Tepas Lawang Salapan Dasakreta

Tepas Lawang Salapan Dasakerta adalah salah satu ikon kota Bogor. Tepas Lawang Salapan atau yang disebut juga berandanya kota Bogor terletak di sebelah Tugu Kujang di pusat kota Bogor. Bangunan ini diresmikan pada tahun 2016. Tepas Lawang Salapan Dasakerta yang berada di sebelah Tugu Kujang memperkuat kembali kehadirannya yang telah dibangun sejak 1982. Pemerintah pusat membangun Tepas Lawang Salapan Dasakerta sebagai dukungan terhadap kota Bogor sebagai kota pusaka.[1]

Makna Bangunan sunting

Tepas memiliki arti teras dan lawang berarti pintu. Tepas Lawang Salapan Dasakreta ini digambarkan sebagai pintu masuk kota Bogor. Sedangkan dasakreta dalam bahasa sansakerta memiliki arti sepuluh, menggambarkan pilar yang terdapat di Tepas Lawang Salapan berjumlah sepuluh. Sebuah konsep yang diambil dari naskah kuno kerajaan Pakuan Pajajaran. Dasakerta mengingatkan menjaga sepuluh hal terkait kebersihan jasmani dan rohaninya. Agar setiap orang terhindar dari hal buruk yang menyangkut telinga, mata, lidah, mulut, hidung, kulit, tangan, kaki, kelamin (baga-purusa), dan dubur (tumbung) [2]

Sepuluh pilar tersebut membentuk sembilan/salapan pintu. Bukaan (pintu) tersebut memiliki makna salah satu filosofi "Silih asih, Silih asah, Silih asuh" dari kerajaan Pakuan Pajajaran yang artinya dimana warga Bogor diharapkan saling mengasihi, saling mengingatkan dan saling menjaga. Ketiga sikap tersebut menjadi kunci pembangunan kota Bogor. Ketiga sifat tersebut menurunkan sembilan acuan kesejahteraan:

  • Kedamaian
  • Persahabatan
  • Keindahan
  • Kesatuan
  • Kesantunan
  • Ketertiban
  • Kenyamanan
  • Keramahan
  • keselamatan

Di sisi ujung sembilan lawang terdapat dua buah gazebo berbentuk rotunda. Bangunan bundar tersebut merupakan bangunan tiruan dari monumen lady Raffles di Kebun Raya. Pada bagian atas bangunan Tepas Lawang Salapan Dasakreta terdapat tulisan “Di Nu Kiwari Ngancik Ni Bohari Seja Ayeuna Sapeureun Jaga” yang merupakan peribahasa atau semboyan kerajaan Pakuan Pajajaran yang memiliki arti, “Apa yang kita dapatkan sekarang adalah hasil kerja kita di masa lalu, dan yang sekarang kita lakukan adalah bekal untuk masa depan”

Referensi sunting

  1. ^ "Lawang Salapan untuk Mengingat Sejarah Bogor". Republika Online. 2016-12-08. Diakses tanggal 2021-04-17. 
  2. ^ "Pemerintah Kota Bogor". kotabogor.go.id. Diakses tanggal 2021-04-17.