Van Arcken & Co. adalah sebuah perusahaan pengrajin emas, perak, pembuat jam, dan permata di Hindia Belanda dan selanjutnya Indonesia dari tahun 1861 hingga 1958. Toko yang dijuluki "Tiffany from the East" ini memiliki pelanggan dari kalangan kelas atas seperti gubernur jenderal, keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta, hingga anggota Kerajaan Siam (Thailand).[1] Pada masa kejayaannya, perusahaan ini sempat mempekerjakan 120 orang di Batavia.[2]

Van Arcken & Co. di tepi Molenvliet, Batavia.

Sejarah sunting

 
Iklan Van Arcken & Co.

Perusahaan ini dibangun oleh Clemens Gerardus Franciscus van Arcken, pria kelahiran Deventer, 1 Juli 1822.[3] Ayahnya, Johannes van Arcken adalah seorang guru tari dan ibunya, Anna Clara Muhlenhoff meninggal saat dia berusia 5 tahun. Di usia muda, Clemens pergi belajar ke kota Pforzheim untuk mendalami seni tentang jam (horlogiemaker). Pada tahun 1851, dia membangun Fabrijkant Horologien & Chronometers di Amsterdam yang memproduksi jam, perhiasan, dan kronometer (standar waktu dan navigasi di kapal laut). Selain itu, dia juga merancang meridometer, sebuah alat pelayaran yang dapat menggantikan fungsi sekstan (alat astronavigasi yang membantu pelaut menentukan jarak dan letak) ketika langit mendung. Pada usia 36 tahun, dia menikah dengan Lucia Francisca Meuser, putri seorang pembuat jam yang ketika itu masih berusia 18 tahun. Clemens Van Arcken banyak menerima penghargaan atas keahliannya, baik dari Raja William III maupun negara lain seperti Inggris dan Prancis. Sebuah surat kabar Prancis, Le Gaulois, sempat menuliskan tentang "Monsieur Van Arcken and Hollande est considere comme un des princes de la science" (Tuan Van Arcken Belanda salah satu pangeran ilmu).

Pada 21 Februari 1861, Van Arcken berlayar ke Batavia untuk mengembangkan usahanya dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Batavia, pada 16 Juli 1861. Toko Van Arcken & Co. pertama dibuka pada 7 Agustus 1861 dan berlokasi di seberang Gedung Harmonie, setelah Toko Mr. Saijers. Pada 26 November 1864, Van Arcken & Co. membuka dua toko lagi di Batavia, yaitu di Jalan Noordwijk (sekarang disebut Jalan Juanda) No. 8 dan Jalan Rijswijk (sekarang disebut Jalan Veteran) No. 11.

Usaha sunting

 
Produk Van Arcken & Co yang dalam suatu Pameran Perdagangan di Bandung (1924).

Selain mengembangkan usaha jam, serta kerajinan emas dan perak, Van Arcken juga berdagang batu mulia, mengimpor produk dari Belanda seperti peralatan makan dari perak, dan menjadi agen tunggal produk jam mewah Zenith dan Omega. Semua barang yang diproduksi sendiri maupun diimpor oleh Van Arcken & Co ditandai dengan tulisan VA dan simbol mahkota di atasnya. Sejak tahun 1862, Van Arcken memproduksi perhiasan mahkota, kotak sirih, sarung pedang dari emas dan perak, serta dekorasi lainnya untuk Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.[4]

Ketika Clemens Gerardus Franciscus van Arcken meninggal pada 27 September 1885, perusahaannya dilanjutkan oleh putra tertuanya, Clemens Johannes Wilhelmus van Arcken. Perusahaan tersebut sering berpartisipasi dalam pameran-pameran di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Britania Raya dan Jepang. Pada tahun 1893, Van Arcken mendapatkan kepercayaan untuk memproduksi senjata bagi anggota Kerajaan Belanda. Pada tahun 1896, Van Arcken & Co. juga ditunjuk untuk melayani pesanan dari Kerajaan Siam. Raja dan ratu Siam secara pribadi mengunjungi bengkel Van Arcken & Co. pada tahun 1871, 1896, dan 1901. Beberapa karya Van Arcken & Co. yang cukup terkenal pada masa itu adalah mahkota emas berhiaskan berlian yang dipesan Sultan Kutai (Kalimantan Timur) sebagai hadiah penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898 dan 400 berlian emas bersusun yang dipesan Pemerintah Australia untuk Sultan Surakarta pada tahun 1927.

Pada tahun 1911, Van Arcken & Co. merayakan 50 tahun berdirinya perusahaan tersebut dengan menyelenggarakan sebuah pameran. Sebuah surat kabar Batavia menuliskan bahwa Van Arcken & Co mulai menggunakan berbagai peralatan listrik yang memungkinkan mereka untuk memproduksi barang secara massal. Namun, Van & Arcken tetap melanjutkan tradisi dan menjaga seni produk Van Arcken & Co. Pada tahun 1912, Clemens Johannes Wilhelmus van Arcken mengundurkan diri dan perusahaan tersebut dilanjutkan oleh kakak iparnya, Jan Willem Adriaan Tichler serta adik bungsunya Eduard Clemens van Arcken.

Pada tahun 1921, Van Arcken & Co merayakan ulang tahun ke-60 di bawah kepemimpipnan Eduard Clemens van Arcken. Usaha perusahaan tersebut berkembang menjadi produsen piala kejuaraan olahraga dan ornamen gereja. Pada masa itu, persaingan industri mulai muncul dengan kehadiran beberapa toko seperti: V. Olislaeger & Co. (1850), Maurice Wolf (1894 di Surabaya, 1919-1924 di Batavia), NV Koninklijke van Kempen, Begeer & Fox, Gerritsen & van Kempen (1917 di Weltevreden), perhiasan NV Nederlandsche, pedagang perak dan emas 'the Paarl Crown', Cordesius & Sons, Khouw & Lie, dan F. Pfister (Surabaya).

Pada tahun 1926, dua putra dari Eduard Clemens van Arcken pergi ke Schoonhoven untuk mempelajari tentang perhiasan (Herbert Frans Karel van Arcken) dan pembuatan jam (Joseph Clemens Willem van Arcken - Jos). Ketika terjadi krisis ekonomi di dunia, van Arcken & Co. ikut terkena dampaknya dan akhirnya mengalami kebrangkrutan akibat kesalahan manajemen dari direktur ekonomi perusahaan tersebut. Mendengar kebangkrutan van Arcken & Co., Herbert kembali ke Batavia pada 11932 atau 1933 dan membuat sebuah toko perhiasan dalam skala yang lebih kecil. Setelah menamatkan pendidikannya di Swiss, Jos van Arcken kembali ke Batavia dan bekerja untuk Gerritsen & van Kempen yang membiayai pendidikannya dahulu. Setelah tiga tahun terjadi penurunan jumlah penjualan jam mewah, Gerritsen & van Kempen memecat Jos van Arcken dan dia kemudian kembali ke Belanda. Jos kemudian kembali ke Batavia pada 1936 untuk meneruskan van Arcken & Co. dan melatih penduduk lokal menjadi pembuat jam. Jos menikah dengan Maud Eugenie McLennan pada tahun 1938. Pada tahun 1941, Van Arcken & Co. merayakan ulang tahun ke-100 di bawah pimpinan Jos.[2]

Akhir Usaha sunting

Ketika Perang Dunia II pecah, Eduard van Arcken meninggal pada usia 67 tahun di Grogol, dalam sebuah kamp konsentrasi Jepang. Sementara itu, Jos van Arcken dipenjara di dekat rel kereta Pekanbaru, Sumatra, dengan membawa peralatan untuk memperbaiki jam para rekannya di penjara maupun serdadu Jepang. Van Arken & Co. sempat ditutup sementara dan kemudian dibuka kembali oleh Maud McLennan. Beberapa perhiasan masih dirancang oleh pengrajin emas handal, Musa Miep. Walaupun terjadi kesulitan pasokan barang, penjarahan, dan pencurian terhadap tokonya, usaha tersebut masih tetap berjalan terutama karena penghasilan dari layanan memperbaiki jam. Setelah Jos Arcken dibebaskan, dia kembali melatih penduduk lokal keahlian memperbaiki dan membuat jam. Bangunan van Arcken & Co. diambil alih menjadi Gedung Hak Asasi Manusia. Pada tahun 1958, keluarga van Arcken diminta meninggalkan Indonesia seperti warga Belanda lainnya. Jos dan Maud memberikan perusahaan mereka kepada pegawai pembuat jam lokal. Jos kemudian kembali ke Belanda dan membangun kembali Van Arcken & Co di Den Haag hingga tahun 1975 saat penglihatannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja di bisnis tersebut. Perusahaan keluarga Van Arcken & Co. akhirnya ditutup. Jos van Arcken sendiri meninggal pada usia 95 tahun di Den Haag pada 1 November 2005.[2]

Referensi sunting

  1. ^ (Inggris)Jakarta.go.id: Van Arcken & Co.[pranala nonaktif permanen], Department of Communication, Informatics and Public Relations of Jakarta Capital City.
  2. ^ a b c (Belanda)DE FIRMA VAN ARCKEN & Co, BATAVIA & SOERABAYA (1861-1958).[pranala nonaktif permanen] Harlogeforum.nl. 9 December 2006. Hendrik. Diakses pada 8 Mei 2013.
  3. ^ Clemens Gerardus Franciscus van Arcken.[pranala nonaktif permanen] Janine Huijsmans. 2006-2008. loculus.nl: Janine's genealogische homepage. Diakses pada 9 Mei 2013.
  4. ^ (Belanda)Artikel: Hollands zilver in de Gordel van Smaragd Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine., Jeanne J. van Ammers-Douwes. Diakses pada 9 Mei 2013.