Tengku Agung Syarifah Latifah
Tengku Agung Syarifah Latifah (1896 – 2 November 1929) adalah permaisuri dari Sultan Syarif Kasim II, tokoh pendidikan dan emansipasi wanita asal Riau. Ia dikenal sebagai pendiri sekolah wanita pertama di Riau.
Syarifah Latifah | |
---|---|
Permaisuri Siak | |
Periode | 27 Oktober 1912– 3 November 1929 |
Penerus | Tengku Syarifah Fadlun |
Kelahiran | 1896 Tanjung Pura, Hindia Belanda |
Kematian | 2 November 1929 | (umur 32–33)
Pasangan | |
Ayah | Tengku Pangeran Embung Jaya Setia |
Ibu | Tengku Aisiah |
Kehidupan awal dan pendidikan
suntingSyarifah lahir pada tahun 1896 di Tanjung Pura dari latar belakang keluarga bangsawan. Ayahnya, Tengku Pangeran Embung Jaya Setia, adalah wakil Sultan Langkat di Luhak Langkat Hilir dan ibunya, Tengku Aisiah, adalah adik dari Sultan Musa Langkat.[1]
Ia mengenyam pendidikan di lingkungan istana Kesultanan Langkat hingga mencapai usia akil baligh. Setelah mencapai usia akil baligh, ia memasuki masa pingitan yang membuatnya memutuskan untuk berhenti bersekolah dan menghabiskan waktunya dalam kurungan. Pada tanggal 27 Oktober 1912 ia menikah dengan Sultan Syarif Kasim II di Tanjung Pura. Setelah menikah ia diangkat menjadi permaisuri sang sultan. Pada tanggal 3 Maret 1915, Syarifah mendapatkan gelar tengku agung ketika sang suami diangkat menjadi Sultan Siak.[1]
Mendirikan sekolah
suntingSyarifah sering menemani suaminya ketika sedang ada kunjungan. Pada sebuah kunjungan ke Medan di mana suaminya menghadap Residen Sumatra Timur, Syarifah menyaksikan perempuan bisa bekerja di kantor pemerintahan. Hal ini sangat berbeda jauh dengan di Siak di mana aktivitas wanita hanya memasak dan melayani suami.[2][3]
Melihat kemajuan hak wanita di Medan, Syarifah mengagas pendirian sekolah wanita untuk mencerdaskan kehidupan perempuan sehingga mereka bisa sejajar dengan pria. Ia mendirikan sekolah wanita yang bernama Sultanah Latifah School pada tahun 1927.[3][4] Sekolah wanita ini merupakan sekolah wanita peratama di Riau. Sultanah Latifah School baru memiliki gedung pada tahun 1928.[5]
Syarifah merancang kurikulum pembelajaran Sultanah Latifah School.[4] Pembelajaran sekolah menigkuti sistem barat.[6] Di sekolah, para siswi mempelajari tentang keterampilan mengurus rumah tangga, keterampilan pekerjaan tangan, kebersihan, keterampilan menenun. Keterampilan menenun menjadi mata pelajaran yang khas dari sekolah ini.[4] Sekolah ini juga menerima siswi-siswi dari berbagai latar belakang mulai dari anak sultan dan permaisuri, orang biasa yang tinggal di kampung tidak jauh dari istana, hingga yatim piatu.[5][3]
Meninggal dunia
suntingSyarifah meninggal dunia pada tanggal 2 November 1929. Ada beberapa versi kematiannya mulai dari sakit dibagian perut, kecelakaan hingga konspirasi pemerintah kolonial Belanda. Ia dimakamkan di kompleks makam Sultan Syarif Kasim II dan permaisurinya. [1]
Kehidupan pribadi
suntingDari pernikahannya dengan sang sultan, Syariah tidak memiliki anak.[7]
Penghargaan
suntingPada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Siak menamakan sebuah jembatan yang bernama Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah sebagai bentuk apresiasi yang tinggi.[8] Selain itu, namanya juga diabdikan sebagai nama sebuah istana di Siak.[9]
Referensi
sunting- ^ a b c Wilaela et al. 2018, hlm. 23.
- ^ Wilaela, Wilaela (2014). "Sultanah Latifah School di Kerajaan Siak (1927-1945)". Sosial Budaya. 11 (1): 128.
- ^ a b c Raditya, Iswara N. "Syarifah Latifah: Pelopor Pendidikan Perempuan di Kesultanan Siak". tirto.id. Tirto. Diakses tanggal 7 Juli 2024.
- ^ a b c Wilaela et al. 2018, hlm. 28.
- ^ a b Wilaela et al. 2018, hlm. 29.
- ^ Wilaela et al. 2018, hlm. 27.
- ^ Hasudungan, Anju Nofarof (2020). "TENGKU AGUNG SYARIFAH LATIFAH SEBAGAI SOSOK KARTINI RIAU DAN INSPIRASI UNTUK GENERASI EMAS INDONESIA". Bihari. 3 (2): 103.
- ^ Wilaela et al. 2018, hlm. 24.
- ^ Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak. "ISTANA LATIFAH ( ISTANA PERADUAN )". sigaya.siakkab.go.id. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak. Diakses tanggal 7 Juli 2024.
Bibliografi
sunting- Wilaela, Wilaela; Ghafur, Abdul; Hasbullah, Hasbullah; Widiarto, Widiarto (2018). Prosopografi Tokoh Perempuan Pendidik di Riau (1926-2016). Pekanbaru: CV Asa Riau. ISBN 978-602-6302-60-1.