutin vihara yang harus dipindah-pindahkan dari satu ruangan ke ruangan lain setiap minggunya.

Pada tanggal 11-13 Juli 1995, upacara pensakralan Boddhisattvarupang Arya Avalokitesvara dapat dilangsungkan dengan dipimpin oleh Y.A. MNS. Ashin Jinarakkhita sendiri dan para anggota Sangha Agung Indonesia.

Setelah itu, kerja keras kembali digelar dengan pembangunan tahap II yang dimulai pada tanggal 21 Juli 1995. Dalam tahap ini dibangun gedung baru berlantai dua. Lantai kesatu untuk kantor pengurus, perpustakaan, ruang pemuda, dan ruang serba guna. Sementara lantai kedua untuk bhaktisala. Akhirnya kerja keras umat Vihara Vimala Dharma membuahkan hasil dengan diresmikannya pemakaian bhaktisala baru dan upacara pembersihan ruangan yang dipimpin oleh Y.A. Sasararakkhita pada tanggal 28 Oktober 1997.

Vihara Vimala Dharma hadir dengan wajah yang berbeda dari penampilannya tempo dulu, untuk umat dengan denyut kehidupan yang berbeda pula. Namun, diyakini hati Vihara Vimala Dharma tetap setia, hadir, dan ada untuk kebahagiaan semua.

Pemuda Vihara Vimala Dharma sunting

Tak lama setelah Vihara Vimala Dharma (VVD) berdiri, wadah bagi para pemuda dan mahasiswa yang berkumpul di sana pun terbentuk. Namun baru pada awal tahun 70-an wadah tersebut menamakan dirinya Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD). Seperti layaknya ombak di laut yang kadang naik kadang turun, begitu pula PVVD kadang sedang naik, kadang sedang turun, kadang tidak naik juga tidak turun. Terlepas dengan naik turunnya prestasi organisasi, dalam usianya yang terbilang tua jika dibandingkan dengan persaudaraan muda – mudi vihara lainnya. Walaupun tidak jelas kapan hari jadinya, PVVD selalu turut andil dalam perkembangan agama Buddha di tanah air melalui berbagai kegiatannya. PVVD juga telah melahirkan tokoh – tokoh Buddhis berskala nasional.

 
Setiap hari Minggu pagi Bhaktisala dipenuhi umat untuk melaksanakan pujabhakti.

Kegiatan rutin yang selalu menghiasi sejarah perjalanan PVVD adalah mempersiapkan dan melaksanakan Kebaktian Pemuda setiap hari Minggu yang dimulai pada jam 8 pagi. Peserta kebaktian diajak lebih mengenal Buddha Dharma lewat Dhammadesana yang disampaikan oleh bhikkhu atau pandita. Setiap hari Minggu pagi pula, beberapa pemuda membimbing anak-anak Taman Putra Vidyasagara untuk melaksanakan kebaktian. Mereka memberikan ceramah dan cerita Dharma kepada anak – anak, serta mengajak anak – anak bermain sambil belajar.

Seusai kebaktian, beberapa pemuda yang lainnya sudah siap melayani rekan – rekan mereka yang akan meminjam dan mengembalikan buku di Perpustakaan Dharmaratna. Perpustakaan yang telah panjang usianya ini memiliki koleksi buku – buku peninggalan dari jaman dahulu, ketika Buddha Dharma baru mulai diperkenalkan kembali di Indonesia oleh Bhante Ashin Jinarakkhita dan para pengikutnya. Sejumlah buku – buku langka peninggalan sejarah dan referensi – referensi berharga tentang agama Buddha maupun ilmu pengetahuan dapat dijumpai di sini. Perpustakaan Dharmaratna saat ini memiliki sekitar tiga ribu judul buku.

 
Paduan Suara Pemuda Vihara Vimala Dharma siap melantunkan gita-gita pujian kepada Buddha.

Merayakan kelulusan dan ulang tahun anggota dengan acara makan bersama merupakan acara rutin bernuansa persaudaraan yang dapat ditemui di PVVD. Suasana persaudaraan juga diciptakan melalui cross country bersama. Di samping itu PVVD juga menyelenggarakan Kelas Dharma dan Kelompok Meditasi (Komedi), menampilkan karya – karya para pemuda dalam Mading (Majalah Dinding), serta menyalurkan hobi dan minat anggota dalam bidang olahraga dan kesenian. Membacakan paritta untuk orang yang meninggal dunia dan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan merupakan kegiatan pelayanan sosial yang kerap dilakukan. Di sela – sela berbagai kesibukannya, para pengurus PVVD secara rutin juga membersihkan, memperbaiki, dan menginventarisasikan barang – barang milik PVVD yang kini telah memenuhi gudang.

Selain menerbitkan media komunikasi intern vihara yang bernama Berita Vimala Dharma (BVD), PVVD juga menerbitkan buku – buku Dharma untuk dibagikan gratis ke seluruh Indonesia. Untuk dapat memperkenalkan agama Buddha ke masyarakat luas, pada saat – saat tertentu PVVD mengadakan Ceramah Umum, Pekan Meditasi untuk Umum, dan juga melakukannya melalui Pameran dan Bazaar. Pada saat – saat lainnya PVVD juga menggunakan pertunjukan kesenian untuk memperkenalkan agama Buddha. Kabaret PVVD yang dalam beberapa kesempatan, Malam Kesenian yang diadakan oleh PVVD sendiri ataupun Dharmasanti Waisak se-Jawa Barat, ditampilkan sebagai acara puncak, selalu mendapat pujian dan sambutan dari para penonton. PVVD juga pernah mengadakan beberapa jenis perlombaan seperti: Cerdas Cermat Buddhis Tingkat Remaja se-Jawa Barat, Lomba dan Demo Masak Vegetarian, dan Pertandingan Persahabatan Olahraga Antar Pemuda Vihara.

 
Keceriaan Taman Putra di hari Minggu, membina tunas masa depan.

Usaha pengembangan sumber daya muda – mudi Buddhis dilakukan PVVD dengan mengadakan Kelas Kepemimpinan. Setahun sekali sejak tahun 1989 PVVD juga menyelenggarakan Bina Widya sebagai ajang mempraktekkan Dharma dan melatih diri. Setahun sekali pula diadakan penyambutan dan pengakraban mahasiswa baru yang belakangan dikenal dengan sebutan Malam Keakraban (Makrab).

Di samping aktif mengikuti Munas dan Mukernas Sekber PMVBI, PVVD juga selalu mengirimkan kontingennya dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan Sekber PMVBI seperti Sarasehan, Temu Karya, dan Bina Widya, baik skala nasional maupun skala provinsi. Bahkan PVVD pada tahun 1983 menjadi panitia sekaligus tuan rumah Bina Widya Nasional dan Rapat Paripurna Anggota Sekber PMVBI yang diadakan di Lembang, Bandung. Di samping ada yang menjadi pengurus Sekretariat Jendral dan Sekretariat Provinsi Sekber PMVBI, para anggota PVVD juga menjadi pengelola majalah – majalah Buddhis nasional yang diterbitkan Sekber PMVBI, yaitu “Manggala” dan “Ekayana”. Pada tahun 1985 para anggota PVVD bahkan sempat masuk studio rekaman, ketika Sekber PMVBI memproduksi kaset paritaa “Gema Buddha Dharma”.

Masih banyak kegiatan dan prestasi yang telah dicapai oleh PVVD. Namun yang penting kegiatan tersebut harus dapat memberi manfaat Dharma bagi para aktivis yang terlibat. Dari banyaknya kegiatan diharapkan muncul suasana persaudaraan yang hangat dan para peserta dapat merasakan bahwa sebenarnya Dharma itu ada di mana – mana.

Referensi sunting