Transcranial Doppler


Transcranial Doppler (TCD) dan yang lebih baru Transcranial Color Doppler (TCCD) adalah tes untuk mengukur kecepatan aliran darah di pembuluh darah otak. Digunakan untuk mendiagnosis emboli, stenosis, vasospasm dari subarachnoid hemorrhage (pendarahan aneurysm yang bocor), dan masalah-masalah lainnya, hal ini dilakukan relatif cepat dan tidak mahal, sehingga menjadi terkenal di Amerika Serikat. TCD efektif untuk mendeteksi sickle cell disease, mencari kemungkinan iskemia pembuluh darah otak, subarachnoid hemorrhage, arteriovenous malformations dan cerebral circulatory arrest dan kemungkinan dan kemungkinan penggunaaan pada perioperative monitoring dan infeksi meningitis.[1] Alat yang digunakan untuk melakukan tes semakin portabel, memungkinkan dibawa-bawa, bahkan ke rumah pasien. Sering digunakan bersamaan dengan MRI, MRA, carotid duplex USG dan CT Scan.

Transcranial Doppler
Diagnostik
ICD-9-CM88.71
MeSHD017585
Transcranial doppler ultrasound analyzer of blood velocity

Metode

sunting

Dua cara pencatatan dapat digunakan pada prosedur ini. Yang pertama menggunakan pencitraan B-mode 2 dimensi. Setelah pembuluh darah yang akan diteliti ditemukan, maka dilakukan denyut doppler, yang akan menghasilkan grafik kecepatan aliran darah dari waktu ke waktu. Bersamman dengan ini, maka dilakukan duplex test. Cara kedua langsung ke denyut doppler, dimana dibutuhkan ahli yang lebih terlatih untuk menemukan pembuluh darah yang diinginkan. Peralatan TCD sekarang ini selalu dilengkapi dengan B-mode dengan dual probes.

Penggunaan TCD

sunting

Penggunaan TCD untuk meneliti pembuluh darah arteri intracranial ditunjukkan oleh Aaslid dan sejawat pada tahun 1982.[2] Nilai yang didapatkan dari arteri tertentu adalah kecepatan aliran darah tersebut, dan kecuali diameter pembuluh darah bisa diketahui, maka tidak mungkin untuk mengetahui volume aliran darah yang sesungguhnya. Jadi TCD hanya teknik mengukur perubahan kecepatan aliran. Kegunaan klinis dari teknik ini sekarang telah dimantapkan untuk sejumlah proses pendeteksian penyakit yang berbeda. American Academy of Neurology pada tahun1990 menyatakan bahwa TCD berguna pada pasien dengan intracranial stenosis, collaterals, subarachnoid hemorrhage, dan brain death.[3]

Bagaimana bekerjanya

sunting

Kecepatan aliran darah diukur dengan memancarkan suara untrasonik, yang akan memantul dan diukur. Frekuensi tertentu digunakan (biasanya denyut dari 2 MHz), dan kecepatan aliran darah ke sumber suara menyebabkan pergeseran fase, yang mana kan menyebabkan frekuensi meningkat atau menurun. Perubahan frekuensi berkorelasi positif dengan kecepatan aliran darah, yang dicatat secara elektronik untuk analisis kemudian. Secara normal rentang kedalaman dan sudut harus diukur untuk memastikan kecepatan yang tepat, mencatat dengan sudut terhadap pembuluh darah akan menghasilkan kecepatan yang lebih rendah.

Karena tulang tengkorak memblokade transmisi ultrasonik, maka pada bagian tulang tengkorak yang tipis – insonation windows – harus digunakan untuk menganalisis. Untuk alasan ini, tes dilakukan di bagian temporal di atas cheekbone/zygomatic arch, melalui mata, di bawah rahang, dan dari belakang kepala. Umur pasien, kelamin, ras, dan faktor-faktor lainnya mempengaruhi ketebalan tulang, membuat penelitian sulit atau tidak dapat dilakukan. Kebanyakan tetap dapat menghasilkan yang diinginkan, kadang-kadang membutuhkan alternatif tempat lain untuk melihat pembuluh darah yang diinginkan.

Ketepatan TCD

sunting

Meskipun TCD tidak begitu akurat, karena aliran darah yang relatif, tetapi TCD tetap berguna untuk mendiagnosa penyumbatan arteri pada pasien dengan stroke iskemik akut, terutama untuk arteri otak tengah. Sebuah riset telah diadakan untuk membandingkan Power Motion Doppler TCD (PMD-TCD) dengan CT angiography (CTA), keduanya ternyata berguna, ketelitian PMD-TCD tidak melebihi 85 persen. Keuntungan dari PMD-TCD adalah kecil/portabel, sehingga dapat digunakan di sisi tempat tidur pasien atau di dalam ruang gawat darurat, tidak mengandung radiasi seperti CTA, jadi dapat diulang, jika perlu untuk pemantauan dan jauh lebih murah dibandingkan dengan CTA atau Magnetic Resonance Angiography.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "TRANSCRANIAL DOPPLER An Overview of its Clinical Applications". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-25. Diakses tanggal June 3, 2013. 
  2. ^ Aaslid, R; Markwalder, TM; Nornes, H (1982). "Noninvasive transcranial Doppler ultrasound recording of flow velocity in basal cerebral arteries". Journal of neurosurgery. 57 (6): 769–74. doi:10.3171/jns.1982.57.6.0769. PMID 7143059. 
  3. ^ "Assessment: Transcranial Doppler. Report of the American Academy of Neurology, Therapeutics and Technology Assessment Subcommittee". Neurology. 40 (4): 680–1. 1990. PMID 2181340. 
  4. ^ Alejandro M. Brunser, MD; Pablo M. Lavados, MD; Arnold Hoppe, MD; Javiera Lopez, MD; Marcela Valenzuela, MD; Rodrigo Rivas, MD. "Accuracy of Transcranial Doppler Compared With CT Angiography in Diagnosing Arterial Obstructions in Acute Ischemic Strokes" (PDF). Diakses tanggal 2 April, 2015.