Teman Ahok adalah sebuah organisasi yang diinisasi oleh sekelompok anak muda yang berasakan banyaknya manfaat pembangunan dari kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka yakin bahwa performa Ahok membawa beberapa perubahan besar untuk Jakarta. Beberapa nilai yang dipegang Ahok seperti anti-korupsi, kerja keras, transparansi dan akuntabilitas dinilai menjadi hal penting untuk mengubah wajah buram Jakarta. Birokrasi di Pemprov Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga dinilai lebih responsif, revitalisasi sungai dilakukan secara kontinu, kemacetan dan banjir perlahan-lahan juga berkurang. Selain itu, Teman Ahok percaya bahwa akses pendidikan dan kesehatan di Jakarta sudah mulai terjangkau dengan adanya Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS).[1] Hal-hal semacam itu yang mendasari anak-anak muda, terutama di Jakarta, membentuk sebuah organisasi bernama Teman Ahok.

Profil Teman Ahok

sunting

Teman Ahok memiliki visi yaitu: menghimpun dukungan dari seluruh warga DKI Jakarta yang memiliki keinginan Jakarta lebih baik, tertata, manusiawi, dan bebas korupsi di masa depan untuk memenangkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai gubernur terpilih tahun 2017-2022 dengan cara yang demokratis, kreatif,[2] terhormat dan memberi manfaat edukasi politik bagi warga Jakarta dan seluruh Indonesia.

Adapun misi dari organisasi Teman Ahok adalah:

- Menjadi wadah silaturahmi warga DKI Jakarta yang mendukung Ahok untuk bergerak bersama dan saling membantu

- Mengorganisir dukungan terhadap Ahok agar tidak tercerai berai

- Memberikan pemahaman kepada public agar tidak terpancing isu-isu primordial yang tidak ada sama sekali kaitannya dengan kebijakan pembangunan

- Memberikan edukasi politik bagi warga Jakarta dan menginspirasi Indonesia untuk berkampanye politik secara kreatif dan terhormat

- Menjadi garda terdepan untuk meluruskan berita-berita yang tidak benar atau fitnah terhadap Ahok.

Teman Ahok sendiri merupakan organisasi yang bersifat kerelawanan atau volunteering. Mereka bertekad untuk mewujudkan partisipasi politik yang nyata sebagai suatu bentuk masyarakat yang melek politik dan memiliki visi untuk menciptakan kesejahteraan bagi penduduk Jakarta dan memajukan DKI Jakarta. Kerja-kerja kerelawanan tersebut mereka terjemahkan dalam berbagai aktivitas kreatif dan memberikan kesan inklusif dan transparansi.[3]

Untuk mewujudkan hal itu, mereka membuat laman bernama TemanAhok.com. Di dalam laman tersebut termuat beberapa informasi penting seperti informasi konsolidasi politik yang dilakukan Teman Ahok, mulai dari progresifitas kerja pada saat pengumpulan Kartu Tanda Penduduk, alasan memilih Basuki Tjahja Purnama, laporan keuangan, donasi dan kegiatan sosial yang dilakukan dengan menjajakan atribut sebagai sistem fundraising, dan lain sebagainya. Website tersebut memungkinkan publik untuk dapat memantau secara jelas mengenai aktivitas politik-sosial Teman Ahok.[4]

Teman Ahok juga tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu, termasuk dengan berbagai lembaga atau organisasi apa pun yang memiliki aktivitas di bidang politik praktis. Mereka murni terdiri anak-anak muda kreatif yang memiliki perspektif jangka panjang tentang politik. Teman Ahok berkeyakinan bahwa berpartisipasi dalam partai politik tidak selalu harus melalui partai politik, melainkan juga dapat dilakukan melalui aktivitas kerelawanan yang bersifat kreatif.[3]

Relasi Berjejaring

sunting

Relasi berjejaring yang dibangun oleh Teman Ahok dipetakan menjadi dua hal, yaitu relasi internal dan relasi eksternal. Relasi internal berkaitan dengan konsilidasi internal dalam organisasi Teman Ahok. Relasi tersebut berhubungan dengan mekanisme relasi dalam perekrutan relawan dan pengambilan kebijakan organisasi. Sementara itu, relasi eksternal berkaitan dengan interaksi Teman Ahok dengan partai politik dan jaringan relawan dalam lingkup tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama.

Teman Ahok juga berupaya untuk menghimpun sebanyak mungkin relawan sebagai salah satu langkah progresif untuk memenuhi target 1 juta KTP untuk Ahok. Hal itu disebabkan oleh kondisi wilayah administrasi Jakarta yang amat luas, jumlah penduduk yang banyak, dan mobilitas atau persebaran penduduk yang tinggi. Hal itu yang membuat Teman Ahok perlu untuk membentuk relasi berjejaring yang kuat dan luas, mulai dari ibu rumah tangga, masyarakat biasa, mantan anggota partai politik, hingga kader partai politik.[3]

Keberhasilan Teman Ahok dalam menghimpun relawan dengan beragam latar belakang dan identitas tidak terlepas dari figur Basuki Tjahaja Purnama sebagai medium pengikat. Kehadiran Ahok sabagai simpul pengikat menjadikan para relawan secara sukarela mendukung Basuki Tjahja Purnama agar terpilih kembali menjadi gubernur DKI Jakarta.

Keretakan

sunting

Pada tahun 2016, Teman Ahok mendorong agar Ahok mengambil jalur independen dalam pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 dengan kegiatan pengumpulan KTP sebanyak 1 juta buah.[5] Namun pada 27 Juli 2016, Basuki mengeluarkan keputusan untuk memilih jalur parpol yang terdiri dari Nasdem, Hanura dan Golkar.[6] Keputusan tersebut memunculkan rasa kecewa dari pihak yang menginginkan Ahok memilih jalur independen sehingga memunculkan tagar #BalikinKTPGue di Twitter yang menjadi Trending Topic.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ http://www.liputan6.com/tag/kartu-jakarta-pintar
  2. ^ Arianto, B. 2015. Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Pilpres 2014. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Edisi Juli 2015.
  3. ^ a b c Sihidi, Iradhad Taqwa. 2017. Ekspresi Volunterisme Politik (Studi Teman Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017). Tesis. Program Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada.
  4. ^ https://www.tempo.co/tag/teman-ahok
  5. ^ BBC Indonesia: Teman Ahok lampaui target, kumpulkan lebih dari satu juta KTP
  6. ^ Ahok Pilih Jalur Parpol pada Pilkada DKI Jakarta 2017
  7. ^ Ahok Pilih Jalur Parpol, Tagar #BalikinKTPGue Heboh di Twitter