Titik panas (geologi)

Di geologi, tempat-tempat yang biasa disebut titik panas atau hotspot adalah area vulkanik yang dihasilkan dari mantel yang secara anomali lebih panas dibanding mantel di sekitarnya. Hotspot bisa berada dekat maupun jauh dari batas-batas tektonik lempeng. Saat ini, ada dua hipotesis yang menjelaskan asalnya. Pertama, adalah akibat plume-plume dari mantel yang naik sebagai diapir termal dari batas antara inti bumi dan mantel bumi.[1] Alternatif lain adalah bahwa bukanlah temperatur yang tinggi yang menyebabkan vulkanisme ini, tetapi ekstensi litosfer yang menyebabkan peningkatan pasif intrusi dari kedalaman dangkal.[2][3] Hipotesis ini mempertimbangkan istilah "hotspot" sebagai istilah yang tidak tepat, menegaskan bahwa sumber mantel di bawah mereka adalah, faktanya, sama sekali tidak anomali panasnya. Contoh hotspot terkenal adalah Hawaii dan Yellowstone.

Diagram menunjukkan penampang kerak bumi ( warna kuning ) dengan magma yang naik dari mantel (warna merah)

Lokasi hotspot yang diketahui di dunia adalah sebagai berikut:

Hotspot Lempeng yang ditempati Latitude Longitude
Hawaii Pasifik 20 -157
Samoa Pasifik -13 -173
St. Helena Afrika -14 -6
Bermuda Amerika Utara 33 -67
Cape Verde Afrika 14 -20
Pitcairn Pasifik -26 -132
MacDonald Pasifik -30 -140
Marquesas Pasifik -10 -138
Tahiti Pasifik -17 -151
Easter Pasifik-Nazca -27 -110
Reunion Indian -20 55
Yellowstone Amerika Utara 43 -111
Galapagos Nazca 0 -92
Juan Fernandez Nazca -34 -83
Ethiopia Afrika 8 37
Ascencion Amerika Selatan - Afrika -8 -14
Afar Afrika 10 43
Azores Eurasia 39 -28
Iceland Amerika Utara - Eurasia 65 -20
Madeira Afrika 32 -18
Canary Afrika 28 -17
Hoggar Indian-Antartika -49 69
Bouvet Afrika-Antartika -54 2
Pr. Edward Afrika-Antartika -45 50
Eifel Eurasia 48 8
San Felix Nazca -24 -82
Tibesti Afrika 18 22
Trinadade Amerika Selatan -20 -30
Tristan AMerika Selatan - Afrika -36 -13

Referensi

sunting
  1. ^ W. J. Morgan (5 March 1971). "Convection Plumes in the Lower Mantle". Nature. 230 (5288): 42–43. Bibcode:1971Natur.230...42M. doi:10.1038/230042a0. 
  2. ^ "Do plumes exist?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-19. Diakses tanggal 2010-04-25. 
  3. ^ Foulger, G.R. (2010). Plates vs. Plumes: A Geological Controversy. Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-6148-0.