Tintin Wulia

seniman wanita Indonesia

Tintin Wulia (lahir 23 Desember 1972) adalah seorang seniman perempuan yang berasal dari Indonesia. Ia menampilkan pamerannya di kanca Nasional maupun kanca Internasional .

Ia tidak hanya membuat beberapa pameran, namun turut membacakan puisi-puisi kritis yang mampu menggugah para penonton.

Biografi

sunting

Tintin lahir di Denpasar pada 23 November 1972.[1] Ia pernah mengeyam pendidikan arsitektur di Universitas Katolik Parayangan, Bandung. Tintin juga pada tahun 1995 hingga 1997,mempelajari tentang musik di Berklee College of music, Amerika Serikat. Pada tahun 2013 ia juga menjadi kandidat doktor di bidang seni di Universitas RMIT di Austalia. Ia berkarya melalui karya-karya seni yang ditampilkan dalam pameran,[2]

Prestasi dan Penghargaan

sunting

Ia pernah melakukan pameran di beberapa tempat yaitu;[2]

  • Sharjah Biennial,
  • Istanbul Biennial,
  • Yokohama Trienniel,
  • Jakarta Biennela,
  • Institute Of Contemporary Art London,
  • Liverpool Biennial,
  • Clermont-Ferrand Short Film Festival,
  • International Film Festival Rotterdam,
  • Penerima "Australia Council for the Arts Creative Australia Fellowship" selama 2014-2016.

Beberapa karyanya menjadi koleksi Stedelijk van Abbe Museum Belanda, Singapore Art Museum, dan Queesland Art Gallery/ Gallery Of Modern Art Australia

Salah satu proyek tintin yang dipamerkan di Indonesia yaitu Biennale Jogja XII yang dihasilkan dari residensinya selama satu bulan di Sharjah, Uni Emirate Arab.

Salah satu penampilannya yang menakjubkan adalah puisi dan bunyi,'Babel' mengekplorasi bahasa dan presepsi sosial sebagai semacam batas, seraya mengintip ke dalam jaringan tersembunyi nomadisme global yang melintasi perbatasan saluran yang menyalurkan kehidupan manusia. salah satu puisi yang dibacakannya dan menimbulkan kontroversial dari penyair Mesir Hisham El Gakh, Al Taashira yang dibacakan pada final Price of Poets di Abu Dhabi TV, yang memberikan kritikan keras kepada pihak-pihak yang memecahkan negara Arab. Melalui puisi tintin juga menciptakan ruang suara-suara zaman modern nomaden Arab, Orang Arab tak bertanah-air (Stateless), yang diucapkan lewat puisi.

Referensi

sunting
  1. ^ "Indonesian Visual Art Archive | Karya-Karya Tintin Wulia". archive.ivaa-online.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-23. 
  2. ^ a b Agung, Hujatnikajennong (2013). NOT A DEAD END. Yogyakarta: BIENNALE JOGJA XII EQUATOR#2. hlm. 106–107.