The First Grader adalah sebuah film biografi pendidikan berlatar belakang Kenya tahun 2011 yang disutradarai oleh Justin Chadwick, ditulis oleh Ann Peacock dan diproduksi oleh BBC Films. Film tersebutmemenangkan 18 piala penghargaan, yang meliputi Outstanding Writing in a Motion Picture (Theatrical or Television) dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP). Film tersebut menampilkan Oliver Litondo dan Naomie Harris. Film tersebut juga mengangkat isu sosial dan politik Kenya ke wajah dunia serta turut menyelipkan sejarah penjajahan yang dialami Kenya. Film tersebut berhasil mengundang 4.457 penonton untuk memberikan penilaian 7,4 dari 10 di laman IMDb.[1]

Sinopsis

sunting

Kimani Ng'ang'a Maruge adalah mantan pejuang masa kolonialisme Inggris terhadap Kenya. Perjuangannya dalam membebaskan tempat tinggalnya melalui Pemberontakan Mau Mau membawanya sebagai salah satu tahanan Inggris. Maruge digambarkan sebagai seorang pria tua berusia 84 tahun yang berjalan tertatih menggunakan tongkat. Suatu hari, pengumuman dikumandangkan melalui pengeras suara bahwa pendidikan di Kenya telah dibuka. Maruge bertekad untuk dapat ikut mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan.

Akan tetapi, satu-satunya sekolah yang tersedia hanya mampu menampung 50 anak dari 200 calon murid berusia 6 tahun. Maruge bersikeras untuk menjadi salah satu murid yang menerima pendidikan di sekolah tersebut. Menurutnya, pendidikan akan menjadi salah satu bentuk pembebasan dirinya dari penjajahan di masa lalu. Meskipun demikian, usaha Maruge mendapatkan banyak pertentangan dari pengurus sekolah, guru, hingga orang tua murid di sekolah tersebut. Di usia senjanya, Maruge dianggap tidak lagi pantas untuk mendapatkan akses pendidikan yang ditujukan kepada anak-anak. Namun, perjuangan Maruge tidak berhenti.

Setiap hari ia berjalan menuju ke sekolah untuk mendapatkan pendidikan, tetapi seringkali tidak diizinkan masuk. Guru dari sekolah tersebut, Jane Obinchu, menghalangi Maruge untuk masuk ke sekolah dengan berbagai alasan. Maruge diharuskan membawa alat tulis pribadi dan seragam sekolah seperti murid lainnya. Maruge seringkali gagal untuk masuk ke sekolah. Belum lagi, banyak pihak yang tidak menyetujui keberadaan Maruge. Namun, Obinchu kemudian mengubah pikirannya dengan memberikan kesempatan Maruge. Sikap Obinchu membuatnya mendapatkan ancaman hingga mengganggu kehidupan pernikahannya.

Obinchu digambarkan sebagai guru yang luar biasa bagi Maruge karena telah bersikeras mendukung keteguhannya dalam mendapatkan pendidikan. Ia dengan senang hati mengajari Maruge membaca dan menulis meskipun diterpa perlawanan dan risiko yang tinggi. Kedua protagonis yang berperan sebagai murid dan guru tersebut menyiratkan realitas bahwa pendidikan masih menjadi hal yang eksklusif bagi sebagian orang.

Referensi

sunting